SEO

Entah kenapa, saya kesal kalau ada orang yang menanyakan atau membanggakan tentang SEO. Yup, SEO alias Search Engine Optimization. Kenapa kesal? Sebagian di antaranya tentu karena saya tidak paham benar tentang SEO dan cara mengoptimasinya. Optimizing an optimization? Seems legit.

Misalnya, sepertinya orang seenak udel saya meminta atau bertanya: mas bantuin search engine optimization dong biar web saya di atas pas googling. Orang-orang seperti ini biasanya mengesampingkan fakta bahwa ada banyak jutaan web lain yang sudah di-SEO-kan. Intinya, perkara mengedepankan webmu di halaman depan googlingan bukanlah hal yang mudah.

Terlebih lagi sepertinya orang tidak paham esensi dari SEO itu sendiri (Well, saya juga belum paham sebenarnya. Katanya ada seminar tentang SEO yang harganya jutaan. Entah kayak apa ya, bisa mahal gitu. Penasaran juga saya, tetapi nggak punya duit dan kemauan untuk ikut). Banyak orang menyangka bahwa SEO itu kayak masang iklan aja. Tinggal pastikan ada alat ini itu, dipasang tools-SEO ini itu, daftar di web ranker ini itu, beres. Atau pekerjaan yang dilakukan sekali lalu beres. Kalau begitu, gampang sekali bukan.

Menurut halaman pertolongannya Google yang didedikasikan untuk membahas ini, kita harus sangat hati-hati dalam menyewa SEO (search engine optimizer). Kenapa? Karena dalam praktiknya banyak SEO yang sebenarnya menipu, menyita web Anda, (baca sendiri artikelnya) atau benar mengoptimasi web Anda tetapi menggunakan kanoragan. Ilmu yang tidak disukai oleh search engine itu sendiri dan kalau ketahuan bisa di-ban permanen. Contohnya dengan menggunakan dua alamat palsu sehingga yang diambil search engine dan halaman asli adalah laman yang berbeda. Atau dengan menggunakan pasukan keyword sehingga satu halaman penuh kata-kata kunci yang sebenarnya tidak ada dalam konten tetapi berguna untuk mengelabui mesin pencari supaya berpikir kalau laman itu punya konten dengan kata kunci tersebut. Hal ini adalah ilmu hitam yang sangat berbahaya. Search Engine Land merangkum kesalahan umum situs plus praktik-praktik perdukunan SEO yang melakukan trik-trik bulus kepada bot search engine tersebut di SEO Checklist: 29 Worst Practice and Most Commont Failures.

Yang saya pahami ttg. SEO, entah benar atau nggak, correct me if i’m wrong, adalah bagaimana caranya kita menulis artikel yang bagus, mudah dibaca, dan sedang dicari banyak orang. Kemudian, artikel tersebut dioptimasi bagiannya seperti pada judul, url, image-title, dll serta penggunaan kata kuncinya misalnya apps vs application, atau ponsel vs telepon genggang mana yang lebih banyak diketik orang. Begitu saja…

Banyak blog mengenai copywriter dan blogging juga ceritanya seputar itu-itu saja kok. Bagaimana caranya menulis artikel. Sudah.

Menurut sebuah video penggunaan modul SEO-Tools di drupal di atas, inti dari SEO itu hanya ada tiga: great architecture, great content, dan great back-link.

Architecture harus bagus supaya laba-laba mesin pencari dapat mengenali mana yang bagian judul, mana yang tag, mana yang kategori, mana yang isi, mana yang meta dll. Juga supaya mesin pencari dapat melakukan navigasi dengan mudah dari satu laman ke laman lain. Url misalnya harus bisa dibuat sedemikan rupa supaya spider (dan juga manusia) bisa mengenali hierarki halaman. Kecuali kita bikin web sendiri, CMS kebanyakan sudah menangani bagian ini. Nggak perlu pusing.

Content jelas. Sebagus apapun arsitekturnya jika kontennya jelek tidak akan laku. Kontennya sebenarnya bagus tetapi susah dibaca (baik oleh manusia maupun spider-bot) sama saja. Harus konten yang kira-kira dicari banyak orang. Dalam pembuatan konten inilah biasanya perangkat SEO berguna. Misal untuk melakukan analisis tren, tema apa yang lebih populer, batik pekalongan atau batik cirebon. Kemudian menentukan kata kunci yang kira-kira orang nyasar kesini itu gimana. Kemudian melakukan keyword research, misalnya mana yang lebih sering diketik orang apakah wanita atau cewek, akhwat atau akhawat. Kemudian melakukan analisis pesebaran kata kunci pada artikel yang ditulis sudah merata belum, kebanyakan/ kedikitan nggak. Melakukan analisis paragraf pertama, panjang judul, gambar sudah pas belum. Dan seterusnya.

Content is king. If you write it, they will come.

Drupal, The Grizas Online, Ezone, dan banyak situs lain

Back-link alias sebanyak apa artikel kita ini direpos orang. Atau lebih tepatnya, sebanyak apa link yang menuju ke artikel kita ini betebaran di luar sana. Biasanya artikel bagus (atau kontroversial) kan yang merefer juga banyak. Hal ini bisa diperbanyak dengan iklan dan bisa dianalisis dengan perangkat SEO dari statistik web setiap harinya. Orang ngeklik kita itu asalnya dari mana saja.

Trio A-B-C SEO

Nah, inti dari pembicaraan saya adalah SEO itu susah tapi mudah [citation needed]. Dalam artian, susah kalaupun sudah di-SEO-kan nggak mesti keliatan langsung hasilnya. Mudah karena bisa dilakukan oleh penulis sendiri asal tools pembantunya sudah ada. Saya juga nggak tau sih bener nggak deskripsi saya tadi. Yang jelas kayaknya SEO yang putih gitu, bukan SEO yang menghalalkan segala cara.

Kalau di blog ini, yang penah saya optimasi cuma satu: artikel berjudul 15 Jejaring Sosial Terpopuler dan 6 Situs Jejaring Sosial Terkenal Lainnya. Overkill banget ya judulnya. Tapi ya itu, orang Indonesia suka judul yang “XX anu ter-wow”. Cuma satu itu karena di blog ini nggak ada kakas SEO. Toh, isinya aja random thought semua. Haha…

Artikel jejaring sosial tadi setiap harinya memberikan kontribusi separuh dari seluruh pengunjung blog saya. Tampak pada gambar di bawah. Setelah saya menulis asal artikel tersebut, saya melihat bahwa ternyata dia banyak di-search orang. Ya udah saya optimasi mana yang lebih bagus antara mahsyur, terkenal, dan terpopuler. Dan lain-lainnya, dan memang agak meningkat sih jumlah pengunjungnya walaupun nggak yakin juga saya karena optimasi saya bukan. Dan ada di halaman pertama loh artikel saya dengan kata kunci “jejaring sosial populer”. Hmm..

Artikel di blog yang paling tinggi sebelumnya dipegang oleh 10 Jembatan Terpanjang di Dunia. Artikel ini saya copas dari blog orang dan saya benahi urutan dan deskripsinya berdasarkan wiki. Lama-lama turun juga statistiknya kemudian disusul artikel jejaring sosial dengan magnitude yang lebih tinggi. Walaupun 15 Jejaring Sosial Terpopuler dan 6 Situs Jejaring Sosial Terkenal Lainnya paling tinggi dan ini artikel tulisan saya sendiri dari awal, saya tidak bangga sama sekali dengan artikel ini loh. Ya wong urutannya saja saya mengutip (setidaknya saya mengutip urutan yang dikeluarkan orang pada hari itu juga). Deskripsinya juga tinggal terjemahan atau sari dari wikipedia. Kebetulan aja ternyata banyak yang googling.

Yah kalau blognya mau banyak dikunjungi orang tulis aja artikel yang senada “XX anu ter-WOW”. Bahkan saya liat ada blog yang didedikasikan untuk itu, mengopas dari macam-macam sumber.

Kalau saya sih, lebih mending pake cara pak Budi Raharjo. Tulis aja terus tiap hari. Toh lama-lama artikelnya banyak dan yang nyasar juga banyak. Yang mantengin tiap hari juga kan ada.

Simpulannya saya masih agak kesel dan bingung kalau orang nanya tentang SEO. Kenapa nggak dilakukan sendiri aja sih sana…

So in short. SEO is WAAAAY more than just metatags or a simple, single drupal module. It has become a lot more complex. You will see good returns on setting up your Drupal site correctly, but the rest will come through linking and WRITING GOOD CONTENT. There are various articles on what modules to use etc here on drupal.org but the rest is basic SEO knowledge which you can get from reading up on it.

SEO is more than just a module, Drupal

Terakhir, sepertinya SEO di halaman ini sangat buruk. Mudah saja melihatnya, judul, apa itu cuma tiga huruf. Yang rekomen kan minimal 20 dan maksimal 70 (polnya di halaman hasil google). Buat yang mau belajar SEO lebih lanjut, google sudah menyediakan tips-tipsnya loh (link di bawah). Dilihat sekilas sih nggak ribet amat, tapi mungkin praktik sampai benar-benar muncul di halaman pertamanya itu yang ribet.

Yuk belajar dan menulis sebagus-bagusnya…