Tadi (barusan) saya laper. Karena bosen makan yang aneh-aneh, akhirnya saya memutuskan untuk makan di Balubur, di Warung Pecel Lele Jawa Timur yang sering saya singgahi. Jaraknya dari kosan cukup jauh, sekitar 1 – 2 km melewati ITB ke selatan. Entah mengapa perasaan ini timbul dengan kuat, padahal biasanya paling males keluar malem apalagi jauh dan cuma untuk makan. Akan tetapi, keinginan kuat itu tak dapat ditahan. Motor pun dikeluarkan dan aku pun capcus ke sana. Sampai di sana ku bilang “mas biasa satu” ke mas-masnya dan pesanan pun datang. Telor+tempe+tempe+kol goreng terhidang di hadapan. Selesai makan, aku pun pulang. Entah mengapa punglor yang biasanya memungut pungli kepada motor yang parkir di jalan balubur sebagai tukang parkir di pojok sana tidak menyambangiku. Aku pun cabut cepat-cepat sambil mengetes motor yang baru diservis (setelah 3 bulan + 3 kali per tiga minggu naik gunung). Sesampai di simpang dago dekat kosan aku kaget. Ternyata para pedagang kaki lima di sana lenyap. Jalanan sepi namun polisi dimana-mana. Padahal tadi pas berangkat lewat sini aku tak menyadari apa-apa. Hm, …