Tanggal 9 Juni kemarin, saya dan teman-teman berkunjung ke Bekasi Timur pada acara resepsi pernikahan murabbi kami Aditya Satrya. Kisah perjalanan pergi dan pulang kami sudah saya ceritakan tetapi acara resepsinya sendiri belum saya sampaikan disini. Setelah melihat resepsi pernikahan kak Adit ini, saya jadi berfikir bahwa saya ingin resepsi pernikahan saya seperti ini. Acara yang terbalut dengan hiasan yang tampak mewah walaupun sebenarnya sederhana. Mungkin.

Resepsi pernikahan Aditya Satrya dan Listya Citra S. ini diselenggarakan di Gedung OSO Sport, Bekasi Timur. Pertama sampai ke depan gedung ini saya merasakan kesan “wah” karena gedung ini memang cukup terlihat prestis. Di dalam pun, daerah resepsionis gedung tampak tertata rapi. WC gedungnya saja mirip WC di mall (kami langsung mencari toilet untuk cuci muka ketika kami sampai). Intinya saat baru masuk saya merasa masuk ke gedung yang mewah.

Setelah mengisi buku tamu, kami masuk ke ruangan utama. Kami langsung disambut oleh hiasan kain berwarna-warni di dekat pintu dan dinding-dinding gedung. Di ruangan utama terdapat dua baris meja berisi makanan prasmanan memanjang mengikuti panjang ruangan. Di tengah terdapat meja terdapat blok es besar dengan hidangan pencuci mulut di sekitarnya. Hiasan di meja prasmanan ini menambah kesan mewar dan bagus dari acara resepsi.

Di pojok depan ruangan, tentu saja pusat perhatian utama dari acara resepsi ini. Pelaminan dihiasi banyak hijau-hijauan dan disoroti lampu yang berkilauan emas. Dengan didampingi pembawa acara yang memegang mikropon di depan area pelaminan, acara resepsi terselenggara dengan sangat anggun. Pada saat kami sampai sekitar pukul satu siang, resepsi pernikahan sudah mencapai acara foto bersama kedua pengantin. Pengunjung resepsi pun sudah tampak sepi hanya tinggal beberapa keluarga dan kerabat dekat kak Adit. Antrian menuju pelaminan untuk berfoto dimoderatori oleh pembawa acara.

Di samping kiri dan kanan pelaminan, terdapat layar putih yang menampilkan kisah perjalanan sang mempelai. Kemudian yang paling penting adalah tidak ada organ tunggal disini. Sebagai penggantinya, suasana di ruangan utama ini seperti suasana di dalam mall. Ada musik pengiring tetapi berupa nasyid. Kemudian yang juga penting, ada kipas peniup uap air ke sisi dalam ruangan karena area Bekasi ini panas dan tidak ada AC di ruangan.

Ya, resepsi pernikahan ini tampak cukup megah. Akan tetapi, jika diperhatikan sebenarnya komponen-komponen penghias acara cukup sederhana. Beberapa kain hanya ditempelkan di tribun atas gedung. Layar putih untuk cerita kartun sejarah cinta masing-masing hanyalah layar proyektor biasa. Hanya ada meja makanan seadanya meskipun tampak memanjang melintasi tengah ruangan. Pelaminan jelas bukan panggung super besar berhias emas selayaknya pernikahan putra-putri kerajaan adat. Iringan organ tunggal yang biasa ada di acara seperti ini diganti oleh dendungan lagu nasyid yang diputar melalui speaker gedung. Panitia pun tidak perlu menyediakan kursi untuk pengunjung karena di kanan kiri sudah ada kursi tribun yang siap diduduki. Kondisi gedung olahraga dengan kesan yang mewah serta ukuran yang pas dan hiasan yang mengelilingi acara resepsi membuat acara ini tampak megah walaupun cukup sederhana.

Tidak begitu menghamburkan uang (nggak tau juga sih, saya kan tidak tahu biaya sewa gedung dan makannannya). Tidak begitu memaksakan kemewahan yang sangat tinggi pada acara pernikahan. Tidak begitu terlihat terlalu irit. Sederhana tapi terkesan megah. Memuaskan. Saya ingin resepsi pernikahan saya seperti ini. Haha, entahlah, masih lama juga sepertinya. Calonnya saja entah masih dimana. Hehe… 😀

Intinya nice job banget buat pasukan ikhwan-akhwat 2007 yang dikerahkan kak Adit untuk memanitiai acara ini.