Motivasi Hikmah dan Galau
Comment 1

Jika niat, pasti ada jalan. Jika terbebani, ‘kan terasa berat. Jika kesal, pekerjaan mudah terasa memusingkan.

Asumsikan Anda memiliki tugas untuk mengepos ke jejaring sosial setiap hari. Facebook lah. Entah apapun pekerjaan Anda, sales, manager, bos besar marketing (CMO). Karena sibuk di tempat lain, tidak sempat buka laptop/browser, Anda tidak menjalankan tugas tersebut. Kurang maksimal. Tidak bisa setiap hari. Kemudian, Anda beralasan “belum punya HP yang bagus untuk akses Facebook setiap hari. Cuma ada BB.”

Niat memang dasar dari segalanya. Tanpa niat yang benar, ibadah tidak akan diterima. Tanpa niat pula, pekerjaan pasti bakal diselesaikan apa adanya. Yang penting ada lah. Kalau nggak ada ya sudahlah. Orang yang memang punya niat tidak akan menyerah di langkah pertama seperti itu. Jika kita punya impian ke Jepang, apakah kita akan menyerah setelah gagal di tes TOEFL pertama kali. Setelah gagal di universitas pertama. Tentu tidak. Jika memang niatnya ada, jalan lain, jalur alternatif lain pasti terlihat. Jika niat, semua syarat untuk beasiswa pasti dikejar. Jika tidak niat, yah ngirim surat keterangan dari rumah pun terasa ribet. Jika niat, masang poster untuk mengerjai teman di seluruh kampus plus membuat satu baliho ejekan sebagai bonus sambil dikejar-kejar satpam pasti bisa dicapai.

Kembali ke masalah di paragraf pertama tadi. Wah, gimana dong, HP bukan Android nih… Gak bisa OL terus. Haduh, haduh lucu, Tahukah Anda bahwa ada fitur akses Facebook via sms? Jika niat, tentu saja hal ini bisa jadi opsi. Yah, memang akses Facebook lewat sms terlalu bothersome. Mahal dan menyusahkan. Saya juga tidak akan pernah mempertimbangkan opsi sms tersebut. Namun, emangnya Blackberry nggak punya browser ponsel gitu? Gak pernah kepikiran apa buka browser BB. Secupu itukah handphone blackberry? Atau Anda juga lupa kalau Anda punya tablet? Wong, yg punyanya cuma HP Soner batangan jadul saja bisa chat FB saat dibutuhkan kok. Niat.

Kalau tidak niat, yah menulis propaganda/ajakan “Malam sobat… Besok Hari Pahlawan loh! Ayo kita sama-sama pakai simbol kepahlawanan yuk…” yang hanya sekali enter ke kotak Facebook pun merupakan pekerjaan yang sangat susah. Padahal tinggal copy paste dari rencana yg ada. Padahal status Facebook itu punya fungsi penjadwalan. Sibuk heh. Keteteran heh. Memang tidak niat mungkin.


Asumsikan Anda memiliki cukup banyak pekerjaan. Teman Anda yang memiliki kewajiban yang sama dengan Anda pun meminta tolong untuk mengerjakan sesuatu. Kalian punya tugas yang sama, wajar jika ia berbagi kerjaan. Apalagi jika porsi tugasnya terasa terlalu banyak dan porsi tugas Anda belum ada.

Pekerjaan itu sebenarnya gampang. Cuma googling, terus tulis tiga baris, selesai. Cuma buka laman konfig, buka setting sekali, tambah suatu kondisi, selesai. Mungkin tidak sampai 15 menit masing-masing tugas tadi bisa selesai. Hanya saja, Anda kan orang sibuk. Gile lu, gue ini lagi sibuk. Nambah-nambahi kerjaan lagi. Entar lah. Tentu saja bukan karena Anda tidak niat tetapi memang tidak ada waktu dan ruang pikir untuk disisihkan sedikit ke tugas itu. Tugas tadi itu menjadi beban Anda. Berat. Parahnya lagi, teman Anda itu pengangguran. Terlihat tidak ada amanah yg penting-penting amat, malah menyerahkan tugas segampang itu ke Anda. Emang lu gak bisa apa. Deadline nih!.

Ya sudah. Kalau memang rasanya jadi beban, seperti sifat alami beban, itu akan terasa berat. Pekerjaan yang memang mudah sekalipun akan tampak super sulit dan menyebalkan untuk dikerjakan. Coba bayangkan orang yang tidak menganggap tugasnya sebagai beban. Misalnya ia menganggap tugas itu sebagai hobi, pelampiasan, penghabis waktu, atau penambah skill. Orang tersebut bisa jadi tidak menganggap tugasnya berat walaupun kepalanya pusing tujuh keliling merealisasikan tugas tersebut.


Asumsikan Anda . Anda memang punya cukup niat dan menganggap pekerjaan sebagai beban juga tidak. Akan tetapi, Anda kesal. Mungkin salah satunya karena adanya sedikit ketidakadilan. Nih orang kok reseh banget. Banyak banget mintanya. Gak ngerti bedanya kebutuhan dan keinginan. Orang yg leha-leha dibiarin aja, orang yg terporsir gak ada penghargaannya.

Karena kesal, timbul ketidaksukaan terhadap suatu tugas yang diberikan kepada Anda. Mungkin tidak langsung sampai ke tahap “tidak suka” sih. Namun, prinsip “sedikit-sedikit lama-lama menjadi bukit” bisa juga diaplikasikan disini. Kesal atau bahasa kerennya mood. Timbunan mood buruk yang kecil-kecil dari berbagai pihak bisa memicu Anda untuk mengutuk dunia.

Jika kita mengerjakan sesuatu sambil kesal, Anda tidak akan bisa bekerja dengan jernih. Pekerjaan yang mudah pun terasa begitu memusingkan saat dikerjakan. Duh ini kok gini sih. Ini gimana ya? Yang itu? CPU Usage otak Anda akan terasa sangat tinggi sekali dalam mengerjakan tugas itu tadi. Jauh lebih tinggi dari yang seharusnya dikerjakan. Bisa-bisa Anda akan kelelahan dan kehabisan oksigen sebelum tugas itu selesai, padahal tugasnya hanya satu dua kali klik.

Sebaliknya, pekerjaan sesulit apa pun semestinya bisa lancar dikerjakan dengan pikiran yang jernih. Masalah bisa dianalisis dengan lebih baik. Rencana dan pilihan bisa ditetapkan dengan parameter yang jelas. Dan yang paling penting, hati kita tenang. Desingan kipas di kepala bisa diredam sehingga tidak membuat tubuh lemas.


Simpulannya, kita harus mengerjakan tugas dengan niat, tanpa merasa itu beban, dan pikiran yang jernih. Memang susah, tapi ya, itulah kehidupan yg penuh intrik. Bagaimana caranya? Jika Anda punya usul, mari diskusikan di kolom di bawah.

1 Komentar

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.