Sebenarnya saya sudah lama ingin menulis tulisan aneh ini. Tapi karena berbagai circumstance (istilah keren dari hal), akhirnya saya tunda sampai sekarang. Sampai situasi sedikit lebih ideal. Eh, situasi?
Saya sebenarnya juga bingung dengan yg mau disampaikan di artikel ini. Perbedaan tiga bulan antara ide yg muncul dan eksekusi mungkin penyebab utama. Tapi mungkin ketidaksesuaian judul dan isi serta ketidakjelasan konsep juga turut menyumbang besar. Apalagi kerangka tulisan ini yg ditinggalkan oleh saya di masa lampau hanyalah:
Alone in kostan…
Best plan vs worst plan: April
Time to world domination
Entah apa maksudnya. Saya juga nggak ngerti. Damn you, my past self. Karena bingung dan geje mungkin pendek aja kali ya tulisan random ini. Maklum. Kalau masuk kategori Blog’s Rambling ya kayak gini hasilnya.
Semuanya dimulai dari kelulusan saya di Bulan April 2013. Tanggal kelulusan yg merupakan rencana terbaik (best plan) dan terburuk (worst plan) dari wisuda saya, dengan kemungkinan tengah-tengah ada di antaranya. Loh, gimana bisa? Best dan worst di satu tanggal dan tengah-tengah di antaranya?
Ketertinggalan ini menyebabkan saya tertinggal juga dalam persiapan hal lain pascakampus. Ketika saya masih pusing sidang, orang sudah mulai untuk moving forward. Termasuk kedua sahabat saya, keduanya teman sekos. Mereka sudah mulai melangkah menuju pintu kereta masing-masing. Dan ketertinggalan saya akan terasa dampaknya secara sangat nyata. Saya bisa sendirian dikosan!
Alkisah waktu itu kami sedang tidur-tiduran sambil menatap langit biru Bandung yg terhampar luas di atas kosan kami dan cahaya matahari temaram karena sedang malu-malu bersembunyi di awan putih gimbal. Lebai. Lebih tepatnya menatap langit-langit kamar tidur saya, itu pun cuma saya yg tidur-tiduran. Hari itu indah sekali karena salah satu dari kami baru saja mendapat surat dari faraway sana. Kami pun membahas sebuah start-up yg juntrungannya kian tidak jelas karena founder-nya entah kemana. Ditambah lagi dua dari tiga pengobrol juga tidak lama lagi akan berada jauh dari radar, atau setidaknya sulit diakses. Saat itulah saya sadar, di antara tiga sekawan ini, hanya saya yg belum memiliki milestone apa-apa.
Target Fikri tahun ini adalah satu di antara dua, yakni menikah atau berangkat melanjutkan studi di Jepang. Dengan perjalanan yg konon sangat panjang, akhirnya target pertamanya tercapai. Target kedua memang belum tampak buahnya karena memang bijinya belum ditanam. Namun jangan khawatir. Sisi ini baru saja dipenuhi oleh Sidik. Dia sama seperti saya, dari dahulu juga berkeinginan untuk menjejakkan kaki ke negeri sakura. Dan akhirnya, impiannya itu akan juga terwujud sesaat lagi.
Saya di sisi lain belum memancangkan batu tolakan atau milestone untuk melompat lebih tinggi, seperti mereka. Baru lulus, wisuda juga belum. Dan itulah awal mula pikiran saya: now, I’m in a deep shit! Dan jika semua berjalan dengan lancar – semoga, dalam tujuh bulan (dari pembicaraan tiga bulan lalu itu itu), saya akan sendirian di kosan ini. Kembali sendirian di kosan ini. Dua orang itu masuk ke kereta dan saya sendirian berdiri melambaikan tangai dari stasiun.
Oh ya, itu tadi “situasi” yg membuat penerbitan artikel MJ (mak jelas, bahasa Lampung.red) ini mundur tiga bulan. Undangan belum dibuat dan yg satu lagi tidak suka mengumbar info begini. Sekarang, Juni saya lihat undangan sudah disebar dan sudah banyak yg tahu rencana sobat yg satu lagi. Bolehlah tulisan ini diselesaikan ya.
Tentu saja saya sangat senang dengan kesuksesan dua sahabat saya ini yg telah mendapatkan tiket kereta impiannya. Alhamdulillah. Salut dan selamat kepada keduanya. Dan ketika saya menungkapkan bahwa cuma saya yg belum punya milestone, mereka pun bersimpati. Dengan tertawa tentunya. Hehe… Bisa-bisa saya kering nih di kosan sendirian (semoga jangan) waktu mereka benar-benar minggat (aamiin) di bulan Juni dan September kelak.
Apa lagi nih? Yg belum dibahas dari kerangka tinggal time to world domination yak. Hmm…
Bisakah mengalahkan mereka? Mengejar mereka? Atau membeli dua tiket impian tadi sekaligus? ^^ Wah, tidak tahu. Doakan saja… Minimal satu dulu lah…
Sekarang sudah Juni. Beberapa rudal sudah diletakkan di silo peluncuran. Sudah waktunya untuk bergerak. Pindah dari kondisi berdiam diri. Semoga salah satu rudal ada yg berhasil meluncur (tidak mejan) dan tentu yg terpenting dari yg meluncur ada yg mencapai sasarannya. Kini saatnya menguasai dunia!
*Duh selesai juga tulisan aneh ini. Lumayan untuk menggenapi membingkai hati di bulan ini.
Ping-balik: Cerita Pak Kimura: Pernikahan Orang Jepang | Blog Kemaren Siang
Ping-balik: Perkenalkan, Sungai Dago atau dikenal juga dg Sungai Juanda. Sungai Arus Deras Terbaru di Bandung. | Blog Kemaren Siang
tenang bed, saya masih di bandung kok, kalo nyari temen main gem, saya bisa lah.
soal mimpi, ya kita sama-sama lah. masih tujuh bulan sih masih lama.
btw, itu fikri ketawanya puas banget deh.
Lho, Badr, bagaimana kabar Sandang? Tidak diteruskan?
Diteruskan kok pak. Dengan diskusi, kompromi-kompromi, perubahan arah gerak akhirnya bisa dicari celah.
Sekarang alhamdulillah malah sudah ada kantor di LPIK, depan lap sipil ITB. Jadi tenan disana. Juga mendiversifikasi jadi menangani proyek juga untuk keuangan sehari-hari pak, hehe…
huaahahahahaha (ini bersimpati lho bed)