Pulang dari Lampung bawaanku cukup banyak. Semua bawaan itu terkompilasi dalam satu koper kecil merk President yang sudah tak terhitung seringnya menemaniku mudik. Kebanyakan bawaan ini adalah ‘souvenir’ lebaran yang sebenarnya tidak begitu penting. Diantaranya adalah 3 toples kue untuk cemilan di Bandung kelak, salah satunya –kue keju– disiapkan untuk ibu kos.

Presiden
Sampai dikosan Minggu Pagi 27 September pukul 06.40, kubongkar semua muatan president tadi sambil beres-beres kos. Tiga toples kuletakkan di meja makan (apa anda tahu saya punya meja makan di mamar kos saya?), trus ku mandi dan berpakaian dan tepar. Ku bangun saat Dzuhur. Bukan azan yang mendepakku dari mimpi, tapi deritan pintu kamar dan peringatan si Fulan bahwa dzuhur telah tiba.
Setelah shalat lalu makan siang, aku yang masih sedikit pusing melakukan aktivitas santai standar, menyalakan laptop. Ku buka visual novel Umineko no Naku Koro ni sambil kagum pertarungan antar witch yang begitu real dan keren deskripsinya. Risky tiba-tiba sms melapor kalo dia ingin berkunjung. Singkat cerita dia datang dan kami berempat pun nonton film, sebut saja X-Men Origin.
Satu dari tiga toples kue tadi sudah ku buka saat baca Umineko. Mau gak mau toples tadi jadi embatan saatn nonton X-Men. Tak pelak, dalam waktu singkat isinya habis. Kemungkinan, kejadian ini dapat menyebabkan batalnya kue keju jadi milik bu kos. Tinggal dua toples sih!
Saat itu pula Andre –anak kos kamar sebelah– masuk dan tiba-tiba menyodorkan beberapa bungkus makanan. Oleh-oleh dari padang ini cukup unik, dua bungkus remahan keripik X dan satu bungkus tempe. Tempenya pun unik karena ditengahnya ada ikan kecil -mirip ikan asin- kering menempel. Rasanya cukup unik dan rasa tempenya lumayan tidak terasa. Meskipun esoknya kami meragukan entitasnya sebagai tempe. Berikut gambarnya.

Tempe Fosil
Setelah itu Andre mengetuk lagi sambil membawa tiga bungkus oleh-oleh, kali ini untuk si Fulan. Dua diantaranya adalah tempe fosil tadi dan satunya keripik singkong balado yang tulisannya 95% Halal. Semoga saja kami salah baca. Soalnya tulisannya agak kabur dan dicolet sedikit aja hilang. Tapi enak kok keripiknya, gratis pula. Oh ya, tau gak? Balado itu artinya bersambel loh, kata Fulan. Jadi keripik balado artinya keripik bersambal.
Karena terlalu banyak makanan, sebagian oleh-oleh padang tadi pun disumbangkan ke dua pendatang kosan. Rizky dan Wahyu pun dengan senang hati menerimanya, anak kosan!
Tempe sintetis ya?
Gak jelas. Kayaknya tempe tapi fosil..
loh kok cuma rizky sm wahyu,bed? akunya??
hehehe
makasi aku uda bc blognya temenmu,,mantep rek!
Hehe, makan yang disekre aja mi.