All posts tagged: jepang

Satu Buah Mangga dan Bungkusnya

Jadi saya membeli satu buah mangga. Di Jepang, harga mangga tidak wajar. Satu biji bisa mencapai 3000 yen (setara Rp300.000,-). Yang saya nemu ini nggak begitu ‘mahal’, cuma 800 yen saja. Sekali-kali beli lah ya, satu, udah lama nggak makan mangga soalnya. Yang juga agak beda dari Indonesia adalah gaya membungkus si buah. Berikut laporannya. Ngomong-ngomong, kalau Anda belum dengar, katanya orang Jepang saat bungkus membungkus agak overkill. Saya agak kurang bisa membuktikan dan merasakan hal ini sih, agak lebay emang tapi nggak segitunya juga. Misalnya kalau beli gantungan kunci, satu-satu dibungkusi kertas terus dimasuki plastik kecil sendiri-sendiri lalu baru dimasukkan ke kresek bersama. Setidaknya sampai saya membeli satu buah mangga ini. Di kiri atas adalah gambar satu buah mangga yang saya beli di dalam keresek. Kanan atas adalah isi dari kesek tersebut, bungkusan kertas dari mangga yang mungkin saya beli. Singkat cerita, berikut gambar setelah mangga menyeruak total dari sarangnya. Bungkus dari paling luar ke dalam: Kantong keresek plastik untuk membawa Kantong kertas Singgasana Kertas tisu lembut supaya empuk Pembungkus berjarik yang biasa membungkus buah, supaya lebih …

Lima Menit Yang Begitu Berharga

Jepang dikenal sebagai bangsa yang cepat jalannya dan begitu tepat waktu. Hal ini tercermin dari sistem transportasinya yg menitan. Jadwal kereta tertera sampai ke menit dan dijamin berangkat di menit itu. Hanya topan dan orang bunuh diri aja yg bisa membuat kereta terlambat. Bus masih banyak kemungkinan (untuk halte bukan ujung rute) karena macet misalnya. Saya sebenarnya agak ragu sih apakah karena orang Jepang “punctual” sehingga mereka membuat teknologi seakurat itu atau sebaliknya karena teknologi yg begitu canggih, perlajan-lahan mereka jadi belajar tepat waktu. Well, by the way. Menurut Anda, seberapa lama waktu dihabiskan sehingga bisa disebut berharga? Mungkin salah satu jawabannya adalah 5 menit. Jika jadwal Anda adalah naik kereta 8.03, pastkan jangan naik kereta yang 8.01 karena Anda bisa nyasar. Dengan sistem yang ketat waktu seperti ini, kita bisa memprediksi dengan ketelitian tinggi kapan kita sampai kantor, kapan akan naik transportasi berikutnya, kapan kita bisa ketemu dimana, berapa lama kita harus menunggu, seberapa cepat kita harus lari. Dua minggu ini saya harus magang di kota sebelah, jam ngantor mulai dari 8.30. Saya harus ambil paling tidak bus …

Beasiswa Pendidikan Indonesia dari LPDP Kemenkeu RI

Saya akan menceritakan tentang Beasiswa Pendidikan Indonesia atau lebih dikenal dengan Beasiswa LPDP. Sebenarnya situs resminya ada, yaitu beasiswalpdp.org dan lpdp.depkeu.go.id. Akan tetapi, informasi di sana kayaknya kurang lengkap. Saya akan memberikan informasi yang saya tahu yang mungkin tidak ada disana. Tujuan saya menulis artikel ini adalah tentu supaya teman-teman banyak yang tahu ttg beasiswa LPDP ini, dan mendaftar. Promosi. Nama resmi beasiswa magister dan doktor yang diselenggarakan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan ini adalah Beasiswa Pendidikan Indonesia, sesuai petunjuk dari menteri. Bukan beasiswa LPDP. Tapi keduanya memang agak kurang catchy ya namanya, dibanding Dikti, Bius, Bidik Misi, Fullbright, Monbusho/MEXT, Erasmusmundus dan nama-nama unik lainnya. Mungkin nanti diganti dengan yg lebih menarik, misal beasiswa Cakrawala atau Angkaramurka gitu. Beasiswa ini diambil dari sebagian dana abadi pendidikan yang disisihkan dari 20% anggaran pemerintah. Sebagaimana namanya, dana abadi pendidikan disimpan untuk masa depan. Terus, setelah sekian tahun (saya lupa dari tahun berapa) disimpan kok malah makin banyak. Tidak termanfaatkan. Oleh karena itu, dibuatlah sebuah lembaga bernama LPDP untuk mengelola dana pendidikan ini. Salah satu programnya adalah BPI. Update 2015: Sistus beassiwalpdp.org …

Cerita Pak Kimura: Pernikahan Orang Jepang

Sebagai penutup seri dua tema bulan ini, saya menyampaikan artikel yang menyilangkan keduanya: jejepangan dan ninikahan. Sebelum masuk ke cerita inti yg saya dengar dari Pak Kimura, mungkin ada baiknya kita simak sekilas info tentang masalah yg dihadapi di jepang saat ini. Jepang sedang mengalami yang namanya bencana populasi. Jepang adalah negara yang sangat makmur dan kaya yg salah satu indikator utamanya adalah rata-rata umur, hingga 80 tahun untuk pria. Peringkat yg sepertinya paling tinggi seluruh dunia. Akan tetapi, tingkat kelahiran Jepang kian tahun selalu mencetak rekor, terendah. Peringkat kelahiran Jepang hanya 10.3 dari 1000 orang di tahun 1993 [1] dan sekarang lebih rendah lagi, hanya 1.75%. Akibatnya, jumlah populasi produktif Jepang sangatlah sedikit. Katanya, jumlah orang tua di atas umur 65 tahun mencapai 20% populasi disana, bahkan tahun 2010 pun Jepang kehilangan 212.000 penduduk [2]. Kalau tren ini terus begini, populasi Jepang hanya akan setengah dari sekarang 70 tahunan lagi. [3] Itulah mengapa Jepang banyak impor pelajar dan pekerja ke negaranya. Proyek terbarunya saja, Global 30, menargetkan 300.000 pelajar asing yang studi di kelas …

Cerita Pak Kimura: Sampah di Jepang

Pak Kimura bercerita tentang sampah di Jepang. Kalau disini, kita buang sampah bisa seenaknya. Saat saya bilang seenaknya, itu berarti seenak kita. Mau buang di kotak sampah, selokan, bawah kolong meja, dll. Bahkan saat buang di kotak sampah pun hampir tidak ada yg peduli untuk memisahkan yg mana yg organik mana yg anorganik. Padahal kategorisasi sampah disini hanya dua. Kalau mau buang sampah pun, disini bisa pakai plastik apa saja kan? Mau trash bag betulan merek apa saja, mau kantong bekas dari minimarket, atau kresek biasa. Bebas. Di Jepang, kata Pak Kimura kita tidak bisa bebas. Disana setiap rumah kalau mau buang sampah wajib berlangganan ke perusahaan pengelola sampah kota. Kalau nggak berlangganan, ya nggak bisa buang sampah. Simpen sendiri aja di rumah. Nah, kalau sudah berlangganan boleh tuh meletakkan sampah di tempat penampungan sampah. Kemudian, tidak seperti disini yg pakai kantong apapun boleh. Sampah yg dibuang di Jepang harus dikemas oleh kantong plastik khusus dari kota. Intinya, harus beli merek tertentu yg disediakan oleh pemerintah kota. Nggak bisa sembarangan. Cek dulu kantong di kota …

Cerita Pak Kimura: Universitas Sakura dan Bank Tomat

Dalam rubrik Cerita Pak Kimura ini, saya akan menceritakan cerita yg diceritakan kepada saya oleh Prof. Kimura, profesor dari Tohoku University yg tinggal di Indonesia mengepalai Tohoku University International Relation Office (TUIO) di ITB. Saya sudah bertemu dengan beliau kira-kira satu tahun untuk belajar bahasa Jepang. Beliau membuka kursus gratis di kantornya di atas IRO ITB, depan lapangan sipil. Kalau Anda mau ikutan, tunggu aja kira-kira Agustus/September. Semoga saja masih buka japanese language course-nya. Beliau mengajar bahasa Jepang dengan bahasa Jepang (+bahasa Inggris logat Jepang sikit-sikit). Dan beliau banyak menceritakan hal-hal trivial di Jepang sana yg mungkin disini agak terlihat aneh. Nah, cerita ini yg akan saya tulis sikit-sikit. Ceritanya beberapa berkaitan dengan kehidupan di Jepang. Saya sih belum pernah kesana. Tadinya ingin menulis cerita Prof Kim ini setelah dapat melihat langsung kebenaran cerita beliau. Namun, kayaknya butuh ngisi blog nih. Hitung-hitung juga mengisi hati di bulan ini. Jadi ya dipercepat publikasinya. Sekalian menyemangati diri kali ya, supaya cepat kesana. Aamiin. Nah, suatu ketika di buku Minna no Nihonggo, terdapatlah sebuah teks dengan tulisan Sakura Daigaku, alias …