Bandung
Tinggalkan sebuah Komentar

Perapihan Bandung yg Mulai Marak: Proyek Siapa Hayo? | Kuning-kuning di trotoar: Maksudnya Apa Hayo?

Sebulan ini banyak perkembangan dan pembangunan yang tampak di Bandung. Pembatas jalan diperbaiki (sekitar jalan dago simpang). Trotoar diganti (di Jalan Siliwangi dan sekitar kampus ITB). Jalan ditambal dan marka dicat ulang (beberapa ruas di dago). Lampu jalan dipasang (Cisitu).

Yang saya agak bingung adalah ini proyek siapa ya? Walikota yang mana… Kalau walikota yang baru rasanya nggak mungkin deh, wong belum dilantik. Kalau yang lama? Kan masih “masa” pemerintahan dia? Nggak yakin juga saya… Kalau saya parlemen mungkin saya sudah menjatuhkan mosi tidak percaya kok sama walikota penanam pohon ini.

Tapi memang yang paling logis ya proyek pemerintah yang lama lah. Herannya ya masa sudah akhir gini baru mulai membangun. Wong selama 10 tahun belakang kayak nggak ada gerakan.  Dananya baru cairkah, baru ingetkah, atau emang memanfaatkan kesempatan terakhir untuk penebusan dosa (atau meningkatkan citra)?

Ya sudahlah, setidaknya Bandung mulai berbenah.

Btw, saya juga baru sadar kalau jalan yg markanya baru itu nampak lebih seger gimana gitu. Kayak lebih luas atau lebih mulus.

Bersyukur, bersyukur.


Oh ya, ngomong-ngomong soal trotoar yang baru dibangun. Luas banget ya? Keren, rapih (masih belum selesai sih pembangunannya). Sekarang tebak-tebakan nih… Itukan di trotoar yg baru ada jalur kuning di tengah? Ada yang tahu nggak itu maksudnya apa.

Hayo tebak…

Kuning-kuning di tengah trotoar

Kuning-kuning di tengah trotoar

Nah, itu bukan marka jalan (tengah) versi pedestrian loh ya. Ngikut-ikut jalan raya gitu tapi disini kuning. No…

Saya juga baru tahu setelah Pak Kimura mengungkit hal ini. Memalukan, pengetahuan umum seperti ini malah diketahuinya saat belajar bahasa Jepang. Mungkin karena di Jepang objek pelayanan umum seperti ini banyak dan diajarkan sejak kecil kali ya, tidak seperti kita.

Yah, jalur kuning itu namanya tactile paving. Bukan cuma hiasan / tidak ada maksudnya loh itu.

Paping taktil itu sangat berguna untuk penyandang tuna netra. Karena papingnya memiliki tekstur berbeda, tuna netra bisa mengetahui jalur jalan yang aman. Pakai kaki / tongkat. Dan ditengah letaknya, jadi tambah aman. Kemudian, teksturnya pun berbeda saat turunan, tanjakan, dan saat akan memasuki zebra cross. Sangat membantu sahabat kita yang menyandang tuna netra.

Tactile paving ini ternyata memang pertama kali diperkenalkan di Jepang. Pantesan Pak Kimura tahu. Hmm..

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.