Haduh-haduh
Tinggalkan sebuah Komentar

Jadi Korban Salah Kunci Cakram

Hari Jumat kemaren, saat saya mau pulang dari Syukuran Wisuda STEI, saya mengambil motor ke parkiran salman. Motor mau saya keluarkan kok terhalang sesuatu. Tek.. tekk…

Setelah dilihat, ada kunci cakram yang menggantung di cakram roda depan motor saya. Akan tetapi, saya tidak mengingat kalau saya tadi memasang gembok cakram itu. Tidak ingat. Semenjak saya mengalami bahwa kunci cakram itu berbahaya kalau kita salah pasang, terbalik misalnya, saya jarang memakainya. Kok ini bisa ada kunci cakram yg sudah tampak overused di cakram saya. Kurang kerjaan kali ya tu kunci…

Saya tanya deh ke pihak pengelola parkir salman. Yah, kali aja saya melakukan kesalahan dalam berparkir ria. Ada peringatan kalau kelamaan parkir nanti motor/mobilnya digembok. Tapi kan saya baru parkir dari jam tiga tadi? Duh…

Ternyata Mas Budi sang penjaga parkir yang suka menawarkan les bahasa gorila beruang ke saya dan teman boncengan saya itu tidak tahu menahu tentang penguncian motor tadi. Bahkan Mas Budi meminjami saya satu set kunci salman, kali aja ada yang cocok. Dan ternyata, sesuai dugaan, tidak ada yang pas saudara-saudara.

Bingung, bolak-balik saya ke motor dan ke Mas Budi yang lagi sibuk mengurusi keluarnya kendaraan dari basement salman. Maklum selesai maghrib, masa wisuda pula, jadi banyak kendaraan hilir mudik. Saya pun pasrah dan ngobrol saja dengan Mas Budi.

Sepuluh menit kemudian, dari kejauhan tampak ada orang yang sedang mengambil motor di samping motor saya. Dia tampak bingung sedang memaju-mundurkan motornya. Saya pun berlari menghampiri.

Mas, tadi motornya dikunci cakram ya?

Iya, kok tahu mas…

Kayaknya salah kunci deh mas. Coba cek motor saya, itu kunci cakram mas bukan.

Sekejap mas itu mengecek dan kaget. Diambilnya kunci dari saku dan dijangkaunya ban motor saya. Cocok! Bebaslah motor saya.

Dia pun bertanya sudah lamakah saya menunggu. Saya pun meminta penjelasan kenapa dia bisa salah, dia datang jam berapa, buru-burukah. Ternyata mamas berperawakan agak gemuk dan tampak seperti orang kantoran itu datang pukul 4 sore. Karena motor saya paling pinggir kiri, saat mengunci jadi salah.

Hmf!

Untung baru 15-20 menit nunggu. Kalau mas udah duluan pulang, atau nggak muncu-muncul kan saya bingung.

Yah, dia hanya minta maaf sambil tampak bingung. Saya sih tidak mempermasalahkan. Cuma agak nggak enak membuat orang tua menunggu tidak jelas hampir 20 menit di luar sana. Saya sih berharap setelah dia meminta maaf, dia keluar motor duluan, terus pulang duluan, dan sebagai permintaan maaf setidaknya mentraktir saya ongkos parkir. Seribu doang. Tetapi tidak dilakukan. Orang itu hanya bingung dan menunggu saya pulang duluan. Ya sudahlah… Saya juga buru-buru mau membawa orang tua ke hotel. Mereka lelah dan sudah lama menunggu.

Pelajaran juga buat pembaca ya. Kalau mau motor aman dengan kunci cakram, saran saya, yang dikunci cakram motor sendiri ya. Jangan cakram motor orang lain…

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.