Month: April 2010

Advance Beggar Engineering

Ini adalah lanjutan dari artikel Beggar Engineering (for Beginner). Berikut ini adalah teknik lanjutan dari mengemis. Teknik yang disebutkan di bawah ini termasuk teknik level tinggi. Silakan dipelajari dan diterapkan atau hanya sebagai bahan rujukan untuk direnungkan. Just for the five hundred, we belong.

Beggar Engineering (for Beginner)

This time we will learn some techniques about begging (or beggaring?). I have encountered many form of this thing. And I will inform you some aspect I have explored about it. You can explore it too in your environment and everywhere, and you can apply it too if you want. Tidak ada satupun dari teknik-teknik di bawah ini yang memerlukan keahlian khusus. Anda dapat mempelajari keahlian umum yang diperlukan oleh beberapa teknik disini dimana saja. Atau anda dapat membuat anda seolah-olah menguasai keahlian tadi. Jumlah yang dihasilkan dari teknik-teknik dibawah ini tidak saya jamin. Semuanya tergantung USAHA anda. Dan saya tidak menyarankan anda menggunakan teknik-teknik ini, karena semua teknik ini sudah saya temui yang artinya basi. Saya juga menyarankan anda menguasai teknik-teknik lain, daripada mengemis. Dan satu yang perlu anda camkan, tindakan mengemis bukanlah membuka ladang amal bagi orang lain. Jangan mengharap pahal darinya. Jangan juga mengharap orang yang member anda uang mendapat pahala. Salah satu syarat sedekah memang tersedekah adalah fakir atau miskin, tetapi bukanlah peminta-minta.

Hidup adalah Asumsi

Awas, membaca artikel ini mungkin akan menyebabkan Anda berfikir bahwa penulis ini gila, stress, terlalu filosofis, gak mikir, atau kebanyakan mikir, atau bahkan atheis. Yah, saya gak mau disebut satu pun dari di atas, apalagi yang terakhir. Artikel ini ditulis sebagai bahan latihan saja. Jika mungkin silakan dijadikan bahan renungan, atau sekedar fun. Anggap aja akhir-akhir ini saya lagi seneng nulis hal yang berbau filsuf dan logika (Devil Proof, Hempels Raven). Saat Bertarung dengan Sasuke, Uchiha Itachi berkata “Orang menjalankan hidupnya terikat dengan apa yang mereka lihat sebagai baik dan benar. Itulah yang mereka dengungkan sebagai kenyataan. Padahal, baik dan benar tidaklah dapat diandalkan tetapi hanyalah istilah yang samar. Kenyataan mereka ini dapat dengan mudah berbalik menjadi ilusi. Ya, karena setiap orang hidup dengan asumsi masing-masing.”