All posts filed under: In Indonesia

Kelapa Rapat Beach, Lampung

Pictured above: Kelapa Rapat Beach. What poetry should I put on this picture? It’s that kind of picture, isn’t it. Have any idea? Kelapa Rapat is one of many famous beach in Lampung Province located in Teluk Ratai, Pesawaran. Kelapa Rapat basically means “dense coconut” because of many coconut tree around the beach. It’s usually called Kelara for short (or Clara for fancy English version :D). The landscape here is beautiful signified by the white sand and blue water. The beach’s wave is nearly nonexistent make it a perfect place for swimming.

Pelabuhan Nelayan, Panton, Tanjungbalai

Panton adalah pelabuhan nelayan di dekat Kota Tanjungbalai. Meskipun begitu, dari kota jarak tempuhnya hampir mencapai satu jam. Ya, pelabuhan ini bukan lagi ada di Kota Tanjungbalai tetapi masih di Kecamatan Tanjungbalai, Bagan Asahan. Pelabuhan panton berbentuk segi empat lebar dengan jalan kecil berbeton di atas perairan. Di atas jalan ini banyak sekali pedagang yang membuka lapak sebagaimana yang sering kita lihat di taman kota atau sekitar masjid saat jumatan. Pelabuhan ini seolah-olah menjadi tempat wisata sendiri bagi masyarakat sekitar, padahal bukan. Banyak juga yang mancing disini. Meskipun begitu, masuk kesini biasanya dicegat anak muda setempat yang berlaku seperti penjaga gerbang tempat wisata pada umumnya: minta ongkos masuk.

Pantai Bunga Batubara, Ramai dan Berpasir Putih tapi Tak Terurus

Sekitar satu jam dari Kota Tanjung Balai, Sumatera Utara terdapat sebuah tempat wisata yang cukup digemari masyarakat sekitar. Pantai Bunga namanya. Pantai ini terletak di wilayah pesisir timur Sumatera Utara dan berada di daerah Kabupaten Batubara. Pantai Bunga memiliki tanah berpasir yang sangat putih. Akan tetapi, pantai ini sangat kecil dan minim wahana-wahana wisata. Tempatnya pun terasa kurang terurus meskipun relatif bersih dibanding pantai terkenal lain. Panjang lokasi wisata hanya sekitar 100-200 meter saja. Di sekitar Pantai Bunga sebenarnya ada objek wisata pantai-pantai lain loh seperti Pantai Sejarah dan Pantai Datuk, tetapi yang saya dan keluarga kunjungi waktu itu adalah Pantai Bunga ini. Masuk pantai ini dari jalan raya luar juga cukup jauh, belasan kilometer. Di jalan ini kita disuguhi pemandangan pepohonan sawit dan daerah perkebunan. Jalannya juga cukup bagus dan lancar.

Unik di Bandung

Setelah beberapa hari menulis tulisan berupa laporan perjalanan (baca: jalan-jalan) dengan disertai sejumlah foto yang tak tanggung-tanggung, saya berniat untuk menggenapi tulisan satu minggu ini dengan tema serupa. Sayangnya, saya tidak mendapatkan wangsit untuk menulis hal tersebut. Ada perjalanan yang mungkin bagus tetapi kurang informasi dan foto yang terkait. Tidak ada fotonya tidak seru kan. Ada perjalanan yang punya banyak foto tetapi ceritanya biasa saja, tidak kepikiran narasinya, atau terlalu timpang ke kejadian tertentu. Sepertinya saya mengalami  kebuntuan penulis “writer’s block“. But the show must go on. Kalau tidak, bisa-bisa  blog ini bisa terlantar lama lagi. Oleh karena itu, kali ini saya memutuskan untuk menyatukan beberapa foto yang diambil di sekitar Bandung yang saya anggap cukup menarik. Tidak semenarik itu sih sebenarnya, tapi ya apa boleh buat. Namanya juga lagi buntu. Saya harap teman-teman bisa menikmatinya. Saya memulai dengan sebuah buku yang saya temukan di Gramedia. Maklum, lagi masa-masanya jadi saya dahulukan foto buku ini. Masa-masa tugas akhir atau lebih dikenal skripsi di sebagian besar perguruan tinggi. Buku ini menawarkan trik cepat menyelesaikan tugas akhir. …

Samosir District's Map

Jalan-jalan ke Danau Toba: Bagian 2/2 – Pulau Samosir

Pulau Samosir adalah pulau terbesar di tengah danau toba. Sama seperti danau toba, wilayah pulau ini tidak mungkin bisa dijamahi dalam waktu sebentar. Bandar di seberang pantai wisata Parapat adalah desa Tomok. Desa ini hanyalah satu dari desa-desa wisata yang ada pada pulau Samosir tentu saja. Gambar di atas: Peta Samosir pada pelabuhan Tomok Untuk dapat menyeberang ke Tomok dari pantai wisata Parapat, kita harus menggunakan kapal penumpang kecil berukuran 20-30 orang. Terdapat cukup banyak kapal hilir mudik menyediakan jasa penyeberangan atau sekedar berputar-putar di perairan Toba dekat parapat. Penyeberangan memakan waktu 30-45 menit. Ongkos penyeberangan berbeda-beda menurut tanggal. Pada waktu saya menyeberang, tanggal 1 Januari 2011, ongkosnya Rp20.000,- per orang  sekali jalan (kalau tidak salah ingat). Ketika menyeberang, kita tidak langsung dibawa ke pelabuhan kecil di Tomok. Kapal akan berputar haluan sebentar untuk memanjakan penumpang dengan suasana danau. Selain itu, kapal akan mengunjungi sebuah tebing batu gantung. Ya, di tebing ini terdapat batu seukuruan satu meter berbentuk manusia. Batu ini bergantung di sisi bawah tebing yang menjorok ke danau. Konon katanya, batu ini jelmaan seorang gadis …

Jalan-jalan ke Danau Toba : Bagian 1/2 – Kota Parapat

Awal tahun 2011 kemarin, saya dan keluarga pergi berwisata ke Danau Toba. Perjalanan ke danau ini memakan waktu sekitar 6 jam dari Tanjung Balai dan sekitar 4 jam dari Medan. Kami sekeluarga tujuh orang berangkat dari rumah pukul tiga pagi dengan menggunakan mobil pick-up yang dirancang sedemikian rupa sehingga bak mobil berubah menjadi tempat yang nyaman untuk duduk dan tidur-tiduran. Di atas bak dipasangi terpal yang tentu saja sudah dipasangi tulang dari kayu resplang agar kuat, di bak dipasangi kasur supaya nyaman untuk disinggahi. Tidak lupa kami membawa dispenser dan makanan untuk menambah ke asyikan di dalam bak mobil pick-up tadi. Danau Toba adalah danau yang sangat luas. Tempat yang kami tuju hanyalah satu kota yang menempati satu iris kecil dari tubuh toba yang bahana: Kota Wisata Pantai Parapat. Sesampai di wilayah parapat ini, kita bisa merasakan udara sejuk seperti di kawasan Lembang, Bandung. Udara yang dingin dan segar. Foto di atas diambil dari salah satu warung di pinggir jalan menuju pantai parapat. Seperti yang bisa dilihat di foto atas, danau toba sangatlah indah dan sangatlah luas.

Pantai Krui

Krui berada di wilayah pantai kabupaten Lampung Barat. Jika kita bepergian melewati Jalur Lintas Barat Sumatera, khususnya dari Bandar Lampung ke Bengkulu melewati jalur Liwa – Mana, kita pasti melewati wilayah Krui ini. Salah satu ruas jalan yang dilewati memberikan pemandangan pantai yang sangat menarik. Ruas jalan ini sangat berdekatan dengan garis pantai. Jarak ruas jalan ke laut hanya sekitar 100 meter atau kurang. Bahkan konon, pada malam hari pasangnya air laut bisa menggenangi badan jalan. Memang ruas jalan ini bukan satu-satunya jalan di Krui, tetapi sangat sayang untuk dilewatkan jika Anda kebetulan melintasi Krui pada siang hari. Saya dan keluarga pasti melewati pantai Krui ini setiap kami berkunjung ke rumah nenek di Bengkulu. Pantai Krui ini kami jadikan tempat singgah makan siang baik pada perjalanan pergi maupun perjalan pulang. Sekali bersinggah kami bisa menghabiskan waktu satu sampai dua jam disini.

Ngeteng 2011 : Metro-Bandung

Perjalanan ngeteng biasanya lebih lancar dari bus langsung. Faktor utamanya biasanya di pelabuhan. Antrian kendaraan bisa sangat panjang, sehingga anda harus menunggu sangat lama. Macet di pelabuhan. Kalau anda jalan kaki tentu saja bisa menghemat waktu lebih besar. Well, kelancaran sebenarnya hal yang relatif. Terakhir saya melaju dari Metro ke Bandung, ada ‘insiden’ sedikit. Saya mulai jalan dari Metro pukul 17.30. Dengan waktu sesore ini, bus di Metro masih ada tapi hanya sedikit. Tak beruntungnya, saya mendapat bus kecil. AC sih, tapi biasanya lebih besar, yang ini ukuran 25 kalau tak salah kernetnya bilang. Mungkin karena masih lebaran ke 6 hari Senin, bus itu penuh. Tak dapat kursilah awak. Mau tak mau berdiri pula saya di bus. Untung ada koper yang cukup besar, bisa diduduki.

Ngeteng Metro – Bandar Lampung – Bandung Lebih Murah.

Seperti biasa kali ini, ketika mudik ke lampung atau balik ke Bandung (dari Lampung tentunya) saya melakukan aktivitas ngeteng. Untuk yang belum tahu, ngeteng artinya memutus-mutus. Secara istilah, ini berarti melakukan perjalanan dari satu kota ke kota lain dengan memakai sarana transportasi berangkai sesuai jalur yang dilalui sehingga perjalanan tersebut tidak hanya menggunakan satu transport atau biro secara langsung ujung ke ujung. Ngeteng saya pilih karena biaya yang dikeluarkan hampir setengah dari biaya perjalanan langsung Metro-Bandung atau sebaliknya dengan bus. Biaya bus langsung bisa mencapai Rp225.000 (Pahala Kencana hari biasa), yang sedang Rp180.000 (Keramat Jati) dan yang paling murah adalah Rp150.000 (DAMRI, hari biasa). Pada hari lebaran, biasanya biasa bus ini naik sampai hingga dua kali lipat.

Dua Hari Di Jakarta – Day Two: 27 Juni 2011, PRJ. Part II.

Jadi apa isi PRJ? Tidak jauh berbeda dari mall gan. Sampah. Hal ini sangat jauh dari yang saya bayangkan. Saya lebih mengharapkan sebuah festival, rentetan acara, atau pagelaran seni, budaya, betawi, atau hal-hal semacamnya. Ternyata, arena PRJ hanyalah tumplekan toko-toko yang entah benar atau tidak memasang tulisan diskon besar-besar. Saya merasa ditipu. Konspirasi. Tapi apa boleh buat, kami pun berkeliling mencuci mata, kalau-kalau ada barang yang sedang butuh dan murah kami beli.

Dua Hari Di Jakarta – Day Two: 26 Juni 2011, PRJ. Part I.

Disclaimer : Artikel ini dibuat hanya untuk menggambarkan pengalaman, atau kejadian yang dialami oleh sang penulis di hari minggunya yang tidak biasa. Segala macam nama, merek, dan penyebutan yang tercantum dalam artikel ini tidak dimaksudkan untuk mendeskriditkan pihak yang bersangkutan. Segala objek yang disebutkan dalam artikel ini adalah nyata, meskipun kejadian yang dituliskan bisa subjektif, sebelah pandangan penulis. Otanjoubi omedeto, kata-kata pertama yang sepertinya ku dengar saat bangun tidur di hari ini. Atau saat shalat shubuh ya dengernya? Lupa. Tentu saja ucapan selamat ini bukan ditujukan untukku. Penghuni kosan ini mungkin sedang membuka gadget mahalnya, atau laptop mahalnya saat menuliskan dan mengucapkan ‘mantra’ tadi ke user agent yang bertindak sebagai pengirim pesan ke orang yang dituju.

Dua Hari Di Jakarta – Prologue

Rangkaian tulisan ini bercerita tentang cinta dan keadilan. Kisah kehidupan dengan segala intrik kemunafikannya. Ini adalah cerita tentang mimpi, perjuangan, dan pengorbanan. Sebuah petualangan mencari  persaudaraan yang hilang, mengejar kedamaian, kesucian, dan lagi-lagi cinta. Petualangan yang mengungkap kebobrokan sosial dan sisi gelap kemanusiaan serta membuka tabir hitam yang ada di benak setiap manusia.

Killing the Holy Day

Seperti yang saya janjikan, walaupun agak lama juga terlambatnya akan saya ceritakan rangkuman perjalanan tidak jelas keliling bandung ku di waktu di hari nan fitri (baca: holy day) yang lalu. Seperti yang telah kuceritakan, perjalanan ini dilakukan sekedar ngabuburit alias menghabiskan waktu liburan menghilangkan kebosanan dan beratnya liburan lebaran. Btw itu, Emang Idul Fitri ada Bahasa Chinanya ya? (Gambar ditemukan di dekat Jalan AA)

Es Cream Goreng Cinta Popeye

Tadi siang panas banget. Katanya sih ada laporan cuaca dari BMKG Lampung kalo beberapa hari ini bakal hujan deras berangin di kawasan jawa barat. Gak heran bandung sekarang (siang jam 13) panas parah. Setelah Wireless pertemuan keempat, aku makan di Black Romantic dan memesan menu biasa, Ayam Bakak Capoe. Akibat panas, aku juga memesan menu yang cukup unit disana “Es Cream Goreng Cinta Popeye”. Es cream ini cukup mahal, harganya 8000 dan aneh. Aku membelinya tidak lain karena ada temanku yang meminta untuk memfotonya jika aku makan es cream goreng di Bandung. Untuk Rizqy CEP dan Amat Khoeruddin, ini es cream goreng yang aku makan tadi.