Jika Anda jalan-jalan di Jepang, pastinya dengan kereta (atau bus), silakan mengamati poster iklan yang tertempel disana. Semua poster, atau setidaknya hampir semua, ada kotak search-nya. Ciyus ini…
Saya tidak pernah melihat hal ini di iklan cetak Indonesia. Mungkin sayanya yg jarang naik moda transportasi publik di tanah air sih (emg ada transportasi publik disana? angkot?). Yang saya ingat, beberapa tahun terakhir elemen desain yang mulai bermunculan di iklan tanah air adalah logo facebook, diikuti logo twitter, dan disampingnya ada nama username FB/TW dari laman profil perusahaan tersebut. Sama url web dan nomor telpon customer service lah, biar lengkap.
Namun, elemen design tadi agak jarang diterumakan di Jepang dan yang wajib bagi iklan cetak disini justru kotak search. Kenapa ya?
Menurut saya sih biar gampang mencari info lebih lanjut / website tentang iklan tersebut. Dengan tersedianya kata kunci pencarian unik, calon pelanggan lebih mudah menemukan kembali informasi iklan tersebut di Internet. Apalagi kalau kata kunci didukung SEO terbaik yg membuat web produk pertamax di hasil pencarian. Daripada harus memaksa calon pelanggan mengingat url website, atau telpon, atau nama akun facebook/twitter kan? Akun facebook dan twitternya bisa beda ejaan pula… Apalagi PIN BB, ada ya yg mau nginget gituan?
Toh orang sekarang cari apa-apa pada pakai google semua (or are they?).
Googling sedikit, ada beberapa artikel berbahasa Inggris “menjelaskan” tentang fenomena ini. Berikut beberapa rangkumannya [Japan Times, Calvin-c, Natashabarr]:
- Jepang tulisannya pakai kanji. Duh. Jadi, orang Jepang sulit mengingat huruf romaji (alphabet) terkhusus untuk url (ga ada url pake kanji). Mana harus mengingat spelling yang benar pula supaya nggak typo (Puronoonseshshiyon Engrish di Jepang susah).
- Ini jamannya internet dan di Jepang internet artinya super spidi dan mobile.
- Sulitnya mengingat url dan domain url tersebut. Beda dengan Amerika dimana domain website hampir dipastikan .com semua, di Jepang (dan juga Indonesia harusnya) ada beberapa domain populer: .com, .co.jp, dan .jp
- Adoption rate untuk jejaring sosial dan mesin pencari sangat tinggi.
- Penduduk Jepang lebih banyak orang tua dibanding anak muda. Nggak bisa dikasih yang susah-susah diingat.
Beberapa alternative untuk masalah “cara mudah menghubungkan calon pelanggan dan produk di iklan cetak” ini adalah QR Code dan mungkin difoto (atau Augmented Reality). Namun kok saya agak nggak skeptis dengan solusi ini. Saya agak jarang make QR Code, dan moto-moto di tempat publik kayak kereta tadi itu… Awkward…
Foto-foto di atas aja difoto dengan hati-hati… Beberapa hal yg awkward dilakukan di kereta sini: makan, foto-foto, nelpon. Yang terakhir jauh lebih makruh hukumnya dibanding yang sebelumnya.
Oh ya, jika masih belum puas (dan ga percaya) dengan lima foto yg saya ambil di atas, silakan: