Sains Logika
Comments 3

RealFeel® dan Mengetahui Suhu Dingin yang Pasti

Di negara yg suhunya labil ini, mengetahui cuaca besok atau beberapa jam ke depan merupakan hal yg sangat penting. Di televisi sini, tayangan ramalan cuaca pun masih laku. Di Indonesia, terakhir saya melihat tayangan ini waktu SD sepertinya. Di era internet dan era ponsel pintar ini, tentu paling gampang adalah dengan melihat aplikasi prediksi cuaca yg berbasis lokasi. Tinggal pencet kelihatan sekarang lagi berapa suhunya, nanti hujan jam berapa, angin berapa cepat.

Salah satu aplikasi ponsel pintar untuk prediksi cuaca yg paling terkenal adalah AccuWeather. Hal yg paling sering dan menarik bagi saya lakukan dg aplikasi ini adalah bukan untuk melihat sekarang cuacanya apa (gitu doang kan tinggal lihat keluar jendela). Suhu. Untuk bangsa tropis yg hampir selalu merasakan suhu stabil sepanjang tahun, suhu sekarang yg dirasakan adalah hal yg membuat penasaran saya. Ini dingin buanget, berapa ya suhunya. Biar terlihat perbandingannya, dengan di Indonesia dan hari kemaren.

AccuWeather Real FeelYg menarik di AccuWeather adalah ada fitur RealFeel® di indikator suhu. Saat tulisan ini dibuat [2013/12/18], hari sedang hujan, angin lagi lambat, suhu sebesar 11 derajat, dan suhu “Perasaan Nyata” sebesar 3 derajat Celcius. Ini saya nggak mudeng maksudnya suhu perasaan nyata ini apa.

Menurut senior disini, RealFeel® ini adalah suhu yg beneran dirasakan oleh manusia, bukan suhu yg diukur oleh alat atau suhu pada lokasi alat itu berada. Misalnya dengan mempertimbangkan angin.

Angin memang faktor perendah suhu yg sangat signifikan. Di Toyohashi, kondisi standar angin adalah sangat kencang. Bisa sampai 45 km/h, kayak naik motor aja ya… Dan kondisi ini bukan sedang topan loh. Catatan: badai dan topan beda ya. Beberapa waktu lalu di pagi yg berhujan angin sangat lebat, saya menulis “pagi-pagi badai, kuliah nggak ya” sudah banyak yg mengejek saya. Heh, segitu doang dianggap badai bed? Belum ada apa-apanya itu. Cupa ah kau! Dengan tidak mengurangi rasa hormat, mungkin Anda-anda perlu buka lagi kamus apa itu badai dan apa itu topan! Dan tidak, kalian salah kalau mengira badai itu lebih hebat dari topan.

Saat tidak ada angin, sebenarnya suhu di Toyohashi tidak sedingin itu. Kemaren yg suhunya 10 derajat saja saya tidak pakai mantel saat keluar. Muka masih dingin sih, tapi badan nggak segitu menggigilnya dibanding kalau ada angin.

Namun, apakah RealFeel® ini berkaitan dengan angin? Nggak tahu juga.

Saya juga menduga “Perasaan Nyata” ini berkaitan dg cara kulit mengukur suhu. Sensor suhu berada pada kulit, bukan di luar kulit. Dengan demikian, sensor mengukur suhu kulit atau suhu yg dirasakan kulit, bukan suhu asli/luar. Jadi, bisa jadi suhu di luar berapa yg kita rasakan berbeda.

Pernah memegang pintu kayu bergagang besi? Si pintu dan gagangnya berbeda suhunya kan, saat kita pegang. Padahal itu pintu sama-sama di taruh di luar jadi seharusnya bersuhu sama. Tapi kok beda? Yah, katanya si besi lebih mudah menghantarkan kalor, jadi saat kita memegang besi kalor dari tangan langsung diserap besi sesuai Asas Black. Nah, saat kalor equilibrium, kalor di kulit berkurang, suhu merendah, jadi deh kita merasakan lebih dingin. Makanya pakai HeatTech® dong!

Apakah ini maksudnya RealFeel® disini? Nggak tahu juga. Hm.

Yg jelas, kayaknya kedua indikator suhu yg diberikan AccuWeather ini hoax deh. Suhu yg sama di hari yg beda perasaannya beda!! Mungkin suhu yg ditampilkan suhu di lokasi temperaturya atau suhu rata-rata sekota. Atau beda karena proses si kulit tadi?

Kayaknya perlu beli termometer beneran kalau ingin tahu suhu yang pasti (di hp nggak ada sensor suhu ya?).


Yg saya kagum adalah kemiringan bumi 23.4 derajat saja sudah menimbulkan perbedaan suhu yang segini berbeda. Cuma gara-gara nggak kebagian sinar matahari merata doang. Hmm…

Kata teman, di Rumania kalau musim dingin bisa sampai -20 dan musim panas 37 derajat. WOW!

Bumi di miringkan sedikit saja sudah beda derajat sebegitunya? Apalagi kalau salah taruh?

Dan yang saya agak penasaran juga, dahulu sebelum orang punya heater dan pemanas ruangan, serta belum punya jaket yg tebal-tebal, hidup di daerah bermusim dingin gini gimana ya?

Ada yang tahu?


(V1) Kau tahu, aku ingin kau mengetahu RealFeel® ku. Setiap diriku melihatmu, dunia serasa bundar. Angin seperti mendayu. Angkasa seperti terbentang tanpa ujung. Bulan dan matahari seolah mampu hadir dalam satu langit. Aku merasa bersyukur terlahir di planet bumi.


(V2) Mungkin engkau masih bersikap biasa padaku. Berusaha untuk tetap tersenyum dan menampilkan mimik ceria. Namun, aku ingin mengetahui bagaimana sebenarnya RealFeel® yang ada dalam hatimu.


^^

3 Comments

  1. Annas says

    Hahaha…gara2 pnasaran ama feels like nya si accu nemu tulisan ini..makasih…*tetep radong*😂

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.