All posts tagged: Lebaran

Tanjungbalai : Saya (Akhirnya) Pulang (1) ~ Tiket dan Bandara

Sampai dua hari sebelum lebaran, kepulangan atau ketidakpulangan saya masih belum dapat dipastikan. Beberapa kali saya mengecek tikep pesawat sebelum lebaran saya tidak menemukan harga yang memuaskan. Harga minimal yang dikeluarkan adalah 1,4 juta rupiah. Tentu saja itu tidak bisa dijangkau oleh saya. Hampir putus asa, saya sudah berekspektasi untuk lumutan di kamar kos selama liburan dua minggu ini. Bahkan saya sudah bersiap-siap stok makanan untuk berjaga-jaga suatu saat tidak ada warung yang buka. Usai shalat jumat terakhir di Bulan Ramadhan, pikiran itu terlintas di saya. Kenapa tidak mengecek jadwal usai lebaran ya, dimana arus mudik sudah mulai turun. Setelah mengecek, wah mengagetkan juga. Ada yang dibawah satu juta pada hari H lebaran. Sekitar 800 ribu berangkat dari Jakarta ke Medan berangkat subuh jam 5.25, nggak shalat id dong. Setelah dicek ternyata Airasia ada juga yang murah dari Bandung ke Medan, tetapi berangkat subuh. Setelah dicek lagi ternyata Lion Air lebih murah hanya Rp660.000 dan berangkat sore jam 5. Kebanyakan penerbangan dari Jakarta lebih murah sedikit daripada dari Bandung. Wajar darisana lebih ramai. Akan tetapi, …

Blue Rose dan Bunga di Tepi Jalan

Mawar biru alias blue rose adalah mawar yang tidak ada secara alami di alam. Mawar tidak memiliki gen untuk menghasilkan warna biru. Akan tetapi, manusia tidak kehabisan akal. Biasanya mawar yang berwarna biru, seperti gambar di atas, diwarnai dengan zat pewarna. Mawar yang tadinya berwarna putih dicelupkan sehingga berubah wujud menjadi lebih indah. Manusia juga tidak puas sampai disana. Rekayasa genetika pun dilakukan untuk membuat mawar berwarna biru dari lahir bukan pada saat dia mati. Meskipun hasilnya sebenarnya belum bisa disebut biru, hanya sekedar ungu saja. Selain kebangsawanan, mawar biru menyimbolkan usaha manusia untuk mencapai sesuatu yang tidak mungkin. Penggapaian cinta yang tak dapat dijangkau. Misteri hidup. Dan terwujudnya impian. Dua hari sebelum lebaran, pinggir Jalan H. Juanda atau yang lebih dikenal dengan Jalan Dago sudah dipenuhi para penjual bunga. Tidak seperti dua tahun lalu, bunga-bunga yang meramaikan simpang dago kali ini berlangsung dua hari. Mungkin karena waktu lebaran dan liburan sangat dekat dengan waktu masuknya perkuliahan dan liburan tengah tahun. Kali ini pula, langit dapat bekerja sama dengan tidak mengeluarkan cairan kesuburannya. Akan tetapi, …

Lebaran At Metro, With Love

Bukan bermaksud durhaka kepada orang tua, atau diusir oleh orang tua. Lebaran kali ini, sama seperti kemarin, saya tidak pulang ke rumah – Tanjung Balai, Sumatra Utara. Sebaliknya saya memilih untuk mengunjungi mantan kampung, Kota Metro tercinta. Apa boleh buat. Saya tak menginginkan lebaran makan kurma, madu, dan arum manis lagi seperti tahun kemarin. Mengunjungi sobat-sobat lama, dan guru-guru yang telah berjasa sepertinya jauh lebih agung dan menantang dibanding mengunjungi mall-mall yang tutup dikala lebaran.

Ngeteng 2011 : Metro-Bandung

Perjalanan ngeteng biasanya lebih lancar dari bus langsung. Faktor utamanya biasanya di pelabuhan. Antrian kendaraan bisa sangat panjang, sehingga anda harus menunggu sangat lama. Macet di pelabuhan. Kalau anda jalan kaki tentu saja bisa menghemat waktu lebih besar. Well, kelancaran sebenarnya hal yang relatif. Terakhir saya melaju dari Metro ke Bandung, ada ‘insiden’ sedikit. Saya mulai jalan dari Metro pukul 17.30. Dengan waktu sesore ini, bus di Metro masih ada tapi hanya sedikit. Tak beruntungnya, saya mendapat bus kecil. AC sih, tapi biasanya lebih besar, yang ini ukuran 25 kalau tak salah kernetnya bilang. Mungkin karena masih lebaran ke 6 hari Senin, bus itu penuh. Tak dapat kursilah awak. Mau tak mau berdiri pula saya di bus. Untung ada koper yang cukup besar, bisa diduduki.

Killing the Holy Day

Seperti yang saya janjikan, walaupun agak lama juga terlambatnya akan saya ceritakan rangkuman perjalanan tidak jelas keliling bandung ku di waktu di hari nan fitri (baca: holy day) yang lalu. Seperti yang telah kuceritakan, perjalanan ini dilakukan sekedar ngabuburit alias menghabiskan waktu liburan menghilangkan kebosanan dan beratnya liburan lebaran. Btw itu, Emang Idul Fitri ada Bahasa Chinanya ya? (Gambar ditemukan di dekat Jalan AA)

Kurma, Madu, dan Arum Manis

Sepuluh September pagi, sayup-sayup takbir bersahutan di langit sana menandakan bahwa hari ini adalah hari raya, hari raya kembali. Menandakan pula kalau aku telat bangun dan shalat subuh di masjid. Setelah kemarin ku kira takkan ada kumandang takbir, ternyata ada pula sesahutan takbir di malam lebaran Bandung ini. Sebenarnya takbirnya mulai setelah shalat isya di malam sebelumnya, diiringi dentuman-dentuman dan percikan di langit tentunya. Aku tidak yakin apakah itu petasan atau bom beneran.

Flowers in the Holy Night

Sore ini hari terakhir ramadhan. Aku masih di Bandung, di kosan ku sendiri. Seminggu terakhir selalu hujan cukup deras di luar sana, membuatku buka seadanya di kosan atau nekat menunggangi superbit menembus cucuran air untuk sekedar mencari es pisang hijau yang telah lama ku dambakan. Tetapi sore ini, aku terkurung di kosan malas beranjak dari novel Negeri 5 Menara yang sedang ku baca. Meskipun esok lebaran, aku belum – atau tidak bisa – bertemu keluargaku. Meskipun esok lebaran, suasana sore ini sama seperti sore-sore sebelumnya. Magrib ku berbuka dengan kurma, madu, dan arum manis, terlambat ke masjid dan ketinggalan jamaah di masjid super cepat An-Nur. Meskipun esok lebaran, tiada yang berbeda di masjid. Tidak ada takbir bada magrib, tidak ada kumpul-kumpul atau sensasi meriah lainnya. Sepi, semua* telah kembali ke rumah masing-masing.

Idul Adha Moment

Kembali lagi mengisi blog di hari ini 10 Zulhijjah, hari Idul Adha saat setiap muslim di dunia merayakan hari qurban setelah sekian lama abstain dan stress. Hari ini juga aku mungkin mengalami sesuatu yang tak terlupakan dan agak beda sepanjang sejarah aku melewati idul adha. Sebelumnya, saya mengucapkan Selamat Lebaran Qurban buat semua saudara ku muslim dan muslimah di seluruh dunia.

Liburan (Lebaran ver)

Lebaran seharusnya hepi bukan? Tapi setelah mengalami 2 minggu liburan (baca: lebaran) hatiku terasa hampa. Rasanya ada beban dan sesal yang terperangkap di diri. Libur kali ini agak kurang berguna dan menyakitkan. Bukan hanya karena kurang ketemu relasi, tapi juga karena terlalu sering menghadap TV-Komputer-Laptop plus tidur.