Antipati
Cerita pendek tentang seorang gadis yang berusaha menghindar dari peperangan berkecamuk di hadapannya.
Cerpen #2 yg berhasil rampung. Cerpen ini terinspirasi dan tergambar begitu nyat saat mendengar Supercell – Ambivalentidea.
Cerita pendek tentang seorang gadis yang berusaha menghindar dari peperangan berkecamuk di hadapannya.
Cerpen #2 yg berhasil rampung. Cerpen ini terinspirasi dan tergambar begitu nyat saat mendengar Supercell – Ambivalentidea.
Lebaran kali ini saya diberi kesempatan oleh Allah untuk merayakan Idul Fitri pada hari H di rumah. Ini lebaran saya bersama keluarga di Tanjungbalai setelah 4 tahun sebelumnya saya masih berkesempatan lebaran bersama keluarga di Metro. Dua tahun disela-selanya saya “libur”. Karena lebaran kali ini cukup spesial, keluarga saya pun menyempatkan diri untuk jalan-jalan pascalebaran. Mumpung di Sumatera Utara, tentu saja tempat wisata paling wah yang mampu dipikirkan adalah Danau Toba. Tahun kemaren sih saya sudah mengunjungi situs populer untuk danau toba yaitu Pantai Parapat. Karena sudah pernah kesana, kami mencari alternatif lain. Dengar-dengar ada tempat wisata yang relatif baru yang juga sangat menarik untuk dikunjungi. Namanya Taman Simalem Resort. Lokasinya di Karo, jadi ujung danau toba paling utara nih. Dilihat dari gambar googling-googling, tempat ini sangat menjanjikan. Berikut link-link review yang saya baca dan situs ini juga punya situs web juga loh http://tamansimalem.com/ dan Facebook fanpage https://www.facebook.com/TamanSimalemResort. Disini katanya sering dibuat untuk foto pre-wedding (contohnya liat di page). Ah, jadi pengen… Oh ya, jangan salah sebut ya. Namanya bukan taman semalem. Kalau “semalem”, di dearah sini itu …
Kemarin, saya melihat sebuah kutipan yang membodohi orang yg menyalahkan korban pemerkosaan karena berpakaian minim dg analogi bank. Saya setuju kutipan itu punya unsur kebenaran. Tapi menurut saya itu dangkal dan lucu.
Ulasan artikel tersebut pada setiap paragraf, maksud penulis apa. Juga bahasan lengkap tentang judul artikel. Beberapa respons ekstrem dari pembaca juga dikutip dan diulas.
Kemaren ada opening OSKM di SARAGA ITB. Acaranya bagus, tapi terlalu sore dimulai. Akhirnya menabrak waktu magrib. Yang saya penasaran, bagaimana kelanjutan acara setelah saya pulang sejak adzan magrib itu?
Sebelum ini, saya melaporkan hasil intipan saya ke Bandara Internasional Kualanamu alias KNIA pada saat saya datang ke sana (untuk pulang kampung. Laporan tersebut difokuskan kepada landasan saat mendarat, garbarata dan anjungan kedatangan, dan situasi taman dan tol di luar bandara. Waktu itu saya datang siang pukul 13 jadi fotonya cerah. Kali ini saya akan melaporkan hasil intipan saya pada saat saya pulang. Dengan demikian, fokus laporan ini adalah anjungan keberangkatan dari KNIA. Waktu itu pesawat saya berangkat jam 5 subuh, jadi maklum kalau fotonya gelap-gelap. Sebelum itu saya juga ingin sedikit menceritakan situasasi jalan (dan daerah) sekitar bandara. Terutama jalan (arteri) yang meghubungkan antara bandara ke dunia luar. Seperti artikel sebelumnya, akan ada banyak foto di artikel ini. Jadi harap maklum kalau lambat di-load. Tapi tenang, fotonya sudah dikecilkan semua kok jadi harusnya sih cepet.
KNIA adalah bandara teranyar Indonesia yang sempat heboh karena disainnya yang super apik, bandara dengan jalur kereta terintegrasi pertama di Indonesia, bandara dengan area check in terbuka pertama di Indonesia, dan bandara terbesar kedua di Indonesia dan akan diplot sebagai bandara hub penghubung regional ke Asia Selatan. Saya sempat mengunjungi bandara ini saat saya pulang kampung libur lebaran yang lalu.
Selamat merayakan Idul Mubarak untuk seluruh muslim, baik yang merayakan maupun yang tidak. Semoga Allah menerima amal kami dan amal kalian.
Sudah menjadi tradisi di Indonesia bahwa malam sebelum hari raya Idul Fitri diisi dengan takbiran. Jadilah sebutan malam takbiran. Tidak hanya di masjid (karena kalau cuma di Masjid, sebutan tadi tidak akan ada) tetapi juga di jalan-jalan dan keliling kota. Biasanya pakai mobil, truk, atau bahkan motor. Setiap kota biasanya ada semacam festivalnya sendiri. Kalau di Bengkulu (kalau saya tidak salah ingat) ada yang namanya festival tabot, jadi mobil-mobil dihias sedemikian rupa saat keliling takbiran ini. Kalau di Tanjungbalai, ada yang namanya festival bedug dan takbir. Tanggal 7 Agustus 2013 malam, suasana jalanan kota Tanjungbalai (yang memang biasanya sudah sesak oleh motor dan betor) disesaki oleh banyak orang lebih dari biasanya. Motor, betor, dan mobil-mobil pick-up berisi anak-anak kecil dengan speaker. Mereka berteriak-teriak takbir, menabuh gendang, dan bahkan ada anak di sebuah truk yang membaca surat Ar-Rahman. Namun, di alun-alun kota, lapangan Sultan Abdul Jalul Rahmatsyat atau biasa disebut lapangan pasir, ada keramaian yang berbeda. Di bawah satu-satunya bangunan berbentuk kerang terbuka yang terletak di pinggir barat lapangan, sebuah panggung cantik terhias kain-kain dan ornamen …
Dear diary Blog Kemaren Siang, Desing peluru. Bau mesiu. Dentum ledakan. Di ujung horizon utara, tampak rinai-rinai cahaya. Bersuar… Kerlap kerlip menyeruak putih dari gelapnya malam. Itulah yang akan didapati hampir semua warga Tanjungbalai ketika ia menjejakkan kaki ke luar rumahnya pada malam 27 Ramadhan ini. Entah siapa yang merencanakan non-event ini. Atau memang sudah tradisi (entah siapa yang memulai). Seolah-olah semua warga sudah tahu dan sepakat untuk menyalakan kembang apinya bersama-sama*. Mulai dari maghrib malam ke 27 Ramadhan. Hasilnya lumayan seru. Desing merecon roket siing siing dan rentetan ledakan kecil seperti peluru. Bau asap bekas ledakan kembang api. Dentum ledakan merecon yang agak lebih elit sedikit. Beruntut-runtut tanpa henti. Benarlah kata adikku ri, malam ini seolah-olah sedang berada di kawasan latihan militer**. Menurutku, dibanding orang menyalakan merecon sendiri-sendiri, kemudian mengganggu tetangga. Bikin ribut saja. Kalaupun memang rela membakar-bakar uang untuk merecon, mendingan sekalian ramai-ramai begini. Lebih seru! Jadi event atau non-event yang disepakati bersama. Seperti festival, sehingga semua orang menyalakan kembang api bersama-sama. Jadinya Semarak… Terasa semangatnya… Apalagi kalau festivalnya diadakan oleh pemerintah sebagai daya …
Tinggal di daerah yang terpencil, walaupun masih disebut kota tetapi tidak dapat dimungkiri kalau terpencil, cukup menantang bagi anak informatika. Apalagi kalau bukan internet penyebabnya. Mana masih ada kerjaan yang harus disetor pas liburan menjelang lebaran gini kan. Disini saya mau “sedikit” melaporkan kondisi perinternetan (menggunakan modem) disini. Tanjungbalai adalah daerah yang cukup terpencil. Jaraknya 4 sampai 5 jam dari Medan. Dekat pesisir pantai menghadap langsung ke Port Klang, Selangor, Malaysia. Jaraknya 3 sampai 4 jam laut dari Port Klang. Meskipun begitu, kota ini pernah jadi kota terpadat se-Asia Tenggara loh. Rumah saya agak di daerah pinggir Tanjungbalai (daerah perumahan bukan daerah ramainya). Agak masuk sekitar dua kilometer dari jalan utama menuju pusat kota. Nama tempatnya Sungai Dua. Mungkin karena dahulu daerah ini diapit oleh dua sungai. Oke langsung saja. Di Sungai Dua, TELKOMSEL lemah! Internet is a no-no, walaupun gambarnya sih 3G dan kadang-kadang H. Tapi nggak ada yg ke-load. Dulu saya malah pernah ngetes, lebih cepet di tengah sungai dibanding di rumah saya, hmm… Parahnya lagi, masa semenjak saya kesini, penanda posisi di layar homescreen operator …