Sosial Politik
Tinggalkan sebuah Komentar

Motto : The World Can’t Be Changed with Pretty Words Alone

Hampir sebagian besar formulir memiliki ruas yang saya sangat sebal terhadapnya ini. Ya, ruas moto atau moto hidup. Setiap saya menemukan formulir yang menanyakan ini saya bingung mengisinya. Apa ya?

Jalani hidup tanpa moto.

Saya sih dulu kepikiran untuk mempunyai moto “Jalani hidup tanpa moto“. Lumayan kalau diisi ke ruas-ruas yang entah apa motivasinya menanyakan hal demikian. Jelas, tegas, dan cukup mendeskripsikan orang-orang seperti saya bukan? Orang-orang yang malas merumuskan kata-kata yang disebut moto. “Jalani hidup tanpa moto“, hmm bagus kayaknya.

Sayangnya kalimat “Jalani hidup tanpa moto” tadi tidak cantik. Malah terdengar seperti pelarian. Bukan terdengar sih, lebih tepatnya memang pelarian. Nggak ada keren-kerennya. Kalau orang mendengar bakal tertawa, meremehkan, menafikan, atau bahkan meminta saya mengisi yang benar. Kalimat moto tersebut juga merendahkan pemiliknya kan. Masa saya mau menulis moto seperti itu kalau ditanya di CV atau oleh orang yang penting, calon bos saat melamar kerja misalnya (atau “melamar” lainnya)?

Hal ini membuat pertanyaan besar untuk saya (bisa dilihat dari jenis heading-nya) dalam masa awal-awal menuju dunia orang dewasa ini.

Apa ya enaknya?

Moto yang dimiliki orang biasanya keren-keren atau punya unsur yang sangat puitis. Atau minimal bermakna lah dan yang terpenting tidak konyol seperti ide saya tadi. Satu atau dua kalimat pendek yang punya makna mendalam, membuat nyes orang yang membacanya sambil mengangguk-ngangguk. Moto ini menjadi seolah-olah prinsip yang harus dipegang terus. Walaupun saya tidak yakin mereka bakal ingat moto tadi pada saat-saat rileks biasa (misal lagi duduk di atas motor) atau saat keadaan genting (misal saat lagi dicegat operasi polisi atau saat melihat orang ditodong di jalan).

Gaya moto yang biasanya dimiliki orang :

Lakukan yang terbaik dalam setiap langkahmu.

Catatan masa lalu untuk masa depan.

Hiduplah seperti lilin yang menerangi orang lain bukan seperti … .

Teman adalah …

Saya sebenarnya tidak mengerti apa pentingnya moto. Kenapa harus ditanyakan di kebanyakan formulir. Bahkan saat formulirnya (sebenarnya) tidak memedulikan kondisi sang pengisi formulir, misalnya formulir pendaftaran iktikaf atau kebanyakan formulir lainnya. Saya bahkan tidak yakin kalau ruas moto tadi bakal dibaca oleh si panitia.

Prinsip? Okelah prinsip memang harus dimiliki setiap orang. Manusia tanpa prinsip akan sulit menjalani kehidupannya dengan konsisten dan lancar. Akan tetapi, menuangkan prinsip tersebut ke dalam ranah kata-kata adalah hal yang sulit dan tidak penting. (Tentu saja ini adalah alasan yang dibuat-buat oleh orang seperti saya yang malas membuat moto).

Bahkan Sakata Gintoki yang mengaku menjaga prinsipnya dalam-dalam tidak punya moto. Orang-orang (nyata) yang terkenal dalam sejarah manusia juga apa punya moto? Kutipan (quote), nasihat, atau kata mutiara mungkin iya. Moto? Tidak pernah dengar saya. Gandhi? Einstein? Gates? Obama? Siapa yang tahu moto mereka apa. Bahkan, Rasulullah Muhammad SAW saja setahu saya tidak pernah menyebut-nyebut moto. Cukuplah prinsip islam yang sudah jelas dan rinci itu saja yang menjadi dasar perjalanan hidup kita. Tidak perlu ada tambahan kata-kata lagi.

Start-up saya dan teman-teman nih. Membantu UKM sandang pelosok dengan mempromosikan produknya lewat internet dengan eCommerce. Kunjungi www.sandangindonesia.com dan beli sandang indonesia (batik, tenun, tapis) langsung online.

Siapa sih penemu moto. Jadi kesel juga nih.

Kalau perusahaan mungkin perlu lah moto atau slogan. Misalnya Sandang Indonesia, slogannya Khazanah Budaya Jatidiri Bangsa. Nokia Connecting People. Google dengan don’t be evil-nya. Perusahaan soalnya akan selalu dilihat orang dan ia memang berurusan dengan pelanggan jadi butuh bumbu yang catchy untuk meningkatkan kesan dan pamor serta keakraban dengan pelanggan. Juga sebagai janji prinsip yang diumumkan untuk jaminan terhadap gerakannya.

Moto untuk manusia biasa? Rasanya agak aneh. Bahkan saya mencari moto bagaimana yang bagus dan sering dipakai orang pun susah. Tidak percaya, coba saya sendiri di Google. Ada juga kata-kata mutiara dari orang-orang besar.

Lagipula moto itu kan cuma kata-kata cantik. Oke lah, maknanya bisa mendalam. Membuat orang terkesan. Memberi inspirasi. Namun, kata-kata ya tetap kata-kata. Terus? Setelah pamer ke orang, setelah orang tahu, setelah orang terkesan bagaimana? Ada yang berubah? Ada yang spesial? Apa orang itu bakal ingat? Atau kamu bakal ingat kalau orang itu tahu? Kalaupun iya hal itu cuma membebani diri saja kan. Dan dunia tidak akan berubah dengan moto tersebut. Cih… Membuat saya ingin berteriak :

The World Can’t Be Changed with Pretty Words Alone, guys!

Eh, hey… Tunggu dulu.

Kayaknya keren juga tuh kalimatnya. “The World Can’t Be Changed with Pretty Words Alone“, Mantap! Lumayan cocok dengan saya yang tidak suka dengan permotoan. Kutipan (quote) ini diucapkan dari orang keren juga pula,  Lelouch Lamperouge (Code Geass). Keren kan.

Artinya juga lumayan mendalam tuh. Dunia tidak dapat diubah hanya dengan kata-kata cantik belaka. Wah! Kalau dipikirkan lebih mendalam, kalimat tadi berarti kita tidak boleh cuma omong doang, kan? Pejabat tidak boleh hanya tebar janji kampanye saja. Ustadz juga tidak boleh hanya menasihati. Yang terpenting bukanlah kata-kata cantik, tetapi aksi. Wow keren.

Ya sudah deh. Kayaknya asik tuh buat jadi moto. Mantap juga kalau lain kali ditanyakan moto pada formulir atau wawancara jawabnya “the world can’t be changed with pretty words alone“. Widih…

Maknanya sih kalau dipikirkan lebih mendalam memang agak berat. Apalagi saya yang suka nge-blog, takutnya ada pretty words yang saya umbar tetapi tidak saya jalankan. Akan tetapi itu lah (seperti yang saya bilang tadi) risiko moto. Entah siapa yang menemukan cara aneh nan berisiko tinggi ini. Lagipula, makna yang berat dari kalimat tadi kan jika dipikirkan lebih mendalam. Kebanyakan orang Indonesia dan panitia penanya moto kan tidak terlalu memikirkan lebih dalam.

Sip, sempurna. My motto :  “the world can’t be changed with pretty words alone“.

What’s yours?


Catatan Penulis

Satu: Bentukan Kata Moto

mo·to n 1 kalimat, frasa, atau kata yg digunakan sbg semboyan, pedoman, atau prinsip spt “berani karena benar”; 2 kalimat, frasa, atau kata yg tertera di atas sesuatu yg menggambarkan sifat atau kegunaan benda itu

Oh ya, bentuk kata baku menurut KBBI adalah moto ya. Penggunaan huruf /t/ ganda pada judul supaya setara dengan bahasa Ingrisnya saja kok. 😀 Akan tetapi, memang kebanyakan orang masih salah dalam menulis kata ini. Kebanyakan ditulis dengan huruf /t/ ganda seperti yang ada pada judul artikel ini. Yah, saya tekankan sekali lagi: dalam bahasa Indonesia tulis dengan satu huruf /t/, dalam bahasa Inggris baru dua /t/.

Dua: Penyangkalan

Kebanyakan kalimat di artikel ini dan keseluruhan isinya adalah bercanda, jadi jangan terlalu dianggap serius ya. Takutnya nanti ada motto fanboy yang tersinggung dengan artikel saya ini lagi.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.