Tantangan telah datang. Hari-hari santai itu perlahan menyingkir, tertinggal oleh kencangnya arus waktu. Kini tinggal masa depan, meratap untuk dikejar, menunggu untuk digapai.

Minggu teori dari mata kuliah olahraga telah usai. Sekarang gua harus menghadapi minggu-minggu praktek. Duh, sungguh minggu yang berat, karena dalam praktik olahraga ini latihan dan ujian yang diberikan cukup berat, setidaknya bagi massa kampus ganesha yang kurus kayak gua ini.

Indikator keberhasilan dalam mata kuliah olahraga kurang lebih ada tiga. Salah satunya tentu saja berhasil menghapal satu modul olahraga yang isinya definisi-definisi bla-bla-bla itu. Tapi tenang saja, ujian teori masih berada nun jauh disana. Setidaknya seperti itu kelihatannya.

Sekarang, minggu praktik olahraga. Mahasiswa diharapkan dapat mengelilingi trek lari lapangan SORGA enam kali dalam 12 menit. Itu indikator yang kedua. Cukup berat bukan. Mungkin tidak seberat teman-teman yang kampusnya semimiliter, tapi ini cukup membuatku kewalahan. Untuk mencapainya, setiap sabtu dan atau minggu kami pun berlatih lari untuk melihat seberapa mampu kami orang melewati ujian itu. Hasilnya, wah memang kurang memuaskan. 13.30 rekor gua (sebenarnya emang baru pernah ditimer satu kali kok). Yah nilai 80 mungkin nasib yang harus gua terima. Atau mungkin tidak. Tergantung UTS kelak. UTS Olahraga = Lari Sekuat Tenaga.

Indikator lain, menang dalam pertandingan tim. Setiap kelas akan dikelompokkan dalam 3 cabang besar olahraga, futsal, basket, dan voli. Seperti yang anda kira, memang jumlah peminat futsal akan timpang dibanding yang lain. Satu kelas akan punya 1 tim olahraga yang kemudian akan dipertandingkan melawan kelas lain dalam fakultas yang sama. Kelas yang memperoleh juara 1 dapat nilai 100. Kejam bukan?? Begitulah nasib kami dalam mempertahankan nilai semester 2 ini. Pelajaran 2 sks, diluar konteks teknologi, yang menyusahkan.