Year: 2012

Selamat Datang Nyamuk. Selamat Datang Jerawat.

Dua hal yang sudah lama tak saya jumpai beberapa tahun belakangan: nyamuk dan jerawat. Entah kenapa dua objek yang banyak dijauhi orang tersebut kembali menghantui saya di akhir tahun ini. Kenapa ya? Nyamuk. Bandung, seperti yang diketahui semua orang, adalah kota dataran tinggi dan beriklim dingin. Ada mitos bahwa nyamuk tidak bisa hidup setelah ketinggian tertentu [Al Gore, An Inconvenient Truth]. Memang tidak ada bukti bahwa nyamuk tidak bisa hidup di daerah dataran tinggi atau daerah dingin [1][2]. Bahkan ada studi yang membuktikan bahwa mitos itu salah[3]. Akan tetapi, saya hampir tidak pernah menemui nyamuk dalam 4 tahun belakang ini. Setidaknya di sekitar daerah tempat saya tinggal. Hmm… Akhir-akhir ini, Bandung sering mengalami curah hujan yang cukup tinggi. Tidak jarang (baca: 99 dari 100 hujan) menyebabkan banjir di beberapa daerah. Sebut saja depan kosan saya. Pemerintah (baca: Kadin Pengairan Bandung) sih bilangnya “drainase sudah baik, hanya curah hujannya yang tinggi, jadi tak tertampung di drainase“. Err… Dengan definisi curah hujan tak tertampuk drainase, itu artinya drainase buruk pak. [tepuk jidat] Saya setuju dengan Pak Dada yang …

Mimpi Membeku

11 April Upacara penyambutan siswa baru Aku jatuh cinta pada pandangan pertama Memang dia tidak seberapa keren, cuma sepertinya dia tipeku 12 April Mengejutkan sekali Bangkuku tepat berada di belakangnya Dia sedang asyik ngobrol dengan teman sebelahnya Malam itulah terpikir olehku Bagaimana kalau aku pura-pura hilang ingatan Mungkin dengan begitu dia akan tertarik padaku 13 April Aku meminta beberapa teman SMPku supaya pura-pura tidak mengenalku 14 April Setelah jam BK dia berbalik badan melihatku Dan bertanya “namamu siapa?” “dari SMP mana?” Aku hanya memberitahu namaku Dari SMP mana aku tidak ingat, kataku Sesuai dugaan, wajahnya tampak bingung Aku pun menambahkan kalau aku tidak punya ingatan masa lalu Semenjak itu, dia memandangku berbeda Rencana berhasil! 31 April Sekarang hari minggu Untuk membantu mengembalikan ingatanku, dia mengajakku jalan ke tempat-tempat penting di kota Ingat sesuatu? Dia bertanya Aku hanya menggeleng kepala Tentu saja sebenarnya aku tahu semua tempat itu 9 Mei Aku kebingungan saat aku mengecek buka harianku Katanya aku keliling kota dengannya kemarin Tapi ingatan itu, sama sekali tidak ada di kepalaku 16 Mei Aku membuka …

Kemacetan Lorong Selasar Fisika di Tengah Rintik Hujan

Sore kemarin, 10 Desember 2012, seperti biasanya hujan turun rintik-rintik. Terlihat dari lantai dua Labtek V pemandangan hijau asri basah-basah sekitar Campus Center ITB. Akan tetapi, ada yang lain dari pemandangan tersebut. Jumlah pengguna payung yang tidak biasa berjalan hilir mudik di lorong dan jalur kendaraan CC Barat itu. Keren! Entah, seperti melihat pemandangan di universitas di luar negeri saja, pikirku waktu itu. Aku pun menuju lorong selasar fisika tersebut. Bukan karena pemandangan tadi sih, emang mau pulang dan jalur bebas hujannya lewat situ. Dari dekat kejanggalan pemandangan makin jelas. Terdapat keramaian yang sangat tidak biasa disana. Bagaimana ramainya? Pernah mudik naik kereta atau kapal laut? Di lorongnya penuh sesak oleh manusia sampai berputar pun susah bukan? Nah seperti itu… Gilak! Jarak 1 meter aja susah geraknya. Masih ada 5 meter ke depan untuk dilalui dan lautan manusia menghadang. Mau lewat jalan raya sebelah, masih gerimis. Ada apa gerangan? Aku juga tidak tahu. Antri sembako? Atau mungkin pada panik mau pulang, hujan soalnya. (loh?) Tentu saja bukan sepertinya. Alasan paling masuk akal adalah pengumuman nilai …

Renjana Menjadi Dosen

Kalau saya jadi dosen, kok kepikirannya cuma dosen ITB ya. Kalau di tempat lain tidak ada renjana (passion) sama sekali. Tidak tertarik. Kalau di ITB masih ada sedikit semangat lah. Kenapa ya? Arogansi universitas? Hmm… ITB juga menargetkan memiliki 6000 dosen di 2020 [citation needed]. Wow, masih banyak kesempatan (walaupun target yg aneh kalau saya bilang bila kita melihat jumlah dosen yg diterima setiap tahunnya di institut ini). Ya, menjadi dosen sepertinya selalu menjadi alternatif solusi bagi “pilihan hidup”. Ketika orang menanyakan, “habis lulus mau ngapain?”. Terus diikuti dosen “gimana kalau jadi dosen?”. Hmm… Yah itu, kalaupun jadi dosen mungkin cuma niat yg di ITB aja deh. Arogansi? Sepertinya bukan lah (sepertinya). Sudah empat tahun disini tentu saja sudah merasakan kampus sendiri sebagai rumah. Seperti kata lagu itu, “Kampusku rumahku”. Sudah nyaman lah dengan segala kondisi dan lingkungannya. Ngomong-ngomong tentang jadi dosen, kalau jadi dosen, saya ingin jadi seperti Pak Budi Raharjo. Pak Budi ini memang masih jadi dosen idola nomor satu saya. Mohon maaf dulu untuk Bu Ayu dan Pak Rin yang juga favorit saya tetapi belum …

Efek Buruk Qurban

Hari raya qurban sudah beberapa hari berlalu. Kambing-kambing dan sapi-sapi telah dipotong. Daging-daging telah dibagikan ke rumah-rumah warga. Sebagian malah sudah disate dan disop. Kini keadaan telah kembali ke hari-hari biasa. Hingar bingar Idul Adha sudah mulai redup. Yang tinggal kini adalah menunggu para jemaah haji pulang dari negeri para nabi. Sebelum masuk ke artikel ini, Anda pasti bertanya-tanya tentang judul pada artikel ini. Mana mungkin Idul Qurban ada efek buruknya? Penasaran Anda klik juga tautan ke artikel ini. Iya kan? Oke lanjut. Di cisitu, pelaksanaan pemotongan hewan kurban adalah di gang Cisitu Lama 5. Tepatnya adalah lapangan futsal di samping GOR Bulu Tangkis. Hewan yang dipotong disini kurang lebih ada 20an. Jumlah tepatnya saya tidak tahu. Yang jelas, malam sebelum mereka dibantai, saya melihat ada setidaknya 5 sapi dan belasan kambing diikat disana. Mari percepat waktu ke dua sampai lima hari kemudian. Gang 5 di dekat lapangan ini adalah jalan yang paling saya hindari. Kenapa? Karena bau bangkai dan darah sangat menyengat disana. Sekali lewat masih bisa tahan. Dua kali agak menahan muntah. Tiga …

National Blogger’s Day / Hari Blogger Nasional

Do you know that in Indonesia there is a day called “National Blogger’s Day”. That day is celebrated at October 27th. I myself know about this fact just recently. This day was established by The Minister of Communication and Information, Mr M. Nuh on 2007. This is the party day for every blogger in the country. By the way, why the hell Mr. Nuh came up with such a day? I don’t have any idea. Maybe, because he was in charge of national’s communication and information and blog is an integral media of Internet. Or he wanted to encouraged Indonesia’s citizens to sharpen their writing skill. Considering human nature to share things they have, blogging is the perfect place for it (contrary to social network I think). I don’t really consider this is a special day. After all, this is the first time I heard it. I do not prepare anything for the day, nor I hear any significant news or celebration of the day. October 27th passed just like that with weeks with empty …

Laptop Bluescreen 5x Sehari, Hiks

Laptop yang saya cintai ini sudah berumur sekitar 4 tahun lebih sedikit. Saya membelinya pada saat INKM 2008 dahulu. Bolos pada hari Sabtu-Minggunya, hehe. Beli di BEC, harganya 6 jutaan.  Harga ini (di waktu itu) termasuk tergolong murah dengan spek laptop yg lumayan. Efeknya laptop ACER 4530 ini jadi laptop pasaran. Di prodi saya sendiri saja mungkin minimal ada 6 orang yang berhasil saya identifikasi memiliki laptop yang sama. Kini, 4 tahun kemudian laptop ini sudah “berperilaku” selayaknya laptop tua: sudah agak lambat. Kok tahu? Yang paling terasa adalah saat memutar file-file video seperti film atau anime. Entah laptopnya melemah atau codec sekarang makin canggih dan makin butuh proses tingkat tinggi. Saya kurang hobi bermain game jadi kurang bisa merasakan di ranah itu. Namun, di ranah multimedia perubahan kinerja laptop sangat terasa. Misalnya, file video BluRay 1080p 120 menit ukuran 12 GB dahulu dapat diputar dengan lancar (waktu itu belum memakai teknologi DXVA loh ya). Sekarang, file tersebut nyaris tidak bisa ditonton saking lambatnya. Entah apa penyebabnya, prosesor melemah kah? File multimedia ukuran kecil 720p pun tidak …

Jika niat, pasti ada jalan. Jika terbebani, ‘kan terasa berat. Jika kesal, pekerjaan mudah terasa memusingkan.

Asumsikan Anda memiliki tugas untuk mengepos ke jejaring sosial setiap hari. Facebook lah. Entah apapun pekerjaan Anda, sales, manager, bos besar marketing (CMO). Karena sibuk di tempat lain, tidak sempat buka laptop/browser, Anda tidak menjalankan tugas tersebut. Kurang maksimal. Tidak bisa setiap hari. Kemudian, Anda beralasan “belum punya HP yang bagus untuk akses Facebook setiap hari. Cuma ada BB.” Niat memang dasar dari segalanya. Tanpa niat yang benar, ibadah tidak akan diterima. Tanpa niat pula, pekerjaan pasti bakal diselesaikan apa adanya. Yang penting ada lah. Kalau nggak ada ya sudahlah. Orang yang memang punya niat tidak akan menyerah di langkah pertama seperti itu. Jika kita punya impian ke Jepang, apakah kita akan menyerah setelah gagal di tes TOEFL pertama kali. Setelah gagal di universitas pertama. Tentu tidak. Jika memang niatnya ada, jalan lain, jalur alternatif lain pasti terlihat. Jika niat, semua syarat untuk beasiswa pasti dikejar. Jika tidak niat, yah ngirim surat keterangan dari rumah pun terasa ribet. Jika niat, masang poster untuk mengerjai teman di seluruh kampus plus membuat satu baliho ejekan sebagai bonus …

Tombol Publish dan Schedule di WordPress Kegedean?

WordPress akhir-akhir ini memutakhirkan tampilan laman adminnya. Bentuk tombol yang dulu melengkung kini menjadi lebih tajam pinggirnya. Mungkin mengikuti tren gaya Metro-nya Windows 8 kali ya. Walaupun memang tidak setajam Metro kali ya. Namun, walaupun pemutakhiran ini sudah agak lama, kok tombol Publish nya masih aneh ya. Kayak kegedan tulisan gitu. Kan emang udah gede dari dulu. Tapi sekarang kekecilan gitu, jadi separuh tulisan “Publish” saja yg terlihat. Lihat gambar disamping supaya lebih jelas. Oh ya, hal ini juga terjadi pada saat tombolnya jadi “Schedule”. Hanya saat jadi “update” saja ukurannya nornmal. Fenomena ini cuma di diriku atau di laman admin Anda juga gan? Atau emang disainnya gitu yak… Hmm…

Skrol Otomatis di Beranda

Aku baru tahu, ternyata baju (baca: tema) yg sedang kupakai (Sundance) pada laman berandanya sudah memiliki fitur never-ending-scroll. Keren! Jadinya gak usah klak klik lagi kalau sudah baca sampai bawah beranda. Akan ku load otomatis tulisan-tulisan berikutnya. Hmm… Agak telat dari tema-tema lain, tapi ya baguslah. Sebenarnya aku agak setengah hati dengan fitur ini. Agak annoying soalnya. Scoll mentok, eh malah nurun lagi. Ruang jendela berpindah pula. Susah juga mencari tulisan di laman yang kotak scroll-nya sudah menjadi super kecil itu. Yah, tapi itukan urusan pembaca kan ya. Urusan diri ini hanyalah memuat tulisan empunyaku disini. Sistem skrol otomatis modern memang sudah mempertimbangkan lokasi laman dari artikel yang otomatis dimuat. Maksudnya, lihat aja saat Anda skrol, URL yg ada sedikit merubah dengan menambahkan nomor halaman. Sayangnya, nggak ada daftar nomor halaman yg bisa dipencet dan langsung pindah ke bagian halaman tersebut. Pake AJAX kek atau sekedar dipindah posisi skrol. Coba ada, makin gampang kan.

Spam Model Baru: Like SEMUA Pos!

Salah satu tujuan spam adalah menarik perhatian. Jika target tertarik, pengirim spam akan untung. Jika tidak tertarik, yah setidaknya mastermind spam sudah memancarkan keberadaannya (presence) kepada target. Dengan kata lain, target tahu kalau dia itu ada. Biasanya spam pada dilakukan dengan mengirim email yang menarik atau setidaknya pemberitahuan promo. Pada blog, menulis ajakan pada kotak komentar adalah yang paling umum. Berkat Akismet dan Mollom, spam yang terakhir ini bisa diatasi. Akan tetapi, yah setidaknya – jika Anda sempat membaca spam itu atau alamat pengirimnya – Anda jadi tahu kalau web yang bernama BabyCareShop itu ada. Kini dengan munculnya fitur “suka”,  kita dapat membuat interpolasi sendiri mengenai pembaca kita. Artikel seperti apa yang pembaca suka. Yang mana saja. Pembaca darimana saja. Lebih jauh lagi, kita bisa melihat blog pembaca yang menyukai tulisan kita dan menyapa mereka. Memberi umpan balik. Atau bahkan men-stalking supaya lebih tahu lagi ttg kesukaan dia. Akan tetapi, jika ternyata ada seseorang yang dengan gila men-like 15 pos Anda sekaligus. Bukan hanya sekali, tetapi berkali-kali dalam periode yg rutin. Awalnya sih senang. Wah, …

Jika itu rutin tetapi kamu masih sering tidak hadir atau telat, berarti itu belum masuk prioritasmu!

Dengan asumsi bahwa suatu pertemuan/ rapat/ agenda itu rutin, berarti para pesertanya sudah tahu kapan dan dimana sesuatu itu diadakan. Jika sudah tahu waktunya, tentu saja pilihannya cuma dua bukan? Jika sesuai dengan agenda lain, ikuti jadwal itu.  Jika tidak sesuai, tentang. Minta jadwal yang lain. Sederhana. Jika tidak melakukan apa-apa alias diam dan setuju dengan jadwal, berarti kamu punya waktu untuk hal rutin tersebut. Tidak ada halangan agenda lain. Kamu bisa hadir. Kalau tidak ada halangan, kenapa masih sering terlambat atau bahkan tidak hadir? Jawabannya hanya satu: Anda meremehkan hal rutin tersebut. Sesuatu yang diremehkan tidak akan masuk prioritas Anda, bukan? Sesuatu yang bukan prioritas tidak akan membuatmu terburu-buru hadir, menyempatkan diri, atau berusaha sedikit atau bahkan berkorban untuk hanya sekedar hadir tepat waktu dan tidak mengecewakan peserta lain. Solusinya apa? Ya entahlah. Disini saya hanya meracau, bukan ingin memaparkan sebuah problem-solving. Oh ya, lupa. Perihal di atas juga berlaku untuk shalat wajib rutin ya.

Keseimbangan: Rakus Peluang dan Tahi Kucing?

Waktu saya tingkat satu, cisitu dipenuhi dengan banyak tikus. Tikus dalam artian harfiah loh ya. Tikusnya besar-besar pula, hampir sebesar anak kucing. Jika kita berjalan malam-malam, di setiap gang peluang melihat ada tikus yang sedang maraton sangatlah besar. Waktu itu, kondisi jalan cisitu masih lumayan nyaman, setidaknya jika kita jalan kaki di siang hari. Ada tikus yang lewat itu mah biasa. Paling jijik atau serem doang saat mereka lewat. Kita maklum bahwa got disini kotor dan saling terhubung satu sama lain. Sekarang, sepertinya ada cat-boom di kawasan Cisitu Lama ini. Berangsur-angsur, populasi kucing bertambah. Entah siapa yang memulai kok bisa begini. Sepertinya, tiap beberapa blok rumah punya piaraan kucing sendiri. Perlahan, di setiap gang kita bisa melihat hewan unyu itu sedang jalan, berkelahi, atau sekedar bersantai. Tentu saja, jika harus memilih, manusia manapun [citation needed] akan memilih kucing dibanding tikus. Banyak tikus berkeliaran atau banyak kucing berkeliaran? Lebih terkesan menyenangkan yang kedua yak… Namun, jalanan di gang-gang dalam Cisitu Lama sekarang menjadi kurang nyaman. Bau, kotor. Tidak hanya dari comberan yg memang dari sananya terkadang agak …

Tabiat Orang Batak? Atau Sumatera Secara Umum?

Kamis, 11 Oktober 2012 kemarin, saya menjaga stand Sandang Indonesia di acara expo start-up IT mahasiswa Informatika, Colosseum. Sebagaimana penjaga stand pada umumnya, tentu saja saya bertemu dengan banyak orang. Salah satunya adalah seorang perempuan, sesama peserta pameran, yang jelas dari gaya bicara dan wajah merupakan orang batak. Entah bercanda atau gimana, pertanyaan yang beliau ajukan terkesan “menyerang” Sandang Indonesia. Pastinya sih bercanda walaupun nada bicaranya tinggi dan menyerang. Yah, kebanyakan orang batak dan Sumatera memang memiliki nada bicara rata-rata yang lebih tinggi dari orang normal (baca: Jawa). Si mbak itu tidak mengobrol dengan saya. Yang diajak ngobrol teman penunggu stand, Gagarin. Ngobolnya memang terkesan berbantah-bantahan persis para pengacara di ILC itu. Garin agak tenang menahan kesal dan si mbak tertawa-senyum. Bercanda sambil bertengkar. Mungkin mereka memang saling kenal atau sesama anggota apres. Dari obrolan itu, melihat pula kebanyakan pengacara-pengacara sok adalah orang batak, saya mulai melihat kebelakang terhadap diri saya sendiri. Jangan salah, ini bukan artikel bernuansa pelecehan SARA ya. Saya sendiri orang batak jadi menyindir membahas suku sendiri jelas tidak apa-apa dong ya… Walaupun orang batak (batak mandailing …