Haduh-haduh
Tinggalkan sebuah Komentar

Saraba… Nomor telponku…

Saya sudah di Jepang hampir lima tahun. Tentu saja saya punya nomor telepon selular Jepang sendiri, karena sangat tidak praktikal untuk tetap memakai nomor telpon Indonesia. Namun, selama ini nomor telpon Indonesia itu tetap saya biarkan hidup. Well, karena semua orang yang saya kenal di Indonesia tahunya nomor itu. Sejak SMA saya pakainya itu. Jadi alangkah elegan kalau nomor tersebut terus saya pakai sampai saya pulang lagi ke Indonesia dan terus selama saya hidup. What a romantist thought.

Cara Bertahan Hidup

Sebelum berangkat ke Jepang, saya bertanya ke Grapari Telkomsel. Gimana caranya supaya ini nomor hidup terus tapa dipakai di Jepang… Konversi ke Halo aja, katanya… Tapi kalau dari As nggak bisa pakai nomor yang sama, harus ganti yang awalnya 0812 (etc)… -.- Well, that defeat’s the purpose. Ada cara lain nggak? Nggak ada, katanya…

Pff…

Untungnya, Kartu As itu kalau dipakai sejumlah tertentu, masa aktifnya akan bertambah sebulan. Ya udah manfaatkan gitu aja. Saya isi pulsa terkecil, Rp25.000 dan setiap bulan saya kirim SMS nge-junk satu ke random person. Karena roaming, satu SMS itu aja memakan biaya Rp7.000. Satu kali SMS sudah cukup pemakaian untuk memperpanjang masa aktif.

Hal ini berhasil dilaksanakan selama 3 tahun di Jepang. Aman.

Pulsa Tersedot Tiba-tiba

Awal Januari 2017, saya upgrade kartu SIM saya dari kartu jebot ke kartu yang support 4G. Saya juga kebetulan upgrade ponsel dari HTC Wildfire S ke Motorola Z Play. Karena, si api liar sudah melewati masa bergunanya. Kecil. Tombol rusak. Android nggak bisa diapdet. Susah dipakai lah.

Saya tidak tahu ini penyebabnya atau bukan. Sejak pergantian divais itu, entah kenapa pulsa yang saya isi selalu tersedot tiba-tiba. Tanpa SMS. Tanpa telpon. Ponsel selalu terhubung wifi, dan data selular di non aktifkan. Saya isi 50.000 via My Telkomsel app (yup, minimal pengisian entah kenapa naik) eh seminggu kemudian nol. NOL!

Saya cek *887# yang buat liat pemakaian pulsa terakhir, isinya GPRS 10kb sekian ribu. What??? Data selular non-aktif loh bro…

Unreliable CS Telkomsel

Karena kejadian ini berulang terjadi, sekitar bulan Mei 2017 saya bertanya ke cs@telkomsel.com. Udah dibalasnya lama, jawabannya standar jawaban customer service. Sama sekali tidak membantu.

(15/05/17) Mohon maaf atas ketidaknyamanan yang dialami, agar dapat saya bantu pengecekan lebih lanjut, silakan informasikan data berikut:
1. Tanggal dan jam kejadian,
2. Jumlah pulsa terpotong,
3. Jumlah sisa pulsa,
4. Lokasi detail.

Walaupun pertanyaannya absurd (Mana saya tahu tanggal dan jam kejadian! Justru saya yang pengen tahu!) ya saya balas. Sayangnya tidak digubris. Juli, karena kejadian sedot pulsa ini terjadi lagi, saya kirim email komplain lagi.

Terus dia minta Nomor KTP, nama ibu kandung, dan tanggal lahir. Via email. What!!! Bukannya nomor KTP sakral ya?

Sebulan kemudian, Agustus, balasannya hanya begini.

(23/08/17) Terima kasih atas data yang diberikan. Saya cek nomor 085280854471 tidak memilik paket data sehingga terpotong GPRS normal. Apabila menggunakan WiFi, pastikan menonaktifkan mobile data dan data roaming pada HP yang digunakan. Hal ini bertujuan untuk menghidari pemotongan pulsa.

Argghh… Do you think I am that stupid?!!

Okay, sabar. Saya kasih tahu kalau saya udah nonaktifkan segala macam setting ttg data. Dan ini tidak terjadi 3 tahun sebelumnya, hanya terjadi awal tahun ini setelah saya ganti upgrade kartu SIM dan hape. Itukah penyebabnya? Apa solusinya?

Terima kasih atas konfirmasinya. Tidak hanya setting-an mobile data yang di-OFF-kan saat penggunan layanan WiFi di luar negeri, namun juga data roaming/while roaming sebab ke dua setting-an tersebut harus dalam keadaan tidak aktif secara bersamaan. Hal tersebut bertujuan untuk menghindari akses GPRS roaming meskipun menggunakan WiFi. Apabila tetap bermasalah, silakan konfirmasi data berikut:
1. Waktu kejadian,
2. Jenis HP yang digunakan,
3. Nomor yang bisa dihubungi.

Sampah! Oke sabar… Masih saya layani, walaupun into di atas udah saya kasih di email-email sebelumnya. Entah mbaknya ganti atau Telkomsel nggak punya sistem ticketing yang bagus. Saya juga bilang lagi kalau ini kejadian sudah berkali-kali, komplain balasan emailnya lama, dan info di atas sudah pernah saya berikan. Dan saya sudah cek semua setting, sampai saya kasih skinsyut settingnya.

(30/08/17) Terima kasih telah menunggu, Bapak Albadr. Saya cek data di nomor 085280854471 tidak terdapat pemakaian pulsa pada tanggal 10 sampai 11 Juli 2017. Namun pada tanggal 12 Juli 2017 penggunaan telah sesuai karena terdapat pemakaian pulsa untuk akses data internet dengan tarif normal Rp17.500 saat berada di negara Jepang. Saya sarankan agar Bapak aktivasi paket Roaming jika berada di luar negri dengan dial ke *266# sehingga saat penggunaan akses data tidak dikenakan tarif normal GPRS Roaming. Info lengkap paket Roaming Telkomsel bisa cek di www.telkomsel.com/paketroaming.

Zuma! Mugabe! Trump!

Hilanglah semua harapan. Saya tidak lagi mengandalkan si CS. Saya sepertinya sudah terbiasa dengan customer service di Jepang. Masalah gini disini saya bayangkan bisa terselesaikan kurang dari satu jam. Paling lama satu minggu mungkin, dan mereka yang aktif mencari penyebab dan solusi masalah kita lalu menghubungi. Bukan sebaliknya.

Setelah itu, saya menerima nasib bahwa setiap bulan saya harus isi pulsa. Dan pulsa minimal itu akan langsung hilang lenyap. Demi nomor yang jarang saya gunakan ini tetap hidup.

Toh, cuma 500 yen per bulan. Small chip, right? Ya kalau minimal pengisiannya nggak naik lagi.

Solusi Penyebab Kelalaian

Awal tahun 2018, saya pulang lagi ke Indonesia. Sistem pembelian paket data ternyata sudah berubah drastis dari yang saya ingat waktu kuliah di Bandung. Dari tahun lalu pun juga beda.

Saya beli paket internet seminggu berapa giga, eh ternyata dapat kartu khusus paket data. Bukan paket ke kartu yang sekarang saya udah punya.

Untungnya Motorola Z Play support Dual SIM. Jadi, saya pasang kartu lama saya dan kartu paket data ini. Setting selular data-nya di set ke kartu paket data.

Wait…

Jadi punya ide! Asumsikan hape ini (atau applikasi My Telkomsel, atau apapun) dengan sampahnya mengirim paket GPRS tanpa izin, bahkan dengan setting data selular non-aktif. Berarti kalau koneknya ke kartu paket data yang baru, kartu lama nggak bakal masalah kan? Nggak ada sedot pulsa tiba-tiba lagi…

Balik ke Jepang, cek sebulan. Woop… Bener gan! Pulsa yang diisi ke kartu lama masih tetap ada sampai luama… Jenius! Satu masalah bisa dilupakan.

Saya pun terjebak rutinitas kantor. Beberapa lama kemudian, awal April…

Saya ngecek hape Motorola. Cek pulsa… Oh iya, dual SIM ya… Cek pulsa ke kartu lama. Hmm, kok aneh… Oh masa tenggang kali belum isi pulsa. Coba isi deh, kok aneh… Nggak bisa. Hmm…

Kartu Anda sudah tidak aktif lagi. Wait what!!

Saya hubungi orang tua di rumah buat konfirmasi ke Grapari. Yup, sudah lewat masa tenggang katanya.

 

Joseph-oh-my-god.jpg

Oh! My! Goddo!

 

Bisa direkoveri? Kagak! Udah diblok sama sistem. What the f***!!

Jadi gimana, ada cara lain nggak? Udah kagak bisa, di sistem udah nggak diterima lagi… What a stupid system.

Okey. Just like that. Nomor yang sudah saya bina selama sepuluh tahun, mati. Lenyap. Hilang selamanya… Sampai mungkin nanti direuse oleh Telkomsel dan dipakai oleh bapak-bapak gendut di suatu pulau antah berantah.

Moral of the Story

Apa ya…  Nggak ada kali… Customer service di Indonesia itu masih banyak ruang untuk lebih baik (baca: tidak bisa diandalkan)? Jangan terjebak rutinitas kantor segitu parahnya? Pasang alarm dan jangan lalai?

Sebenarnya tidak ada kerugian yang saya alami dari kejadian ini. Hanya sedih saja, idealisme dan romantisme satu nomor seumur hidup, lenyap!

Satu hal yang saya syukuri adalah, tengah tahun lalu saat kejadian sedot pulsa tiba-tiba itu terjadi, saya melalukan audit ttg akun online saya. Hampir semua service terutama sistem otentikasi dua faktor-nya saya redirect atau duplikat ke nomor Jepang. Jadi tidak ada akun saya yang terblok. Hanya akun mobile banking saja yang tidak bisa diakses lagi.

Dari lama sih saya ingin membuat Contingency Plan secara formal buat merekap semua koneksi antara akun email, webservice, hape, dan komputer. Serta risk assessment ttg apa saja threat factor dan akibatnya kalau salah satu komponen rusak, hilang, dan tidak bisa diakses. Apa tindakan pencegahan dan apa yang harus dilakukan kalau terjadi beneran.

Namun tidak ada waktu untuk membuatnya.

Penting ini. Harus dibuat… Jadi nggak bingung dan nggak harus cek akun satu-saku kalau beneran terjadi. Dan beneran terjadi kan!

Moral of the story? Buat sistem yang robust dan kalau perlu contingency plan untuk kehidupan akun online Anda.

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.