Kalau saya jadi dosen, kok kepikirannya cuma dosen ITB ya. Kalau di tempat lain tidak ada renjana (passion) sama sekali. Tidak tertarik. Kalau di ITB masih ada sedikit semangat lah. Kenapa ya? Arogansi universitas? Hmm… ITB juga menargetkan memiliki 6000 dosen di 2020 [citation needed]. Wow, masih banyak kesempatan (walaupun target yg aneh kalau saya bilang bila kita melihat jumlah dosen yg diterima setiap tahunnya di institut ini).
Ya, menjadi dosen sepertinya selalu menjadi alternatif solusi bagi “pilihan hidup”. Ketika orang menanyakan, “habis lulus mau ngapain?”. Terus diikuti dosen “gimana kalau jadi dosen?”.
Hmm… Yah itu, kalaupun jadi dosen mungkin cuma niat yg di ITB aja deh. Arogansi? Sepertinya bukan lah (sepertinya). Sudah empat tahun disini tentu saja sudah merasakan kampus sendiri sebagai rumah. Seperti kata lagu itu, “Kampusku rumahku”. Sudah nyaman lah dengan segala kondisi dan lingkungannya.
Ngomong-ngomong tentang jadi dosen, kalau jadi dosen, saya ingin jadi seperti Pak Budi Raharjo. Pak Budi ini memang masih jadi dosen idola nomor satu saya. Mohon maaf dulu untuk Bu Ayu dan Pak Rin yang juga favorit saya tetapi belum menempati posisi teratas. 😀
Kata Pak Budi, beliau mengajar sebagai hobi. Cuma untuk mengenal anak muda jaman sekarang dan berbagi pengalaman dengan mereka. Keren yak! Bisnisman dengan hobi dosen. Beliau tidak berpenghasilan dari dosen itu. Kabarnya gajinya tidak diambil. Ya, namanya juga sambilan. Kemudian, cara mengajar beliau tidak kaku. Santai, ramah, dan membuka pikiran. Seringkali, beliau mengajar dengan memakai kaos pegawai gitu. Walaupun bos, tampilannya sederhana.
Keren kan? Daripada jadi dosen yang cuma formalitas dan membuat mahasiswa males datang kuliah. Kuliah Pak Budi selalu menarik dan mahasiswa merasa rugi jika tidak datang. Pengetahuan yang diberikan selalu sangat menarik. Namun, sepertinya susah jadi dosen seperti itu. Gak kepikiran saya caranya gimana. Tidak terbayang juga jika saya jadi dosen bisa tidak jadi dosen dengan jiwa mengajar. Hmm… Sekarang jadi guru SMP saja (baru 4 bulan) sudah lumayan penat. Nggak pingin-pingin lagi dah. Tapi jadi dosen ITB, hmmm.. Masih bisa dipertimbangkan mungkin.
Yah gitulah, hanya rubrik “what if I become” di blog ini. Belum ada rencana untuk jadi dosen juga. Masih ingin jadi entreprenur atau kerja di luar negeri. Kalau ngomong ginian, jadi inget kartun yg ini deh. Nilai saya agak lumayan bagus soalnya… Hehe, 🙂

Sumber: foto linimasa page DrEaMeRs
bikin logo twitter, fb dll di “pread the words” nya gmn sih?
Bet, ente cocok ni jadi Jurnalis Investigasi, yang kerjaannya menyelidiki kasus2 sulit tapi spektakuler, cem TinTin gitu 😀
Tiap liat blog ente, saya jadi pengen nulis lagi di blog. Udah lama ni kagak nulis. hehe
berarti nilainya A+ semua.