Haduh-haduh
Comments 6

Pencurian di Ruang Tertutup

Pukul 11.00, Minggu, 22 Maret 2009, terjadi sesuatu hal. Hal ini termasuk peristiwa langka dan hampir mustahil melanda kami. Peristiwa ini sangat membingungkan. Kebingungan itu terjadi karena sebuah kehilangan. Kehilangan itu mengajarkan sebuah pelajaran yang sangat berharga bahwa kehilangan adalah cara untuk menghargai sesuatu.

Hari itu Sabtu 21 Maret 2009, setelah muak menjalani rutinitas seminggu sebelumnya dan UTS yang terus memburu kami, hal yang paling menyenangkan untuk para kaum bujang kos adalah nonton bareng. Bukan nonton di teater tetapi nonton film bajakan yang dijual di Pasar Simpang rame-rame di kos-kosan. Para bujang kos yang tidak tahu seperti apa cara yang tepat membuang penat akibat rutinitas ini memutuskan menonton di kosan ku.Kami bertiga nonton sambil sedikit membahas materi UTS minggu depan yang sangat fenomenal, Dasar Rangkaian Elektrik dan Fisika. Pelajaran yang terakhir ini membantai seluruh akademisi ITB angkatan tahun kemarin dengan hanya memberikan rerata 30 point (dalam skala 100). Indah,

Tontonan pun berlangsung sampai Minggu pukul 02.00. Film yang kovernya tampak seru itu ternyata cuma sampah. Aku tidur sampai Fikri membangunkan untuk subuhan pukul 05.00. Setelah bercengkrama bada subuh, merasa tidur semalam kurang lelap Aku dan Rizky pun balas dendam. Fikri yang keukeuh dari semalam belajar, tidak taklid dan tetap membuka Sadiku-nya. Sekitar pukul 7.30 ku terbangun karena Fikri ingin keluar untuk mengantar Notebooknya yang ingin dipinjam teman satu alirannya yang lain. Lalu aku kembali menemani Rizqy yang juga agak terbangun karena gangguan miskol dari teman SD-nya dari Lampung sana.

Pukul 11.00 hal itu terjadi. Aku dan Risky bangun, Fikri tidak ada – sedang ke toilet. Kebiasaan Risky mematikan hape saat tidur mewajibkan dirinya untuk mengaktifkan kembali gadget itu setelah bangun. Dia meraba kesamping kepalanya, ternyata ‘barang’ itu tiada, raib entah kemana. Panik, kami pun memanggil Fikri dan Kak Taufik, penghuni kamar sebelah.

Berikut gambar benda yang hilang itu berikut posisi dimana dia saat belum hilang.

Barang Bukti

Barang Bukti

Letak Benda sebelum Hilang

Letak Benda sebelum Hilang

Pencarian berlangsung seru. Seluruh sudut kamar diperiksa, mulai dari kolong sampai atap, dalam tas sampai kotak sampah ditengok. Berbagai teori muncul, mulai dari orang luar yang menyelip lewat jendela, orang dalam yang klepto, sampai berjalan sambil tidur untuk membuang hape diformulasikan. Tidak ingin salah satu dari teori itu terwujud, karena memang tidak mungkin, pencarian dilanjutkan dengan skala ekstrem. Kasur dibuka dan spreinya dilepas. Loteng di luar jendela ku periksa.Karena kamarku di lantai dua dan loteng diluar ini sangat curam itulah yang membuat kami menghilangkan peluang pencurian oleh orang luar. Toh, selama ini aku ke kampus jarang menutup jendela dan pintu fine-fine saja. Berikut gambar situasi kamarku dan jendela itu.

Pemandangan Kamar tampak Pintu

Pemandangan Kamar tampak Pintu

Pemandangan Luar dari Jendela

Pemandangan Luar dari Jendela

Pencurian oleh orang dalam pun kurang dimungkinkan, karena Fikri terus standby membaca Sadiku di kamar itu sementara kami pulas. Dia hanya keluar sesekali dan rentang waktu keluar itu tidak banyak. Sebenarnya aku ragu kalau terjadi pencurian, karena barang yang hilang hanyalah Samsung jadul sementara disana tersedia laptop, W910i, K790i, dan barang lain yang notabene lebih terlihat karena posisinya di tengah (posisi benda hilang agak mojok) dan lebih worthed dibanding ‘barang’ itu.

Ini teori Rizky. Orang dalam yang mencuri, sengaja ambil yang paling murah agar tidak terlalu mencurigakan dan tidak membesarkan masalah. Jika yang dicuri laptop tentu skala pencarian akan sangat besar sehingga peluang ketahuan jadi lebih besar. Melihat keabsurdan teori itu (karena aku percaya dengan orang-orang di kosan ini) aku pun kembali mencari meskipun hasilnya nihil juga. Maka vonis pun jatuh, bahwa objek bermerk Samsung itu resmi hilang.

Merenung, kami menyadari bahwa barang se sepele apa pun, berapa pun harga dan umurnya, jika itu milik kita, sudah jadi kewajiban kita untuk menjaganya, merawatnya, termasuk memberikan proteksi terhadapnya, tidak ceroboh meletakkannya, dan peduli bahwa dia bisa hilang kapan dan dimana saja termasuk di ruang tertutup kamar kosku dengan semua orang didalamnya. Hal-hal itu juga berlaku terhadap manusia, seorang yang kita sayangi misalnya, sudah sepantasnya kita berikan prioritas dan prioritas juga perhatian dan tutur yang baik semasa kita bisa memberikannya. Sehingga kehilangan bukanlah ajang menyesal karena belum memberi yang terbaik untuk mereka.

.

.

Hari berlanjut, menepati agenda siang pukul 14.00 kami pulang ke pangkalan masing-masing untuk mandi dan bersiap. Aku pun mandi dengan waswas karena kamar ku tinggal dengan posisi pintu tak terkunci dan jendela terbuka. Sebenarnya biasanya memang hampir selalu begitu dan tidak terjadi hal apapun, tapi aku tetap khawatir. Selesai berkemas aku merapikan medan dan tempat tidurku yang kusut akibat dibongkar-bongkar tadi. Ujung sprei yang copot ku pasang ke posisinya dan karena kotor kasur itupun diniatkan kubalik. Saat menegakkan kasur, terdengar bunyi benturan ‘duk’ dari sisi tipis kasur. Saat kumiringkan pun terdengar bunyi benda merosot ‘sroott’ di dalam sprei. Penasaran dan dengan penuh harap kuperiksa spreinya dan ternyata Samsung itu ada disana. Entah mengapa hal itu bisa terjadi seperti itu. Ku pun langsung menghubungi Fikri dan menyiapkan surprise untuk pemunya ‘barang’ itu.

Setidaknya ada sedikit pelajaran lagi yang dapat dipetik, bahwa kita jangan menuduh yang tidak-tidak kepada orang lain. Juga jika mencari hal hilang, carilah yang detil dalam rentang kejadian, bukan ke loteng dan kotak sampah. Rizky yang sudah memberi tahu keluarga tentang kejadian itu tidak bisa berkata apa-apa, cuma ketawa dan ketawa. Setidaknya berbagai pukulan kehilangan yang dia alami dalam pekan itu, pertama kakeknya yang tercinta, kemudian gadis yang dia cintai, dan ketiga kimia yang terkutuk, tidak diikuti hilangnya barang paling penting dalam komunikasi yang dia miliki itu. Syukurlah,^^

6 Comments

  1. bloksaya says

    sepertinya, pencuri hape tersebut tidak lain adalah..

    hape itu sendiri!

    pasti dia sudah bosan dengan pemiliknya yang lama dan memutuskan mencari pemilik yang baru.
    Seperti bisa kita simpulkan dari membaca tulisan ini bahwa si pemilik kurang menjaga barang miliknya.
    Kemungkinan, si hape merasa tersinggung dengan sikap tak peduli si pemilik sehingga dia (hape itu,red) memutuskan untuk kabur.

  2. Napa nggak dimiskol aja, mumpung benda itu terhubung ke jaringan selular?

    Btw, bagaimana anda tahu letak benda sebelum hilang dengan tepat (poto 2)? Mencurigakan.

    • Oh ya lupa diinfo kalo tu hape dimatiin pas anak lampung mengganggu…
      Letak sebelum hilang bisa diketaui dari info pemilik…

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.