Dunia Maya, Sosial Politik
Comments 8

Memperkenalkan “Go·Blok”, Layanan Terpadu untuk Gojek Haters

Anda tukang ojek pangkalan? Cemas karena keberadaan Gojek akhir-akhir ini? Dan tentu saja Iri dengan pendapatan mereka yang lebih besar bukan? Resah? Geram? Kesal? Benci? Tapi males ngapa-ngapain?

Tidak perlu khawatir. Kami hadirkan GoBlok. Solusi tepat bagi Anda para Gojek-Haters.

GoBlok didisain easy to use dan hassle free. Dua istilah tadi itu dalam bahasa Inggris. Artinya mudah digunakan dan bebas repot. Cocok bagi Anda yang malas mikir dan malas gerak. Tidak perlu susah apalagi repot. Anda tetap akan bisa meneruskan ritual suci turun temurun bermain poker di pangkalan Anda tanpa ada gangguan apa pun.

Go-Blok AppsUI

Layanan kami sangat lengkap dan terpadu. Kami memiliki empat layanan utama yang dirancang khusus agar Anda tetap bisa menikmati hari santai di pangkalan.

Surveillance – Intai Jalan

Dengan layanan ini, kami bisa memata-matai jalan atau RT tempat Anda mangkal. Anda tidak perlu sibuk-sibuk patroli. Tim kami yang akan memantau jalan. Kami pastikan, jika ada ijo-ijo lewat di daerah sana, sebelum kopi dan pisang goreng di pangkalan Anda dingin, Andalah yang pertama kali tahu.

Put Banner – Pasang Spanduk

Kadang-kadang, RT Anda memerlukan spanduk “Gojek Dilarang Masuk” di gerbang depan supaya mereka tidak berani kesana dan pengunjung tidak berani memanggil. Namun itu artinya Anda harus capek mikir disain spanduk dan juga capek memanjat tiang listrik untuk memasangnya.

Jangan kuatir. Dengan layanan “Pasang Spanduk”, tim kami akan menghandel disain, perizinan, sampai pemasangan akan kami lakukan di titik-titik yang Anda tandai. Semua akan beres itu semua selama Anda meneruskan pertandingan catur di pangkalan.

Roadblock – Blok Jalan

Jika diperlukan, tim kami dapat membuat Penghalang Jalan yang akan otomatis memblok ijo-ijo bermotor. Dengan layanan ini, kami akan memfilter (artinya menyaring) tukang Gojek pada penghalang jalan tersebut sehingga merea tidak bisa lewat.

Beberapa setting tersedia dalam layanan ini.  Setting “Seleksi Ukuran” akan menyaring ijo-ijo yang besar dan membiarkan yang berukuran kecil. Setting ini diperlukan supaya tidak terlalu merusak ekosistem. Namun jika Anda bukan aktifis lingkungan, Anda bisa menonaktifkan setting ini dan kami akan menyaring ijo-ijo dalam semua ukuran.

Layanan ini pun memiliki dua mode. Kesatu adalah mode “Catch and Release”, ini juga bahasa Inggris yang berarti tangkap dan lepaskan. Prinsip ini bagus untuk Anda yang suka mancing. Kedua adalah mode “Keeping”, bahasa Inggris juga nih. Artinya menyimpan. Mode ini baik digunakan untuk pengguna layanan kami yang terakhir.

Drop Hit – Gebuk Rame2

Supaya kapok, ijo-ijo tadi perlu Anda beri peringatan keras. Namun, jika Anda dan teman sepangkalan harus turun tangan, kehidupan mangkal di pangkalan Anda dan teman-teman akan terganggu. Bisa jadi Anda akan melewatkan sebuah taruhan gaplek atau bahkan lebih buruk jatah saat ada pelanggan butuh ojek datang ke pangkalan.

Tidak perlu risau. Kami dan tim bisa mengatur semuanya. Tinggal gunakan layanan kami ini, set posisi target peringatan Anda atau gunakan dengan layanan “Roadblock”, kami akan mengirim tim monyet terlatih pada posisi tersebut.

Go-Blok Banner

GoBlok memberikan layanan memuaskan. Tim kami sangat ramah. Aplikasi pun dirancang mudah untuk digunakan. Tidak perlu pintar untuk memakai GoBlok. Orang goblok pun cocok untuk memakai aplikasi GoBlok ini.

Tunggu kehadirannya di kota Anda.








By this point, you should realize that the above ad is a joke. Joke aside, ada video yang bagus dari Crash Course Economy ttg apa yang menentukan GDP sebuah negara.

Productivity vs Growth: Kenapa Ada Negara yg Kaya, Ada Yang Miskin

Dalam video tersebut dijelaskan bahwa yang membuat sebuah negara lebih kaya dari negara lain bukanlah sumber daya alamnya. Singapura dan Jepang gak punya tuh sumber daya alam. Bukan juga demografi. Indi. Hal itu memang berpengaruh, tetapi yang paling menentukan adalah gabungan dari semuanya. Dan hal itu disebut produktivitas.

Bagaimana suatu negra dapat mengelola seluruh yang dimilikinya dengan baik. SDA, SDM, regulasi dalam negeri, diplomasi dengan luar negeri, dan waktu.

Dalam konteks Gojek dan Ojek Pangkalan tadi, yang dipermasalah oleh ojek pangkalan adalah “seolah” Gojek merebut pelanggan setia ojek pangakalan. Dalam arti lain, menurunkan minat pembeli ke ojek pangkalan. Sebenarnya sih memang begitu, by design Gojek memang ingin meniadakan konsep ojek pangkalan.

Mengingat ojek pangkalan senangnya mangkal,  produktivitas ojek pangkalan sangat rendah. Kayaknya emang jarang yang make jasa ojek pangkalan. Mesti datang ke pangkalannya dulu, nego harga, belum tentu jadi pula. Buat urusan remeh-temeh misal mengantar bento papi ke kantor kan tidak mungkin lari ke pangkalan dulu. Jadi sebenarnya (lagi), Gojek juga ga begitu mengganggu pasar ojek pangkalan.

Sedikit Usul untuk Ojek Pangkalan

Menurut saya, jika ojek pangkalan itu mau mikir dan gerak sedikit mereka bisa meningkatkan produktivitas mereka. Dengan catatan tentunya, mereka harus merelakan gaya hidup berleha-leha di pangkalan sambil menunggu jatah penumpang.

Tidak tidak. Usul saya bukan gabung dengan Gojek. Nggak sedrastis itu.

Kalau niat bikin seragam dan pangkalan bersponsor seperti ini,
keknya hal publikasi atau berkongsi dengan pangkalan lain masalah kecil lah… Lanjutkan.

Gampangnya gini nih: iklan. Melihat maraknya gojek, saya lihat di berita-berita para ojek pangkalan ini pada masang spanduk anti-gojek kan? Nah! Harusnya mereka bisa kan masang spanduk iklan ttg ojek pangkalan mereka di RT terdekat. Atau poster kek. Pasang di beberapa tiang listrik strategis. Kasih kontak nomor hape disana. Call Service gitu… Lalu, jangan pasang harga yang maho. Standardisasi sesuai jarak/aktivitas.

Dengan publikasi sedikit gini kan warga sekitar bisa liat itu kontak dan nelpon ke pangkalan kalau ada perlu. Kaga perlu jalan ke pangkalan. Asal niat.

Atau mereka bisa buat asosiasi ojek pangkalan, bikin database yang bagus (cukup lokasi, member, dan nomor kontak) dan buat deh web-blog yang isinya peta pangkalan dan kontak. Lebih sip lagi… Apps lebih bagus tapi gak perlu sekeren gitu juga.

Contoh simpel yang bagus nih. Lanjutkan…

Legalitas

Tentu saja regulasi tentang hal ini sama sekali tidak disinggung dari artikel ini. Apakah ride-sharing sudah diatur oleh hukum atau tidak itu tentu masalah yang lain lagi. Di USA saja, Uber dengan layanan semua-orang-bisa-jadi-taksi nya sangatlah kontroversial dan mengundang debat hukum dan sidang terus menerus.

Hanya saja, disana gak ada tuh main ngeblok suatu area lalu main gebuk-gebukan kalau ada yang melanggar larangan bisnis di daerah tersebut. Cem yakuja aja, pake daerah kekuasaan segala.

Disclaimer

Penulis bukan bagian dari tim Gojek, bukan simpatisan Gojek, tidak pernah ketemu founder atau pegawai manapun dan tidak pernah memakai jasanya. Bahkan melihat dengan mata kepala langsung juga belum pernah. Penulis juga bukan ahli ekonomi, bukan ahli sosial masyarakat, dan juga bukan jurnalis. Penulis juga belum pernah mengalami rasanya menjadi tukang ojek. Memakai jasa ojek pun cuma ingat 2x seumur hidup.

Penulis hanya concern terhadap perkembangan teknologi dan start-up di Indonesia dan sangat senang dengan keberadaaan Gojek ini. Kayaknya ia start-up pertama yang dikenal oleh kalangan luas masyarakat Indonesia. Kan keren, mengingat perusahaan rintisan jenis serupa dari luar negeri (terutama silikon valley dengan Ubernya) juga akan merambah ke negara-negara berkembang.

Penutup

Bagaimana pengaruh Gojek ke Ojek Pangkalan pun sepertinya perlu dibuat riset tersendiri hanya klaim sepihak dari semua pihak, termasuk yg ditulis disini. Silakan kalau ada yg mau jalanin, lumayan buat tugas akhir kan.

Apapun akhir dari perhelatan Gojek vs Republik Indonesia ini sangat ditunggu dari Gojek. Agak penasaran juga, apakah teknokrat-teknokrat Indonesia dan masyarakat Indonesia bisa bersaing dengan sistem pasar terbuka yang makin dekat ini.

Perang e-Commerce yang terjadi di Indonesia 5 tahun silam sepertinya dimenangi oleh stakeholder luar negeri (baca: Lazada). Bagaimana dengan lini lain. Penulis sangat-sangat menunggu episode selanjutnya.

8 Comments

  1. Menarik idenya, eh itu ojek Radar daerah Jatiwaringin bukan sih deket Tol?
    Sebenernya udah ada sih konsep ojek langganan yang njemput ke lokasi pelanggan dan mengantar ke tujuan cuma biasanya range pelayanan antarnya terbatas, kalo kudu nyimpen banyak kontak ojek tiap daerah/zona mungkin repot juga, makanya go-jek bisa jadi salah satu alternatif.
    Tapi kadang nggak habis pikir sama pelanggan go-jek sih, masa iya nyuruh njemput di deket pangkalan ojek (ini beneran terjadi, cuma 20meter dari pangkalan ojek), ya bakal konflik lah, mungkin maksudnya bukan mengadu domba sih, tapi yg bijak saja lah.
    Setuju sih, daripada ribut ngurusin yg lain mending ojek pangkalan lebih mendekatkan diri ke pelanggan.

    • Terima kasih banyak atas komentarnya. Mantab buat artikel sendiri buat menambahi kekurangan artikel saya. I really appreciate that. Sayang di tumblr tidak bisa ditambahi komen.

      Saya tidak bermaksud menggoblokkan ojek pangkalan secara umum, tidak seperti yg mas kira dan tulis di paragraf terakhir. Kalau mas baca dengan teliti, setengah artikel saya memberikan sedikit ide agar ojek pangkalan agar lebih bersaing dengan usaha monopoli dari web (yg sebenarnya ide yg lebih brilian). Bahkan ada kalimat, nggak perlu gabung gojek.

      Kalau baca lebih teliti lagi, separuh artikel awal yg bertaju Go-Blok yg sifatnya lucu-lucuan itu ditujukan untuk para gojek-haters yg sukanya nge-blok dan violence: “Solusi tepat bagi Anda para Gojek-Haters”. Soal ojek pangkalan yg “bener”, ya fine aja. Saya bahkan membubuhi gambar2 contoh bagus ojek pangkalan yang patut ditiru.

      Kemudian saya ingin komentar artikel mas. Saya setuju argumen Ha-Joon Chang (baru denger ini nama) kalau kerja keras belum tentu linier dengan kompensasi. Sangat. Tapi contoh yg diberikan kurang setuju, masa driver di Indonesia dibandingkan dengan Swiss, berapa puluh faktor tuh yg beda. Kalau ojek pangkalan vs ojek Gojek cuma 1 faktor yg beda “information availability”. Jalur info satu lebih deras (apps) dari yg satu (nongkrong).

      Terus paragraf terakhir kedua juga kurang setuju. Mahal murah itu tergantung kualitas. Jelas kalau Gojek ngasih harga murah (promo) tapi kualitas handal itu lebih disukai, dan wajar juga kalau pas promo nanti harganya lebih mahal dari pangkalan. Soal populer nggak nya di masyarakat itu bukan masalah mental nawar atau tidak, namanya juga persaingan sehat.

  2. Dapet artikel ini dari temen yang menulis artikel mirip. Hihihi. Setuju. Produktivitas meningkat malah disirikin sama yang produktivitasnya rendah.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.