Memperkenalkan alnuansa.com
Blog yang fokus kepada bahasa dan nuansa antar kata dan kalimat. Juga tentang menulis, dan sesekali sosial politik.
Kategori ini berisi unek-unek yang di sampaikan oleh si blog itu sendiri atau tulisan pemilik tentang blog ini sendiri. Kebanyakan tulisan disini tentang tes blog, kebangkitan blog, kenapa blognya mati, ayo nulis lagi, dsb.
Blog yang fokus kepada bahasa dan nuansa antar kata dan kalimat. Juga tentang menulis, dan sesekali sosial politik.
Travelog yang akan fokus ke wisata dan hidup di Jepang. 33 artikel wisata telah dipindah dari blog ini ke altravel.tokyo.
Saya ingin memekarkan blog dengan topik khusus demi meningkatkan aktivitas menulis saya, sekalian mengeksplorasi teknologi hosting.
Blog ini sudah mempublikasikan lebih dari 500 artikel! Wow! Mengingat blog ini sudah berumur 10 tahun, agak wajar juga sih 500 artikel. Setahun 50 artikel. Tapi tetep aja wow!! Nulis apa aja tuh? Saya juga nggak ingat apa aja topik yang ada di blog ini. Informasi yang bisa diekstrak tentang saya. Atau opini apa yang entah masih saya pegang atau nggak… 500 artikel boi… Pastinya kalau saya nyalon presiden, bakal banyak yang mengutek-utek blog ini buat mencari-cari titik kesalahan, kekonyolan, atau inkonsistensi pandangan politik saat kampanye. Misalnya menunjukkan artikel ini kalangan oposisi menuduh “wah, itu, si calon pernah memain-mainkan uang negara!!!” Terus belum tentu saya sadar kalau itu beneran saya yang nulis. Jadi saya menyangkal tuduhannya. “Saya tidak pernah memegang uang dalam bentuk apapun, apa lagi memain-mainkannya!” Haha… 500 artikel… Masih merasa wow… Yup! Yosh!! Next up, 1000 artikel! Semoga nggak butuh 10 tahun untuk mencapai target selanjutnya ini.
Awal-awal penulisku mengisi diriku ini, perataan paragraf yang dia gunakan adalah justifikasi. Entah apa itu bahasa Indonesianya? Perataan kiri kanan? Atau perataan aja? Dulu kayaknya dia berpikir kalau justifikasi itu membuat artikel jadi bagus. Kayak koran gitu. Rapih. Cantik. Mungkin lebih mudah dibaca kali ya. Namun ada banyak kelemahan dalam perataan justifikasi paragraf di web. Beberapa malah jadi antitesis dari alasan penggunaan justifikasi di koran. Pertama tengok paragraf yang diset dengan perataan kanan kiri di bawah ini. Paragraf ini diambil dari artikel Logo Provinsi yang merombak seluruh logo provinsi di Indonesia. Cek tengah paragraf, rentang spasinya jadi nggak rata. Aku tadinya mau memdemonstrasikan live dengan paragraf di atas, tapi kan justifikasi di web ini bergantung pada lebar jendela, jadi susah deh ngasih liat sisi jeleknya. Blob di tengah teks ini tentu saja tidak membuat teks lebih mudah dibaca. Pinggir-pinggir rapih sih kesannya cakep, tapi tengah itu lebih penting karena mata manusia mengalir di dalamnya saat membaca. Bukan terpaku di pinggir. Di contoh di atas sih cuma sebaris. Kalau yang muncul berbaris baris? Misal kata yang muncul panjang-panjang. …
Jadi dari dulu saya pengen bikin domain baru dan ngeblog di hosting sendiri. Lihat-lihat di perusahaan hosting kayaknya ga begitu mahal. Mungkin yang 50.000 (rupiah) sebulan udah lumayan. Cuma buat blog doang kan, 500 yen. Kalau punya domain & hosting sendiri, bisa macem-macem. Pake tema wordpress yang keren. Atau malah upload situs / subdomain sendiri. Folder repo sendiri. Atau multi blog di bawah satu nama. Yang membuat hal itu hingga saat ini hanya berupa wacana salah satunya adalah nama domain. Enaknya apa ya? Di .id atau di .com atau dimana? .me? Melihat nama blog ini, kalau disamakan ya tinggal albadrln.com tapi kok kayaknya hmmm… Ada yang kurang. Atau albadrln.id? Hm…. Albadr.id? Albadr.me? Ada usulan? Yang paling ideal adalah kalau ada top level domain .ln, sayang belum ada negara dengan nama berhuruf l dan n. Ada satu situs yang entah benar atau tidak (menurut wiki) memberi domain .ln bagi pelanggannya. Situsnya ttg pembelian sertifikat tanah di bulan gitu -.-. Si .ln adalah domain bagi lunar, katanya. Cuma ini situs kayak hoax banget gitu… I mean. Mana …
Seperti biasa, ada artikel unt membuat alasan kenapa blog ini akhir-akhir ini gak aktif, dan janji kalau setelah ini bakal lebih aktif lagi.
Tentu saja, setelah absen menulis lama, artikel pertama yg “wajib” ditulis blogger adalah meminta maaf karena sudah lama tidak menulis (seolah-olah sebelumnya sering menulis dan seolah-olah banyak yg baca) dan berjanji setelah ini bakal menulis lagi, lebih sering. Blog ini juga, sudah mencatat tulisan bernada seperti ini sekian kali. Bahkan ada kategori khusus, Blog’s Rambling namanya. Dan tidak terkecuali, tulisan ini pun bertipe sama dan di bawah kategori tersebut. Okeh, kali ini apa lagi alasanmu, penulisku? Sok sibuk? Habis menghabiskan akhir bulan Juni dengan berpergian yg tidak biasa? Iya bro blog… Jumat. Gathering di Holten Golden Flower. Pulang jam 10 malam. Sabtu pagi dari jam 6 langsung ke Ancol, jadi pager bagus teman sekosan. Pulang jam 3 sore. Itupun masih ngurusin kado nikah yg gagal dibuat mamangnya karena bingung dengan disainnya. Minggu pagi jam 8, berangkat ke Selangor, Malaysia. Konferensi Internasional ICEEI ke empat. Sampai jam 1 waktu setempat, langsung naik Van sejam lamanya ke hotel. Duduk sebentar, scouting daerah sekitar, terus jam 5 dijemput bibi buat keliling Selangor. Sampai rumah bibi jam 1 malam dan langsung …
Semuanya dimulai dari kelulusan saya di Bulan April 2013. Tanggal kelulusan yg merupakan rencana terbaik (best plan) dan terburuk (worst plan) dari wisuda saya, dengan kemungkinan tengah-tengah ada di antaranya. Loh, gimana bisa? Best dan worst di satu tanggal dan tengah-tengah di antaranya?
Pada waktu memulai blog ini, saya merumuskan judul blog “Blog Kemaren Siang” dengan konsep berikut. Saya adalah anak culun, yang baru memulai melihat dunia maya (alih-alih dunia nyata). Baru saja lulus SMA waktu itu. Untuk menggambarkan konsep itu, ada adagium yang cukup terkenal “anak kemaren sore”. Maknanya, anak yang baru saya sadar akan dunianya kemaren sore. Jadi belum bisa berbuat apa-apa lah. Nah, saya menganggap bahwa blog saya ini lebih rendah dari sekedar blog kemaren sore. Blog yang baru muncul kemaren sore, belum ada apa-apanya lah. Blog saya lebih cupu lagi. Oleh karena itu saya beri nama “Blog Kemaren Siang”. Namun, setelah saya pikir-pikir lagi, kayaknya keputusan itu memiliki kesalahan fundamental yang luar biasa. Logikanya nggak pas. Anak kemaren sore itu dipandang sebelah mata karena dia baru melek kemaren sore, dalam artian pengalamannya masih sedikit, baru sedikit mengenyam asam garam. Dari kemaren sore sampai hari ini, ah baru sebentar. Nah, dengan keinginan saya untuk merendah, lebih rendah dari itu, harusnya saya menulis Blog Kemaren Malam atau Blog Tadi Pagi. Kan lebih sebentar lagi. Itulah kesalahan logika …
Masih kecil sih dibanding blog-blog kawan yang pastinja lebih WOW! Tapi lumayannya sebagai batu loncatn pertama. Ayo, semangat. Tingkatkan lagi!
Jadi, beberapa hari yang lalu saya digigit tomcat. Rasanya nggak enak banget. Gatel parah. Perih. Bentol. Dan bertahan agak lama. Ini membuat saya bertanya-tanya… #berita gaya detik.com
Bagian ini adalah ringkasan atau excerp artikel. Artikel ini cuma membahas bagian tulisan di wordpress yang muncul di FB/Twitter. Artikelnya singkat doang, jangan dibaca.
Banyak orang yang mengepos review in 2012 blognya. Di daftar blog reader, setidaknya ada 5 pos dengan gambar yang sama. Saya juga akan melakukan hal yang sama dengan mereka, tetapi dengan tambahan “caci maki” terhadap annual-report milik wordpress ini.
Do you know that in Indonesia there is a day called “National Blogger’s Day”. That day is celebrated at October 27th. I myself know about this fact just recently. This day was established by The Minister of Communication and Information, Mr M. Nuh on 2007. This is the party day for every blogger in the country. By the way, why the hell Mr. Nuh came up with such a day? I don’t have any idea. Maybe, because he was in charge of national’s communication and information and blog is an integral media of Internet. Or he wanted to encouraged Indonesia’s citizens to sharpen their writing skill. Considering human nature to share things they have, blogging is the perfect place for it (contrary to social network I think). I don’t really consider this is a special day. After all, this is the first time I heard it. I do not prepare anything for the day, nor I hear any significant news or celebration of the day. October 27th passed just like that with weeks with empty …