Sampai sekarang saya masih mengagumi para pembuat jam. Tentu saja yang saya maksud dengan jam adalah benda bertulisan tanda-tanda bergaris dan berangka seringnya melingkar ke satu pusat dan memiliki jarum penunjuk ke tanda tersebut dan digunakan manusia untuk mengetahui waktu sekarang relatif terhadap posisi tertentu pada rotasi bumi. Benda itu lebih dikenal dengan sebutan jam analog (jam digital tidak masuk bahasan ini, apalagi jam matahari).

Ini loh yang namanya jam.
[Sumber gambar: atas pintu kamar fikri]
Coba bayangkan jika jam yang Anda punya memiliki galat 0.01 detik saja (untuk setiap detiknya). Dengan kata lain, jamnya telat 0.01 detik per tiap detiknya. Silakan bayangkan…
Seperseratus detik gan! Kecil banget… Untuk membuat akurasi sebesar itu, bayangkan gimana susahnya. Anda bisa?
Akan tetapi dengan galat 0.01 detik, itu artinya terdapat 36 detik keterlambatan dalam satu jam. Artinya, dalam 24 jam (satu hari), jam yang Anda punya tersebut akan telat hingga 864 detik alias 14 menit. Dengan kata lain, seminggu sekali Anda harus mengeset ulang jam tersebut karena sudah telat lebih dari satu jam. Menyusahkan sekali bukan?
Mari tingkatkan tantangan menjadi 0.001 detik galat per detik alias seperseribu. Pasti target akurasi ini membuat kita makin botak kalau kita insinyurnya.
Dengan keterlambatan 0.001 detik (untuk setiap detik), dalam seminggu jam yang Anda punya akan telat 10 menit. Lumayan loh 10 menit, bisa-bisa terlambat kuliah dan terpaksa push up.
Saya tidak tahu bagaimana para insinyur membuat jam. Saya juga tidak tahu apakah perhitungan di atas tepat (Bisa saja Anda berargumen bahwa menyebut terlambat 1/1000 detik setiap detik itu terlalu berlebihan. Pada praktiknya, tidak mungkin setiap detik telat!). Namun pada intinya, terima kasih sekali terhadap para pembuat jam analog yang super jenius tersebut. Berkat kerja keras mereka, kita hanya perlu mengeset ulang jam sekitar setahun sekali.
Berterimakasihlah!
Keren mas analisisnya. Betapa saya merasa sangat ketergantungan pada jam? Benar-benar harus berterima kasih pada penemunya
Wah bener juga ya bed, keren.
tp sy pakenya jm digital, hihi