Islam, North Sumatera
Tinggalkan sebuah Komentar

Festival Takbir dan Bedug Tanjungbalai

Anak baca ArRahman

Suasana di jalan raya TJB

Sudah menjadi tradisi di Indonesia bahwa malam sebelum hari raya Idul Fitri diisi dengan takbiran. Jadilah sebutan malam takbiran. Tidak hanya di masjid (karena kalau cuma di Masjid, sebutan tadi tidak akan ada) tetapi juga di jalan-jalan dan keliling kota. Biasanya pakai mobil, truk, atau bahkan motor. Setiap kota biasanya ada semacam festivalnya sendiri. Kalau di Bengkulu (kalau saya tidak salah ingat) ada yang namanya festival tabot, jadi mobil-mobil dihias sedemikian rupa saat keliling takbiran ini. Kalau di Tanjungbalai, ada yang namanya festival bedug dan takbir.

Tanggal 7 Agustus 2013 malam, suasana jalanan kota Tanjungbalai (yang memang biasanya sudah sesak oleh motor dan betor) disesaki oleh banyak orang lebih dari biasanya. Motor, betor, dan mobil-mobil pick-up berisi anak-anak kecil dengan speaker. Mereka berteriak-teriak takbir, menabuh gendang, dan bahkan ada anak di sebuah truk yang membaca surat Ar-Rahman.

Namun, di alun-alun kota, lapangan Sultan Abdul Jalul Rahmatsyat atau biasa disebut lapangan pasir, ada keramaian yang berbeda. Di bawah satu-satunya bangunan berbentuk kerang terbuka yang terletak di pinggir barat lapangan, sebuah panggung cantik terhias kain-kain dan ornamen ketupat. Di bawahnya terdapat beberapa beduk dan spanduk besar Festival Takbir dan Bedug. Berjarak sekitar 15 meter dari area panggung, entah siapa yang inisiatif “ambil jarak” duluan, warga berjejer di atas sepeda motornya menonton persiapan panggung dari kejauhan.

Suasana Lapangan Pasir Tanjungbalai

Suasana Lapangan Pasir Tanjungbalai saat Festival Bedug

Sekitar pukul 9, acara dimulai. Bapak walikota Tanjung balai, Bapak Munthe, memberikan sambutan. Bahwa festival ini sebagai bentuk rasa syukur. Rasa mengumandangkan takbir. Dan rasa membesarkan syiar islam. Dan jangan lupa bahwa judul festival adalah Takbir dan Bedug, jadi takbir duluan baru bedug. Bedugnya yang harus mengikuti (menyesuaikan.pen) takbir bukan sebaliknya.

MC pun mengabarkan, total peserta festival bedug kali ini ada 28 grup yang terbagi menjadi dua kelas: kelas muda dan kelas umum. Peserta terdiri dari anak SMP/SMA dan ada juga yang berasal dari warga sekitar atau mungkin – ini tebakan saya – jemaah masjid kali ya.

Salah satu tim memainkan karyanya

Salah satu tim memainkan karyanya

Berikut adalah beberapa video perlombaan takbir dan bedug yang berhasil saya rekam. Saya hanya berhasil merekam 5 aksi (itupun sudah sampai jam 12 malam). Silakan menonton:

Akhir kata, menurut saya festivalnya cukup keren dan mendapat antusiasme yang sangat besar dari warga. Untuk ukuran kota kecil seperti Tanjungbalai (kota dengan skala 0 dalam ukuran jumlah mall), festival seperti ini dapat menjadi sarana hiburan (dan mungkin dakwah) bagi warganya.

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.