Tidak, artikel ini bukan untuk mengomentari langkah Pak Beye minggu lalu yang membuat akun Facebook dan Google+ yang sebelumnya membuat akun Twitter. Buat apa. Biar lah presiden kita yang lucu itu menikmati masa-masa akhirnya sebagau presiden. Tidak usah dikomentari. Toh, tulisan ini juga sudah divisikan agak lama sebelum itu.
Saya cuma agak penasaran dengan presiden 2030 kita kelak. Presiden apapun, mau Indonesia, Amerika, presiden PSSI. Kenapa 2030? Karena pada saat itulah anak angkatan 90 yang merupakan angkatan pertama yg mengenyam Internet sejak kecil (minimal SMP) memasuki umur 40an. Sudah pada qualified jadi pucuk-pucuk pimpinan lah ya. Angkatan Internet istilah saya.
Kenapa penasaran? Pucuk kepemimpinan tersebut biasanya dipilih oleh orang lain atau pemilu. Dan tentu saja, untuk memilih, latar belakang seorang calon tersebut akan dikupas habis, termasuk jejaknya di dunia maya. Angkatan Internet yg sejak kecil menyentuh Internet tentu saja pada punya kanal informasi di dunia maya tersebut. Baik untuk mencurahkan pikiran, pengalaman, dan ilmu di weblog atau mencurhatkan perasaan, kegiatan, dan artikel di jejaring sosial. Entah itu tumblr, facebook, wordpress, dll.
Bayangkan ketika pemilu, semua catatan abadi yg bisa dilihat khalayak banyak itu (entah memang artikel publik atau private/friends yg kemudian dibagi oleh temannya sendiri) akan diungkit-ungkit oleh media. Pemilu kan gitu banget ya? Pasti diangkatlah pandangan yg aneh-aneh dari si calon yg sudah tertulis sejak lama, bahkan jauh sebelum si calon niat atau menumpuk kredibilitas untuk jadi presiden.
Bedakan dengan angkatan tua sekarang yg mulai menyentuh Internet saat mereka sudah dilangit. Misalnya Pak Beye yang imut tadi, blognya Pak Dahlah Iskan yg membuka pikiran, blognya Pak Tjamaluddin yg berbobot. Memang tidak semua pejabat tapi hampir semua. Mereka sudah punya “nama” saat membuka koneksi ke dunia informasi nan kejam tersebut. Tentu saja, mereka akan menulis secara hati-hati. Pelan, berkualitas, tidak tendensius (bisa diterima banyak khalayak), dan tentu saja meningkatkan citra diri.
Angkatan Internet di sisi lain memulai sebelum mereka punya apa-apa. Jelas, banyak sekali tulisan mereka yg aneh-aneh dan kadang tendensius. Misalnya saya, kalau nyalon jadi presiden. Pasti artikel ini diungkit media dan dikomentar-komentari. Demokrat (kalau masih ada) pasti pada benci karena saya menulis foundernya dengan kata sifat lucu, imut, dan unyu pada paragraf pertama dan paragraf ini. Pasti ribut,
Penasaran saya, bagaimana nanti pemilunya ya. Nggak sabar ingin lihat.
Sebuah peringatan juga bagi Anda yg sudah memasang target untuk jadi presiden kelak. Hati-hatilah dalam meninggalkan jejak di Internet.
hayo loh bed, nanti pas udah gede di-stalk sama anak-anakmu sendiri.
Lucu, imut, dan unyu = banget