Informatika
Tinggalkan sebuah Komentar

Hebatnya Persepsi Manusia

Suatu hari, saya sedang duduk di sebuah bis dari Merak menuju Bandung. Saya duduk di dekat supir bagian depan kanan. Menjelang gerbang tol Pasir Koja Bandung, tentu saja bis tersebut melambat dan berhenti sesaat di salah satu kios pembayaran tol. Sambil transaksi, percapakan singkat itu pun terjadi.

Penjaga Gerbang Tol: “Gimana?”

Supir Bus : “Belum.”

Penjaga Gerbang Tol: “Oh.. Oke..”

Bayangkan. Supir dan kios tol tadi itukan jarang bertemu. Supir gitu, jalan dari Merak-Bandung saja sudah 5 jam sendiri per perjalanan. Paling pol mungkin mereka hanya bertemu beberapa kali dalam seminggu. Akan tetapi, percakapan mereka saat itu sangat sederhana. Dengan kata-kata sesingkat itu pun mereka bisa mengerti satu sama lain.

Apa nggak waw gitu? Saya sih kagum saja saat melihat fenomena itu. Tentu saja saya yang tidak terkait dalam pembicaran tidak punya ide sama sekali ttg. pembicaraan mereka. Direka-reka pun nggak ada klu sama sekali. Percakapan mereka begitu didesain supaya penguping tidak punya jejak apapun untuk merekonstruksi kejadian!

Kalau dimodelkan dalam konteks kecerdasan buatan kayaknya agak ribet deh. Harus lihat konteks kalimat dengan pengolahan bahasa alami (NLP). Harus cek agen lawan itu siapa. Harus liat daftar urusan dengan si agen. Kemudian, dihubungkan dengan konteks dari percakapan yg dilakukan.

Mungkin dalam kasus supir tadi lumayan sederhana dengan batasan tertentu. Asumsikan ada dua agen rasional yang jarang bertemu. Beri batasan bahwa urusan dengan lawan agen rasional tersebut hanya untuk satu masalah. Kita tinggal memberi tanda (flag bahasa kerennya) bahwa jika orang itu ditemukan pasti masalah yang dibahas adalah urusan yg itu. Nah, kalau batasan tadi dicabut, mulai deh keribetan terjadi. Bagaimana kita bisa melihat konteks dari kalimat sesingkat di atas? Hanya dari pertanyaan “gimana?”.

Beda dengan manusia. Di jalan, ketemu teman, langsung kita tanyain “gimana kemaren?”. Kedua belah pihak langsung mengerti yg dimaksud apa. Padahal kemaren yg mana pun ada banyak kemungkinan. Bergantung pada mimik muka dan gerak gerik saat bertanya juga, sepertinya.

Masih kurang yakin dengan hebatnya persepsi manusia? Buktinya Anda mengerti kan yang saya maksudkan pada artikel Kutipan Galau sebelumnya. Padahal saya tidak menyebutkan kata kunci apa-apa loh. 😀

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.