Irama Merah Hijau di Jalan Raya Jepang
Di jalur yang banyak perempatan, kalau sini hijau, perempatan selanjutnya hingga cakrawala akan hijau. Sebaliknya, jika merah, sampai ujung sana juga merah.
Berisi tentang Islam, Sains dan hal hal yang menjurus ke arah Serius
Di jalur yang banyak perempatan, kalau sini hijau, perempatan selanjutnya hingga cakrawala akan hijau. Sebaliknya, jika merah, sampai ujung sana juga merah.
Singkat cerita… Internet saya di apartemen (baca: kosan) mati. Dari hari Senin. Yah, saya gak bisa begitu banyak protes sih mengingat bahwa internet di apartemen ini gratis sebagai servis dari pemilik apato (baca: bu kos). Daya jual untuk menarik lebih banyak penghuni. Awal-awal saya pikir cuma sementara saja, eh ditinggal sampe Selasa kok masih ga mempan. Kabelnya kah, coba 4 kabel lain juga sama, ga nyala, maklum saya menyimpan banyak barang aneh-aneh komunitas PPI disini. Akhirnya Rabu masih juga, malamnya cek di kamar teman sebelah ternyata bisa! Jadi bukan salah laptop dan kabel saya. Ya udah, telp besok deh Kamis, mungkin 2 hari sembuh ya. Seenggaknya Sabtu udah bisa main lagi. Hmf,, Don’t get me wrong. Of course, I can live without Internet. Maybe. Hanya saja rasanya ada yang kurang di hati. Tidak ada tempat merebahkan kepala, menenangkan hati, dan menghibur gundah. Mengingat background saya teknik informatika (atau komputer sains), Internet bisa dibilang darah dan daging. Mungkin seperti pelukis dan cat minyak atau pelari dengan ekstra joss kali ya. Namun, analogi ini tentu saja sangat tidak …
Jadi saya baru update berita ttg anak presiden menulis babi enak. Agak konyol memang berita-berita sekarang, satu kalimat di blog bisa jadi berita. Beberapa “media” menambahi bahwa dia menghina makanan kesukaan rasul, ketara ingin menjatuhkan kelompok tertentu. Duh, duh, duh… Tahun lalu saya membayangkan situasi ini untuk pemilu 2030. Xkcd juga pernah membuat komik yg membahas hal serupa untuk pemilu 2032. Nggak nyangka baru setahun, di Indonesia sudah ada aja yang memakai plot device seperti ini.
Ada yg pos kutipan Quran ttg kematian disertai video org yang kolaps tiba-tiba. Sangat menggugah dan membenam dalam jiwa. Namun selidik-selidik, ternyata video itu sama sekali bukan ttg orang yg mati tiba-tiba. Pesan benar tersampaikan tapi ilustrasi salah. Valid ya?
Is the end justify the means?
Ada orang mengepos pelajaran matematika di Kurikulum 2013 ttg aproksimasi perkalian. Konsep yg ada di soal menurut saya bagus hanya eksekusi penjelasannya agak ambigu. Teknik mana yang menjadi fokus ajaran kurang jelas. Aproksimasi umum atau hasil perkalian dengan selisih?
Akhir-akhir ini banyak sekali kasus online bullying terjadi di sekitar kita. Mulai dari orang yang rekues untuk menggaham individual tertentu atau netizen yang menyebarluaskan racauan yang diucapkan netizen lain. Biasanya berupa makian, perendahan terhadap golongan lain, tindakan kurang sosial. Entah kenapa orang senang sekali dengan berita seperti ini, bahwa ada orang di belahan bumi lain yang kurang bagus moralnya. Ngomong-ngomong (ini cuma keisengan saya cek KBBI sih, habis ga tahu padanan bahasa Indonesia): Gaham/Sakat Daring = Online Bullying Dan yang saya maksud dengan istilah di atas adalah mengejek, menghina, atau mencemooh dalam dunia maya individu menulis status pribadi dengan nuansa asosial dalam dunia maya. Atau mengeluarkan pernyataan turut iba/malu bahwa ada orang seperti ini. Atau turut menyebarkan, memberi akses, atau tautan kepada teks asli atau teks gahaman. Huh, susah mendefinisikannya. Harus mendefinisikan pula ‘asosial’ itu yang kayak mana. Let’s go by example. Ada banyak kasus contoh. Pada saat saya masih di ITB, ada sesama civita academica yang di-DO gara-gara nonton bola dan menulis status flaming. Beberapa waktu lalu ada kasus mbak-mbak curhat nggak jelas tentang kursi prioritas di kereta. Yang terakhir antri bensin pertamax. Hal-hal ini memang …
Jika dihitung dari masa akil baligh saya, mungkin bisa dianggap setelah SD, sekitar umur 13 tahun kali ya, hingga sekarang umur 24 tahun, hanya 11 tahun berlalu. Meskipun saya ingat sekali saat Suharto turun (saya sedang dalam perjalanan bus tiga hari tiga malam dari Lampung ke Medan waktu itu), sepertinya umur melek politik saya belum sampai, terbukti tidak terkenangnya pengganti setelahnya. Namun, sebagian besar di antara masa itu, sekitar 10 tahun, dihabiskan oleh pucuk yang sama. Presiden? Saya tahunya Presiden Indonesia ya SBY. Sayang sekali, sekarang beliau sudah tiada tidak menjabat lagi. Masa ini tiba pula. Rasanya sulit dipercaya… Dari zaman yang sama pula, sekitar SMP kelas satu, saya mulai mengenal Naruto dari kawan-kawan. Semenjak itu, hampir setiap minggu saya ditemani oleh lanjutan cerita beliau. Tidak disangka sisa dua chapter lagi cerita legendaris ini. Namun, akhirnya waktu ini datang jua. Rasanya sulit dipercaya… Sulit dipercaya… It’s truly the end of an era.
I do not usually post a status in Facebook. When I do, it is probably because of one of these few reasons: publishing my blog post, sharing something nice from the web, showing of, or a kind of wondering/asking a question. This week (of December 25th, 2013) I posted a Facebook status below. Actually, I have about 5 articles in line for this blog but it is not finished yet. In this 25th December according to my calendar, I must post something in this date. My will now is full of this Facebook status. The reason publish this articles is because 1) that post is full of typing and grammar mistake (I wanted to edit it but Facebook won’t let me), 2) some sentences is not clear and probably reader won’t understand my true intent, 3) I don’t know how to feel about this matter and wish to get more feedback (globally). This status has been corrected and reworded because the original one is a little bit unclear. The correct one (I hope) should be this. Correction …
Di negara yg suhunya labil ini, mengetahui cuaca besok atau beberapa jam ke depan merupakan hal yg sangat penting. Di televisi sini, tayangan ramalan cuaca pun masih laku. Di Indonesia, terakhir saya melihat tayangan ini waktu SD sepertinya. Di era internet dan era ponsel pintar ini, tentu paling gampang adalah dengan melihat aplikasi prediksi cuaca yg berbasis lokasi. Tinggal pencet kelihatan sekarang lagi berapa suhunya, nanti hujan jam berapa, angin berapa cepat. Salah satu aplikasi ponsel pintar untuk prediksi cuaca yg paling terkenal adalah AccuWeather. Hal yg paling sering dan menarik bagi saya lakukan dg aplikasi ini adalah bukan untuk melihat sekarang cuacanya apa (gitu doang kan tinggal lihat keluar jendela). Suhu. Untuk bangsa tropis yg hampir selalu merasakan suhu stabil sepanjang tahun, suhu sekarang yg dirasakan adalah hal yg membuat penasaran saya. Ini dingin buanget, berapa ya suhunya. Biar terlihat perbandingannya, dengan di Indonesia dan hari kemaren. Yg menarik di AccuWeather adalah ada fitur RealFeel® di indikator suhu. Saat tulisan ini dibuat [2013/12/18], hari sedang hujan, angin lagi lambat, suhu sebesar 11 derajat, dan suhu “Perasaan …
Kemarin, saya melihat sebuah kutipan yang membodohi orang yg menyalahkan korban pemerkosaan karena berpakaian minim dg analogi bank. Saya setuju kutipan itu punya unsur kebenaran. Tapi menurut saya itu dangkal dan lucu.
Kemaren ada opening OSKM di SARAGA ITB. Acaranya bagus, tapi terlalu sore dimulai. Akhirnya menabrak waktu magrib. Yang saya penasaran, bagaimana kelanjutan acara setelah saya pulang sejak adzan magrib itu?
Selamat merayakan Idul Mubarak untuk seluruh muslim, baik yang merayakan maupun yang tidak. Semoga Allah menerima amal kami dan amal kalian.
Sudah menjadi tradisi di Indonesia bahwa malam sebelum hari raya Idul Fitri diisi dengan takbiran. Jadilah sebutan malam takbiran. Tidak hanya di masjid (karena kalau cuma di Masjid, sebutan tadi tidak akan ada) tetapi juga di jalan-jalan dan keliling kota. Biasanya pakai mobil, truk, atau bahkan motor. Setiap kota biasanya ada semacam festivalnya sendiri. Kalau di Bengkulu (kalau saya tidak salah ingat) ada yang namanya festival tabot, jadi mobil-mobil dihias sedemikian rupa saat keliling takbiran ini. Kalau di Tanjungbalai, ada yang namanya festival bedug dan takbir. Tanggal 7 Agustus 2013 malam, suasana jalanan kota Tanjungbalai (yang memang biasanya sudah sesak oleh motor dan betor) disesaki oleh banyak orang lebih dari biasanya. Motor, betor, dan mobil-mobil pick-up berisi anak-anak kecil dengan speaker. Mereka berteriak-teriak takbir, menabuh gendang, dan bahkan ada anak di sebuah truk yang membaca surat Ar-Rahman. Namun, di alun-alun kota, lapangan Sultan Abdul Jalul Rahmatsyat atau biasa disebut lapangan pasir, ada keramaian yang berbeda. Di bawah satu-satunya bangunan berbentuk kerang terbuka yang terletak di pinggir barat lapangan, sebuah panggung cantik terhias kain-kain dan ornamen …
Tinggal di daerah yang terpencil, walaupun masih disebut kota tetapi tidak dapat dimungkiri kalau terpencil, cukup menantang bagi anak informatika. Apalagi kalau bukan internet penyebabnya. Mana masih ada kerjaan yang harus disetor pas liburan menjelang lebaran gini kan. Disini saya mau “sedikit” melaporkan kondisi perinternetan (menggunakan modem) disini. Tanjungbalai adalah daerah yang cukup terpencil. Jaraknya 4 sampai 5 jam dari Medan. Dekat pesisir pantai menghadap langsung ke Port Klang, Selangor, Malaysia. Jaraknya 3 sampai 4 jam laut dari Port Klang. Meskipun begitu, kota ini pernah jadi kota terpadat se-Asia Tenggara loh. Rumah saya agak di daerah pinggir Tanjungbalai (daerah perumahan bukan daerah ramainya). Agak masuk sekitar dua kilometer dari jalan utama menuju pusat kota. Nama tempatnya Sungai Dua. Mungkin karena dahulu daerah ini diapit oleh dua sungai. Oke langsung saja. Di Sungai Dua, TELKOMSEL lemah! Internet is a no-no, walaupun gambarnya sih 3G dan kadang-kadang H. Tapi nggak ada yg ke-load. Dulu saya malah pernah ngetes, lebih cepet di tengah sungai dibanding di rumah saya, hmm… Parahnya lagi, masa semenjak saya kesini, penanda posisi di layar homescreen operator …
Sesampai pintu depan McD yg otomatis ada yg agak aneh. Di parkiran samping, ada orang menyentuh motor saya. Bapak itu berusaha mengangkat motor keluar dari deretan motor yang sedang parkir. Saya waktu itu belum memahami apa yg terjadi. Nyolong?