Jadi Ceritanya...
Comments 9

Selamat Datang Nyamuk. Selamat Datang Jerawat.

Dua hal yang sudah lama tak saya jumpai beberapa tahun belakangan: nyamuk dan jerawat. Entah kenapa dua objek yang banyak dijauhi orang tersebut kembali menghantui saya di akhir tahun ini. Kenapa ya?

Nyamuk.

Bandung, seperti yang diketahui semua orang, adalah kota dataran tinggi dan beriklim dingin. Ada mitos bahwa nyamuk tidak bisa hidup setelah ketinggian tertentu [Al Gore, An Inconvenient Truth]. Memang tidak ada bukti bahwa nyamuk tidak bisa hidup di daerah dataran tinggi atau daerah dingin [1][2]. Bahkan ada studi yang membuktikan bahwa mitos itu salah[3]. Akan tetapi, saya hampir tidak pernah menemui nyamuk dalam 4 tahun belakang ini. Setidaknya di sekitar daerah tempat saya tinggal. Hmm…

Akhir-akhir ini, Bandung sering mengalami curah hujan yang cukup tinggi. Tidak jarang (baca: 99 dari 100 hujan) menyebabkan banjir di beberapa daerah. Sebut saja depan kosan saya.

Pemerintah (baca: Kadin Pengairan Bandung) sih bilangnya “drainase sudah baik, hanya curah hujannya yang tinggi, jadi tak tertampung di drainase“. Err… Dengan definisi curah hujan tak tertampuk drainase, itu artinya drainase buruk pak. [tepuk jidat] Saya setuju dengan Pak Dada yang mengatakan bahwa “siapa saja yang mengatakan drainase buruk, saya menyatakan setuju buruk![4] Heh, tautologi. Now what, sir?

Ehm, kembali ke topik. Mungkin karena banjir inilah nyamuk menjadi punya motivasi sarana untuk memperbanyak koloni dan berani melakukan penyerangan terhadap manusia. Banjir -> genangan air -> nyamuk berjaya. Tapi, emangnya bertambah begitu banyakkah genangan air di Bandung? Perasaan tinggi selokan sama saja kok. Jalan memang banyak bolong, tapi kayaknya dari dulu juga gitu.

Sekarang setiap buka jendela pasti banyak nyamuk terbang-terbang. Kalau tidur malam, lampu mati, dan laptop masih menyala, mereka suka bermain di depan layar. Huh, mengotori layar saja (sasaran empuk untuk dipites). Pagi-pagi pun sekarang bisa digigit nyamuk. Hmm… Lama-lama kesel juga sama mahluk ini. Sepertinya memang harus ada rencana preemptive untuk menghalangi mereka mengusai dunia. Toh, jika nyamuk dimusnahkan dari muka bumi, ekologi tidak akan terganggu [5].

Jerawat.

Penyakit satu ini memang misterius. Ada yang bilang kebanyakan makan kacang atau karena makan santan. Ada yang bilang karena jatuh cinta (loh). Kalau kata wikipedia sih ada tujuh penyebab jerawat: 1. produksi minyak berlebihan, 2 sel-sel kulit mati, 3 bakteri, 4 kosmetik, 5 obat-obatan, 6 telepon genggam, 7 stres.

Eh, ngomong-ngomong, ini bisa disebut penyakit nggak ya. Oh ya, ada situs yg mendedikasikan diri untuk membahas penyebab jerawat loh: www.penyebabjerawat.com. Baru tahu saya.

Sama seperti nyamuk di atas, objek satu ini sudah empat tahunan tidak saya temui. Sekarang satu dua mereka bersarang di dekat tepian rambut wajah. Karena di tepian, terkadang mereka ini jadi mengganggu. Membuat gatal atau bahkan sakit (digaruk soalnya).

Kalau nyamuk karena banjir, jerawat ini muncul karena apa?

Produksi minyak? Sepertinya saya jarang berkeringat. Sel kulit mati bercampur dengan minyak produksi hormon androgen? Nggak tahu, terlalu sulit untuk diperkirakan. Bakteri sepertinya tidak. Kosmetik dan obat-obatan nggak lah ya. Dandanan saya selalu minimalis dan saya nggak suka ngobat. Telepon genggam juga bukan, jarang menempelkan telpon ke pipi. Stress? Wah walaupun TA saya memusingkan dan kadang sulit memformulasi satu algoritma padahal bukan yang fundamental, kayaknya saya nggak sampai gila. Yah, kadang agak panik dan mengesalkan juga sih. ^^v

Karena makanan kayaknya juga bukan. Kacang nggak pernah makan. Kolesterol nggak juga. Rutinitas makan selama beberapa tahun ini tidak ada perubahan. Makanan di simpang dago gitu-gitu aja, nggak berubah. Ayam, ayam dan ayam. Nggak sehat amat sih, tapi empat tahun ini biasa aja.

Atau jangan-jangan? Wah… Nggak mungkin lah ya.. Hehe…

9 Comments

    • Aduh, gimana sih Pak Rin. Kok malah dibocorin. Kecewa saya… (loh)

      ^^, cuma becanda pak. Sama siapa juga… Saya kan jarang kemana-mana sekarang. Seringnya juga dikosan, hehe…

      (sempet bingung mau jawab komen ini apa :))

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.