Bandung
Comments 3

Strange Adv. “Cililin//Ciwidey”, Part.2 – Tragedy

Selang kemudian, kami melaju di Jalan Baros (ukuran sedang, padat anjir) setelah melewati rel kereta api untuk ketiga kalinya. Mulai berangkat sekitar 50 menit telah berlalu. Setelah Baros, jalan mulai menanjak dan tampak gunung di depan. Di bundaran bada Baros, kami belok ke kanan menuju Nanjung. Ternyata disinilah akhir dari Jalan Lebar di perjalanan kami. Jalan di Nanjung kecil selayaknya jalan di dalam kompleks kelurahan. Jalan kecil dan padat ini pun menurun. Saat menuruninya, hal yang tak terduga terjadi.

Saat asyik turunan dengan kecepatan sedang sambil ngerem-ngerem dikit (sambil ndengerin Dream Scape di kuping), pandangan di depanku lumayan lebar dan sepi. Rupanya ada mobil merah Suzuki Karimun tepat didepan kami yang tampaknya terpaksa ngerem mendadak akibat mobil di depannya juga ngerem. Tak pelak reflex kaki tanganku menarik tuas rem. Pengesotan, cckit-cckit, pun tak dapat dihindarkan. Laju kami berkurang drastic, sayangnya itu tak cukup untuk mencegah kami mencium si Karimun.

Penciuman terjadi. Ya, hanya mencium, ada yang pernah ciuman? Pernah lihat orang ciuman dengan gaya dorong tinggi sampai crash, tidak kan? Begitu pula dengan kami. Selayaknya  motor yang didorong pelan, spakbor ku mengenai bemper belakang Karimun sedikit dan melecetkannya sepanjang 3 cm-an. Pemilik mobil turun. Setelah memeriksa itu bemper, bambang meminta kami minggir, begitu pula si ibu pemunya Karimun.

Selain lecet, rupanya baut belakang bember ada yang lepas. Tidak terima ibu itu marah kecil sambil minta pertanggungjawaban. “Ini walo lecet dikit kan gak mungkin di cet sininya aja. Ya cat semua lah. Bisa sampe 500ribu itu.”, katanya. “Okelah saya gak minta ganti yang ini, tapi saya minta ini baut dibenerin jangan gini. Ini bamper jadi agak kendor kan. Kita ke bengkel Suzuki di Cibeureum aja, biar urus disana.” “Kami mahasiswa Bu bukan orang sini, gak tau Cibeureum. Ini mau ke tempat Paman.”  Bingung dan kesel dengan muka keras kepala si ibu yang tetap tidak mau mengalah kami pun menurut. Toh memang kami salah sudah mencium itu mobil.Prolog

Sebenarnya masalahnya lumayan sepele, hanya lepas baut dan bemper agak longgar. Tentu ini selain lecet dikit itu. Tapi si pemunya bersikeras untuk mendandan dan kami mengalah. Kami hanya bisa kesal dan ngomong “gitu aja dipermasalahin” saat return to Cibeureum. Orang kaya, punya mobil meling tapi baut tecopot aja senewen minta ganti. Gak heran kalo ada kecelakaan meskipun yang salah motor tapi mobil yang kena imbas. Toh kalo yang kecil gini si mobil yang repot. Padahal, spekborku juga bisa rusak dan ku juga berhak marah atas rem dadakannya. Beruntunglah dia mobil dan dia duluan menghardik, jadi dia yang dapat reward. Kesal, kami hanya bisa berkata : Welcome to Indonesia.

Cibeureum sebenarnya tidak kami ketahui. Memang perasaan tadi lewat, tapi gak tahu di mana. Kata si ibu sih 20 menit dari TKP tadi. Si mobil ibu memutar duluan ke arah Bandung lagi. Kami yang masih menunggu arus kendaraan reda tertinggal di belakang. Sebenarnya kami bisa cuek dan langsung kabur, tapi kami tetep memutar saat jalan sepi . Dengan penuh tanggung jawab dan kelemasan, kami kembali melewati jalur keberangkatan.

Kami telusuri jalan tadi sampai jembatan layang Nanjung dan jembatan Baros dan tidak menemukan mobil karimun tadi. Kami terus melintasi sempitnya jalan pasar Baros sambil melihat depan-belakang, mobil itu tidak juga ditemukan. Akhirnya, ketemu jalur rel yang ternyata satu arah. Bingung mau kemana atau lewat mana atau di mana Cibeureum, dimana bengkel Suzuki, dimana itu ibu akhirnya kami menyerah dan memutuskan melanjutkan perjalanan.

Semoga saja ibu itu ikhlas dan memutuskan untuk tancap gas biar tidak bisa kami ikuti. Saya juga mohon maaf jika telah membuat ibu sakit hati. Tolong jangan dipermasalahkan lagi nanti, di dunia maupun akhirat.

Strange Adventure “Cililin//Ciwidey”,  Part.1 – Journey

3 Comments

  1. absolutezeropeople says

    di tambun ( daerah bekasi ) ,kalo elo agak telat tancap gas setelah lampu merah jadi ijo , elo hampir pasti langsung di tampol ma supir angkot .tampol= tempeleng

  2. miraayuningtyas says

    hehe,,panjang sampe 5 part bed,,,
    kmrn juga denger versi bambang cerita

    seru banget kayaknya

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.