Islam, Sains Logika
Comments 3

Ilmuwan Favoritmu Siapa?

Prof Salam“Scientific thought is the common heritage of mankind.”

Prof. Abdussalam

Beberapa waktu lalu, pertanyaan itu terlontar kepadaku. Yah memang kalangan mahasiswa apalagi yang berhubungan dengan dunia eksak sudah sepatutnya tahu beberapa biografi ilmuwan, kisah dan hikmah yang bisa dipelajari untuk sumber inspirasi atau sekedar backing jika ada yang nanya (^^v). Kini, mari aku ceritakan sedikit profil dari seseorang yang menjadi jawabanku kepada sang penanya. Seseorang itu adalah Professor Abdussalam.

Sebenarnya, tante wiki adalah tempat yang cukup untuk menanyakan tentang beliau.  But that’s not the case for not writing this article isn’t it?

Muhammad Abdussalam adalah satu dari tiga pemenang nobel di bidang fisika atas jasa mereka dalam menggabungkan dua dari empat teori tenaga interaksi fundamental fisika yaitu Teori Interaksi Elektromagnetik dan Teori Interaksi Energi Lemah. Penyilangan kedua teori paling dasar ini akan mengantarkan dunia fisika dan sains untuk lebih mendalami seperti apa alam semesta ini bekerja dan mengantarkan para ilmuwan untuk memformulasi satu teori paling canggih yaitu teori segalanya (theory of everything). Persatuan tenaga kedua interaksi ini disebut Tenaga ElektroLemah (Electroweak Force). Dengan teori spektakuler yang tentunya sangat memusingkan bagi kita ‘rakyat’ biasa ini, Abdus Salam, dan dua ilmuwan lain yang mencapai konklusi sama dengan hipotesis Abdus Salam walau dengan jalan berbeda, Sheldon Glashow dan Steven Weinberg dianugrahi nobel fisika pada tahun 1979.

Pak Abdussalam adalah orang Pakistan, lahir tahun 29 Januari 1926. Tentu saja, dengan nobelnya tadi, dia tercatat menjadi orang Pakistan pertama sekaligus orang islam pertama yang meraih perhargaan nobel di bidang sains. Selain nobel, beliau juga mendapat banyak perhargaan atas karya saintifiknya seperti Medali Einstein, Medali Hughes, dll.

Pak Salam masuk ke Universitas Punjab pada umur 14 tahun dengan skor tertinggi sepanjang sejarah universitas itu. Dia mendapat gelar masternya dari Kampus Pemerintah Universitas Punjab di tahun 1946. Pada tahun yang sama, dia dianugrahi beasiswa ke Kampus St.John, Universitas Cambridge. Disana beliau menyelesaikan gelar BA dengan Perhargaan Double First-Class Honours di Matematik dan Fisika pada tahun 1949. Pada tahun 1950, beliau menerima Smith‘s Prize dari Universitas Cambridge dengan anugrah kontibusi pradoktoral paling mengagumkan di bidang fisika.

Dia memperoleh gelar PhD dalam fisika teori di Cambridge. Tesis doktoralnya mengandung karya fundamental di bidang Elektrodinamika Quantum. Saat tesis ini dipublikasikan pada tahun 1951, ia telah meraih reputasi taraf dunia dan Adam’s Prize.

Sebagai saintis dan fisikawan, dia sangat berdedikasi. Banyak sekali teori fisika partikel elementer yang berkermbang atas kontribusi beliau. Beliau juga berkontribusi atas pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan di Pakistan. Beliau mengirimkan ratusan fisikawan, dan matematikawan dari Pakistan ke universitas terbaik di bidang itu di dunia untuk mengejar gelar Ph.D mereka. Beliau juga yang mengusulkan pendirian lembaga angkasa Pakistan dan membantu dalam program nuklir Pakistan. Nama beliau juga diabadikan dalam beberapa institusi sains di dunia.

RouteAbdussalam

Nama Jalan di CERN, Geneva

Abdussalam adalah muslim yang taat (setidaknya taat dalam ‘agama’ dia sendiri). Abdussalam adalah penganut agama Ahmadiyah. Dalam pidato penerimaan nobelnya, beliau mengutip Al Quran beberapa kali. Dia juga pernah menulis: “Al-Qur’an memerintahkan kita untuk merenungkan verities hukum Allah menciptakan alam. Namun, bahwa generasi kita telah diberi hak istimewa untuk melihat bagian dari desain-Nya adalah karunia dan rahmat untuk yang karenanya  saya mengucapkan terima kasih dengan rendah hati”. Beliau meninggalkan Pakistan sebagai bentuk protes saat pemerintah Pakistan menegaskan bahwa para ahmadis (penganut Ahmadiyah) bukanlah orang islam.

Profesor Abdussalam meninggal tahun 1996. Di batu nisannya di Rabwah terpahat “First Muslim Nobel Laureate”, muslim penerima nobel pertama. Akan tetapi karena dia menganut Ahmadiyah, hakim lokal memerintahkan untuk menghapus kata ‘Muslim’ di nisan itu sehingga kalimat pada nisan menjadi kalimat yang tidak masuk akal yaitu “First Nobel Laureate”, penerima nobel pertama.

Nisan Pak Salam

Di luar konteks bahwa beliau adalah seorang ahmadis, kontribusi beliau di bidang sains khususnya fisika adalah real dan sangat tinggi. Prestasi yang dicapainya – sejak beliau kecil – dalam kacamata dunia sangatlah tinggi, apalagi dalam kacamata Asia atau lokal. Pemenang nobel dari Asia tidaklah banyak kawan. Beliau juga berkontribusi besar kepada negaranya dan kepada pendidikan rakyatnya. Beliau sangat mencintai negaranya meskipun negaranya sempat mengkhianati dirinya.

Beliau juga membawa nama ‘islam’ ke dalam kancah sains dunia.  Beliau membawa dan menyebut Al Qur’an dan isinya dalam pidatonya, dan tidak malu menyebut-nyebut agama dalam konteks sains yang dibawanya. Beliau adalah salah satu dari sedikit ilmuwan yang mengetemukan batas ilmu dan agama. Setidaknya ini jauh lebih baik dari fisikawan partikel elementer yang kebanyakan ateis atau kebanyakan orang yang mempertentangkan ilmu dan agama di luar sana.

Beliau adalah contoh paling real yang bisa kita lihat sekarang atas segala kontribusinya. Meskipun dia ahmadis, kontribusi dan prestasi yang jelas terlihat inilah yang membuat saya menyebut namanya saat pertanyaan tadi terlontar.

Banyak ilmuwan lain yang mungkin jadi favorit anda. Anda yang islam, sama seperti saya pasti mendahulukan mereka yang seagama. Saya juga berpendapat sama. Mungkin Abdussalam tidak cocok menjadi seorang favorit dalam bidang agama, tetapi dalam konteks ‘ilmuwan’ dan spek bahwa dia harus membawa-bawa nama islam (tidak harus menganut secara benar), menurut saya dia contoh yang paling mudah dilihat. Mungkin Al Khawaizmi atau Ibnu Sina yang hingga kini masih terngiang namanya bisa menjadi kandidat konkret kedua setelahnya.

3 Comments

  1. Hebat ya seorang pejabat lokal berani membatalkan status Islam seseorang..sampai dibawa ke kuburannya… Inna lillahi…jahat sekali orang yg merasa punya hak merampas hak orang menyebut diri Muslim..

  2. Nesa Maisie says

    Ghamshahamida…(artinya Thank’s)

    Good Job!!,,Like This..

    D’tunggu karya selanjutnya.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.