Ubala, unit budaya lampung adalah unit yang beruntung karena punya sekre. Meskipun tidak seeksis unit lain, kami memiliki markas besar yang terletak di Sunken Court East-08 (SC E-08). Baru-baru ini, akibat surplus dari BBU, sekre ubala direnovasi oleh Kasubdiv.BRT (gua sendiri) dan beberapa pengikutnya (hampir secara total), menyebabkan kini sekre ini menjadi hidup hampir 20 jam per hari.

Dahulu, semester 1 sekre ubala sangatlah sepi, terkesan angker, dan langka buka. Gua yang gak punya kunci susah kalo mau masuk kesana. Apalagi setiap lewat atas sunken pasti ini sekre tutup. Sebenarnya bukan cuma sekre ubala yang mengalami nasib kayak gini. Banyak sekre lain yang terkenal akan sering tutupnya. Meskipun lembaganya gak begitu terkenal.

Semula dinding dalam sekretariat ubala berwarna biru tua, karpet bawah merah darah kotak-kotak hitam. Komputer dan CPU menghadap ke jendela sebelah barat. Instalasi penangkal bocor yang ada di dinding timur tergantung dengan cukup aneh (sebenarnya sekarang juga masih ada). Di pojok timur laut, satu kardus berisi barang yang bekas-sampah-gak berguna tertumpuk tidak rapi. Kasur setebal 1 cm ada diantara lemari yang terletak di sisi utara dan selatan. Lemari yang lacinya dah gak fungsional dan triplek belakangnya lepas ini cukup bau, isinya tidak tertata, dan menyimpan sarang angkrang. Belum lagi prakarya anak-anak SR dan dispenser Edwin yang ikut menuh-menuhin sekre ukuran 2,5 x 3 meter itu.

Dengan kondisi seperti ini, penghuni langganan sekre hanyalah Made dengan mottonya kampusku rumahku. Walaupun setelah BBU (semester 2) sekre ini mulai ramai dikunjungi anak ubala dan sekre menjadi tempat jatuhnya korban ulang tahun satu demi satu. Memang sudah ada rencana untuk membersihkan sekre ini, dan merombaknya. Rencana, hanya rencana. BRT yang baru meneruskan rencana ke atasan.Tetapi apa daya, meski disetujui, kurangnya inisiatif dari orang menyebabkan rencana ini invisible.

Techa, pemicu pertama dari rentetan pembersihan sekre ini menginisiasinya. Dengan tujuan semula cuma ingin nyapu dan buang sampah di kardus, akhirnya berujung ke pembersihan total sekre dari lantai sampai jendela disebabkan ditemukannya sarang angkrang di bawah lemari. Pembersihan mendadak ini dilakukan dengan waktu yang kurang wajar, hari rabu hujan dan ashar lagi. Selesainya isya tentu saja.

Barang dimasukkan dan ditata dengan mode yang beda. Kegiatan ini cukup mengguncangkan angkatan 2007 ke atas. Reaksi beragam, ada yang terharu, berterima kasih, minta maaf. Ada juga yang murung dan kesal karena terlaksana di waktu yang tidak tepat.

Tataan baru hanya bertahan 1,5 minggu. Akhirnya perombakan pun terjadi. Sekre dicat menjadi hijau cerah. Karpet dan kasur dilondri. Alas karpet juga dicuci. Dipasang LAN internal. Dispenser dibeli dan ditambahkan rak tinggi yang nemplok didinding. Akhirnya setelah perumusan yang cukup lama, semua barang itu kini berada di satu sisi, sisi utara di batas antara sekre ubala dan sekre hati. Dinding sisi timur jadi dinding informasi dan sisi barat jendela dan pintu (rencananya) dipasangi gorden (atau horden atau korden). Teras luar yang semula gelap dikala malam kini dipasangi Philips 18 watt. Sekre menjadi cukup luas dan nyaman.

Semenjak itu, pengunjung sekre menjadi banyak. Sekre ubala menjadi sekre yang paling pagi buka di sunken dan paling akhir tutup. Waktu makan siang dan magrib adalah waktu paling ramai di sekre. Kak Azhari pun menjadi petapa di sekre. Perlahan, yang lain ikut bertapa dan meramaikan sekre tercinta.