Month: Februari 2017

Orang Jepang: Tiada Ekspektasi Politik

Suatu hari, saya di kantor ngobrol panjang dengan teman semeja. Sangat jarang lho di Jepang ngobrol pas lagi suasana kerja. Waktu itu temanya tentang… Jeng jeng jeng… Anime jaman dulu, dragon ball, sailor moon, card captor, doraemon, dll. Juga hobi koleksi stiker Bikkuriman salah satu senpai. Dan setelah ngobrol ngalur ngidul, nyerempet juga ke Trump dan politik jepang. Saya cerita ke mereka. Kalau di Jepang, ketemu orang atau temen di jalan ngomongnya cuaca kan yak? Ya nggak juga lah, jawab temen saya di sebelah. Ternyata bayangan saya berbeda dg kenyataan. Terus saya melanjutkan, ngomongin politik nggak? Kalau orang Indonesia, ketemu temen atau orang nggak dikenal di jalan, politik terkini biasa jadi obrolan. Setidaknya half of the time lah. Di Jepang? Nggak ada topik politik yang bisa diomongin, katanya. Kehidupan politik dan kehidupan mereka seperti kankenai, nggak ada kaitannya. Setidaknya menurut mereka gitu. Mungkin mereka sudah sibuk dan pusing dengan urusan sekolah atau kantor kali ya. Menurut teman saya itu, orang Jepang tidak memiliki ekspektasi apa-apa ke para pejabat dan pemerintah. Apa mau mereka terserah lah, gitu mungkin ya. …

Meja di Lab: Tujuh Layar dalam Satu Waktu

Cuma mau pamer foto meja kerja saya di lab waktu kuliah master di TUT. Setahun terakhir sebelum lulus, kira-kira beginilah pemandangan tempat nongkrong saya. Dalam satu waktu, harus bisa memantau tujuh layar sekaligus. Ketujuh layar tersebut adalah: Laptop pribadi, pekerjaan utama disimpan disini, ngelatex juga disini. PC Lab, sebagai server yang dipake buat riset tesis. Laptop i7 Lab, saya suruh kerja rodi learning sama testing macam-macam. PC Lab 2, nganggur pas Mas Igi lulus, daripada nggak dipake kan, mending buat bantu si laptop i7. Monitornya kadang buat extend laptop pribadi. Tablet, buat ngoding aplikasi android dan mengambil gambar muka sendiri Hape, nyetel Man with Mission atau One OK Rock dari yutub, atau Crash Course atau Kurzgesagt atau PBS Space Time, dkk. Epson, layar off-screen (foto di atas ya layarnya), buat ngambil gambar muka orang. Note: Foto diambil dengan Epson Moverio BT-200 (Smart-glasses), yang mengambil foto juga tampak di tablet. Foto agak burek karena si printer kacamata cuma punya kamera dengan resolusi VGA. Oh ya, pada konstelasi meja kerja di atas ada empat PC yang mesti dioperasikan antar sesama. Penasaran biar nggak repot kebanyakan mouse/keyboard? …

Tronton Baligo Iklan Berjalan

Satu hal yang saya temukan unik di Jepang adalah penggunaan tronton sebagai baligo berjalan. Seperti di foto di atas, si tronton ini dicat penuh dengan iklan. Kemudian si tronton kerjaannya hanya muter-muter wilayah pusat kota dengan lambat. Berjalan dengan sangat lambat. Kalau bisa kena lampu merah di setiap persimpangan, dia akan melakukannya. Pertama kali saya melihat truk semacam ini, di Tokyo, iklan yang ditayangkan di truk adalah iklan sebuah grup band lokal atau grup idol. Foto membernya terpampang raksasa di bak putih tronton. Yang lebih unik bukanlah gambanya. Melainkan si truk juga menyetel lagu keras-keras. Lagu si band tersebut. Namanya juga iklan bukan? Jadi ya, yg diiklankan apa lagi kalau bukan lagu si grup band. Nggak mesti grup band, produk lain juga bisa diiklankan di tronton ini rupanya. Dan tentu saja, pakai suara-suara juga dong. Saya belum pernah melihat fenomena seperti ini di Indonesia. Mungkin saya kurang gaul aja kali. Setidaknya di Bandung saya belum pernah lihat. Ada nggak ya di Indonesia? Jika nggak ada, wah mungkin ini peluang bisnis tuh! Kalau di Bandung, diputer-puterin …

Sikat Gigi di Jepang Nggak Ada yang Bener

Entah perasaan saya aja atau gimana ya, saya merasa kalau sikat gigi di Jepang itu kok kawai-kawai gitu… Bukan gambar atau disainnya lho ya. Ukurannya. Kecil-kecil gitu. Rasanya beda jauh dengan memakai sikat dari Indonesia. Agak nggak nyaman jadinya kalau dipakai. Awal-awal di Jepang, memakai sikat gigi imut ini sering kali merah-merah manis keluar dari gusi saya. Ada juga sih ukuran yang lebih gede dari ukuran mainstream. Namun, jadi bukan memanjang, malah melebar jauh. Gemuk gitu…. Di gambar atas bisa diamati perbedaan antara sikat gigi di Jepang dan Indonesia. Tiga sikat gigi di kiri dibeli di Jepang. Sikat gigi paling kanan dibeli di Indonesia. Yang kedua dari kanan dikasih sama Singapore Air, jadi mungkin standar di Singapore kali lah ya. Sikat gigi Singapore kurang lebih berukuran sama dengan Indonesia. Saya sengaja beli sikat dengan merek yang sama. Systema. Di Indonesia ngimpor juga mereka. Tampak jelas kalau sikat gigi di Jepang cenderung lebih kecil. Ukuran yang paling banyak ditemukan bisa sampai separuh dari ukuran sikat gigi di Indonesia. Hm Hm… Mulut orang Jepang kecil-kecil atau biar hemat pemakaian …